Headlines News :
Home » » Mewujudkan Masyarakat Madani

Mewujudkan Masyarakat Madani

Written By MAHA KARYA on Friday, June 13, 2014 | 6/13/2014

Tgk. H. Abdul Karim Syeikh
Ketua MPU Kota Banda Aceh

Kata madam adalah dihubungkan dengan kota Madinah, kota yang dibangun oleh Rasulullah Muhammad SAW, kota yang menjadi pusat gerakan dakwah Islam dan dari kota Madinahlah Islam tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Kata madani dan madinah adalah berasal dari kata dasar maddana yang berarti membangun peradaban. Peradaban yang dibangun Rasulullah SAW lebih diprioritaskan pada pembangunan mental spiritual masyarakat. Rasulullah SAW mengetahui betul bahwa dengan membangun mental spiritual masyarakatnya akan membuat mereka menjadi orang-orang yang berperadaban.

Membangun masyarakat yang berperadaban itulah yang dilakukan Rasulullah selama sepuluh tahun di kota Madinah. Rasulullah telah membangun masyarakat Madinah menjadi satu masyarakat yang memiliki landasan keimanan yang kuat dan ketaqwaan yang meningkat, kokohnya persatuan dan persaudaraan, berkembangnya sikap tasaamuh (toleransi), penegakan hukum yang berkeadilan, mengembangkan syuura (musyawarah) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan keduniawian, mengembangkan dakwah amor ma ‘ruf dan nahi munkar, meningkatkan kesejahteraan hidup umat Islam dan menegakkan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia.

Langkah pertama dan menjadi pilar pertama dalam mewujudkan masyarakat madani yang dilaksanakan Rasulullah SAW adalah pemantapan iman dan peningkatan ketaqwaan umat kepada Allah SWT. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak pula berduka cita.” (Q.S. Ahqaaf : 13).
Istiqamah yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal shalih kapan pun dan dimana pun mereka berada. Keteguhan iman orang-orang mukmin yang telah dibina oleh Rasulullah SAW dilukiskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’anul Karim dalam Surat Ibrahim ayat 27: “Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan Allah memperbuat apa yang Dia kehendaki.”
 
Sasaran perwujudan masyarakat madani yang kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW di Madinah pada tempo dulu adalah mempeerat persatuan dan persaudaraan sesama umat Islam. Jika pada masa jahiliyah dahulu, di antara mereka saling membunuh, saling berperang, dan saling bermusuhan, maka ketika Islam datang mereka dipersatukan oleh Rasulullah SAW sebagai suatu umat yang bersaudara. Persatuan dan persaudaraan itu terwujud karena terikat dengan ajaran agama yang dianutnya yang memerintahkan pemeluknya untuk berpegang teguh pada agama Allah dan melarang berpecah belah.

Oleh karena sesama orang mukmin bersaudara, maka sesama orang mukmin tidak saling mengejek, tidak saling menghina, tidak saling memfitnah dan tidak saling bermusuhan. Setiap orang Islam berkewajiban menyelamatkan orang Islam lainnya, baik dari ucapan lidahnya maupun dari tindakannya. Inilah maksud dari hadits Rasulullah SAW.

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang ketiga adalah mengembangkan sikap tasaamuh (sikap toleransi), baik sesama umat Islam maupun antara umat Islam dengan non muslim. Antara sesama umat Islam tidak dibenarkan menjadikan agama Islam sebagai objek memecah belah umat Islam. Tidaklah karena gara-gara dorongan hawa nafsu seseorang atau sekelompok orang yang bermotif dan berorientasi pada mencari popularitas, keuntungan ekonomi, mendapatkan jabatan atau karena fanatik dan kesetiaannnya pada tradisi nenek moyangnya, maka ajaran agama dijadikan tamengnya untuk memecah belah umat Islam.

Jika umat Islam sudah terjebak pada ajakan hawa nafsu yang negatif, maka masyarakat Islam akan terkotak-kotak dan terpecah belah ke dalam banyak kelompok, yang setiap kelompok mengklaim dirinya sebagai kelompok yang paling benar, sedangkan kelompok lain atau madzhab yang lain dianggap sebagai pihak yang salah bahkan dituduh menyesatkan. 

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang keempat adalah penegakan hukum yang berkeadilan. Siapapun yang melakukan perbuatan yang melawan hukum, apakah para pejabat atau rakyat, orang kaya atau melarat, semua sama diperlakukan dalam menjalani ketetapan hukum. Semua hakim harus selalu menerapkan asas keadilan hukum dalam penetapan hukum terhadap berbagai kasus hukum yang terjadi di wilayah hukum dimana hakim itu bertugas. 

Berhubung prinsip keadilan harus ditegakkan dalam penetapan hukum, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya telah binasa orang-orang sebelum kamu karena mereka menegakkan hukum (had) pada rakyat kecil dan tidak memberi sank si hukum kepada orang-orang besar, dan demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sekiranya Fatimah putri Muhammad itu mencuri, sungguh aku potong tangannya. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang kelima adalah pada penerapan sistem syuura (musyawarah) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan keduniawian, termasuk masalah penentuan kepempimpinan. Persoalan apapun yang ada kaitan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan persoalan rumah tangga harus diselesaikan dengan jalan musyawarah. 

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang keenam adalah pada pengembangan dakwah amar ma ‘ruf dan nahi munkar di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya pengembangan dakwah amar ma ‘ruf dan nahi munkar, maka Dinul Islam yang pada awal berpusat di Kota Madinah menjadi tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Karena memiliki karakteristik dakwah amar ma ‘ruf dan nahi munkar serta dilandasi dengan keimanan yang kuat, maka umat Islam dipandang oleh Allah sebagai Khaira Ummah, umat terbaik dibandingkan dengan umat-umat lainnya.

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang ketujuh adalah pengembangan wawasan keilmuan dan peningkatan penalaran umat Islam. Dalam kaitan ini beranda mesjid Nabawi di Madinah dijadikan oleh Nabi sebagai tempat transfer nilai-nilai moral dan ilmu pengetahuan. Dari hasil didikan Nabi di beranda mesjid Nabawi itu telah lahir jenderal besar Khalid bin Walid dan beberapa negarawan, seperti Khalifah Abu Bakar Al-Siddiq dan khalifah Umar bin Khatab RA. Pada masa Nabi SAW dan beberapa dekade sesudah masa beliau, mesjid bukan hanya dijadikan sebagai pusat ibadah, tapi juga merupakan pusat peradaban Islam.

Sasaran perwujudan masyarakat madani yang kedelapan adalah peningkatan kesejahteraan hidup umat Islam. Kesejahteraan hidup yang dikehendaki Islam adalah kesejahteraan hidup yang berimbang antara kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani, kebutuhan fisik material dan kebutuhan mental spiritual. 

Terakhir, sasaran perwujudan masyarakat madani adalah menegakkan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia. Semua manusia dipandang sama nilainya dalam mendapatkan pelayanan dan kenyamanan dari pemerintah.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin