Headlines News :
Home » » Menggapai Ampunan Allah di Akhir Ramadhan

Menggapai Ampunan Allah di Akhir Ramadhan

Written By MAHA KARYA on Saturday, August 10, 2013 | 8/10/2013

Ir. H. Faizal Adriansyah, M.Si
Ramadhan adalah bulan yang paling indah dan berkesan dalam hidup setiap muslim. Kehadiran Ramadhan tiba-tiba merubah “gaya hidup” kita secara drastis. Misalnya yang biasa merokok maka di bulan Ramadhan mampu menghentikannya, dimana di luar bulan puasa hal ini sangat berat dilakukan. Demikian juga suasana lingkungan kita tiba-tiba berubah, masjid, mushala menjadi ramai dengan orang yang sujud. Malam-malam Ramadhan hidup dengan lantunan ayat-ayat suci Al Quran dari menara masjid dan mushala. Inilah Ramadhan bulan yang kehadirannya sangat unik karena mampu mempengaruhi dimensi spritual dan dimensi sosial kehidupan kaum muslimin.  

Hari ini tak terasa kita sudah berada di penghujung Ramadhan. Hanya tinggal beberapa  hari lagi  kita akan mengakhiri Ramadhan ini. Tentu kita semua berharap akan mendapatkan maghfirah dan ampunan  Allah Azza wa Jalla, sehingga dapat menggapai derajat manusia muttaqin. Satu fenomena yang tak terbantah bahwa  semakin mendekati akhir Ramadhan banyak masjid yang jamaah menjadi lebih sedikit. Umat Islam sudah mulai sibuk dengan persiapan Idul Fitri, yaitu berkaitan dengan kebutuhan pokok, berupa makanan, pakaian, dan rencana silaturrahim ke sanak famili dan handai taulan. 

Namun kita tetap bersyukur  karena masih  ada sekelompok orang yang mempunyai perhatian dengan adanya maghfirah dan atau ampunan dari Allah Azza wa Jalla. Mereka ini tetap berdiam di masjid-masjid dengan melakukan i’tikaf, dan beribadah, serta membaca Al-Qur’an sepanjang hari. Bahkan mulai banyak  masjid yang  mengadakan paket qiamul lail disertai makan sahur bersama.  

Memang, kecenderungan manusia yang hidupnya berorientasi kepada akhirat, jauh lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang berorientasi kepada kehidupan dunia. Mereka yang tekun beribadah dan ingin menggapai adanya lailatul qadr, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang terus mengejar kehidupan dunia. Tetapi masih tetap ada, walaupun jumlahnya sangat sedikit, mereka yang ingin mendapatkan kemuliaan kehidupan di akhirat.

Manusia selamanya lebih mencintai kehidupan dunia, dibandingkan dengan kehidupan akhirat, yang masih abstrak. Hanya orang-orang yang memiliki komitment dan tingkat keimanan yang tinggi, yang dapat melaksanakan puasa, dan beribadah dengan sungguh-sungguh, sampai akhir Ramadhan. Selebihnya, manusia tak pernah mengindahkan akan kehidupannya yang akan berakhir, dan semuanya kekayaan yang mereka miliki itu, akhirnya berpisah dengan mereka.
 
Ramadhan Bulan Ampunan
Sungguh rugi mereka yang menyia-nyiakan bulan Ramadhan apabila hingga akhir Ramadhan dia tidak mendapat ampunan Allah, karena Allah menggelar ampunan seluas-luasnya dibulan ini, sebagaimana hadist-hadist berikut :  
"Barangsiapa puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya ia diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari-Muslim).
"Barang siapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu."  (HR. Bukhari-Muslim).
“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR Al-Bukhary, Muslim, Abu Dâwud, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy)
"Barangsiapa yang di dalamnya (bulan Ramadhan) memberi ifthar kepada orang berpuasa, niscaya hal itu menjadi sebab ampunan dari dosa~osanya, dan pembebasan dirinya dari api Neraka." (HR. Ibnu Khuzaimah  dan Baihaqi)
 
Amalan di Akhir Ramadhan
Dari ‘Aisyah ra   dia berkata: “Adalah Nabi SAW, bila sepuluh malam terakhir telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.”   (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Dalam lafazh yang lain: “Adalah Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)
 
Beberapa amalan yang pelaksanaannya sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah :
 
Pertama: Qiyamul Lail
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR Al-Bukhary, Muslim, Abu Dâwud, At-Tirmidzy, dan An-Nasâ`iy)
 
Kedua: Membaca Al-Qur`an
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an.” (QS. Al-Baqarah: 185)
 Jibril turun pada bulan Ramadhan untuk Nabi saw yang membaca Al-Qur`an sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Abbas ra  bahwa beliau berkata,
 
Ketiga: I’tikaf
I’tikaf adalah ibadah sunnah pada bulan Ramadhan serta di luar Ramadhan. Amalan tersebut adalah syariat yang telah ada pada umat-umat sebelum umat Islam dan merupakan mahligai kaum salaf shalih. I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia. 
“Sedang kalian beri’tikaf di dalam masjid.” (QS. Al-Baqarah: 187)
 “Sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau beri’tikaf setelah itu.” (HR. Al-Bukhary, Muslim dan Abu Dâwud)
 
Keempat: Memperbanyak Doa
Dan dalam sebuah hadits disebutkan: “Ada tiga orang yang tidak ditolak do’a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2) Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do’a orang yang dizalimi (teraniaya).  Do’a mereka diangkat oleh Allah ke atas  awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi)

Keberadaan doa pada bulan Ramadhan sangatlah kuat. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menyebut tentang amalan tersebut di sela-sela pembicaraan tentang hukum-hukum puasa. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada
 
Kelima: Taubat dan Istighfar
Taubat dan istighfar adalah amalan yang dituntut pada seluruh keadaan. Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman, “Dan bertaubatlah kalian seluruhnya kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (QS. An-Nûr: 31)

 “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan pada mata air-mata air, sambil mengambil sesuatu yang diberikan oleh Rabb mereka kepada mereka. Sesungguhnya, sebelumnya di dunia, mereka adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; Dan pada akhir malam, mereka memohon ampun (kepada Allah).”
(QS.  Adz-Dzâriyât: 15-18)
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin