Bulan suci Ramadhan sudah semakin dekat. Kaum muslimin yang beriman sangat merindukan kedatangannya. Mereka telah mempersiapkan diri sejak bulan Rajab dan Sya’ban. Mereka sering berdoa kepada Allah: Ya Allah! Berkahilah kami bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan (HR: Ahmad dan Thabrani). Dengan doa ini mereka mengharapkan panjang umur, sehat lahir batin dan dapat beribadah di bulan Ramadhan.
Di Aceh dan sebagian daerah lainnya di Nusantara, secara tradisi mereka berkumpul di meunasah-meunasah, masjid-masjid pada Malam Nisfu Sya’ban (15 Sya’ban). Malam tersebut ada zikir, ada shalat sunat secara berjamaah, ada makan kenduri, tetapi yang paling menarik adalah adanya Taushiah dari orang alim (ulama, teungku, ustaz dan umara) yang isinya berkenaan dengan datangnya bulan Ramadhan yang mulia. Ini sangat positif.
Orang alim (ulama) tersebut mengingatkan masyarakat (ummat) Islam supaya bersiap-siap menyambut bulan suci Ramadhan yang datang setahun sekali. Dikatakan; Ramadhan adalah Sayyidusysyuhur (Penghulu segala bulan). Allah Azzawajalla telah mewajibkan puasa sebulan penuh: Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Mudah-mudahan kamu menjadi orang-orang yang takwa ((QS, Albaqarah:183).
Ibadah pada bulan Ramadhan pahalanya sangat besar kalau dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Allah melipatgandakan pahala dari sepuluh sampai 700 (tujuh ratus) ganda. Ada juga pada bulan Ramadhan Shalat Sunat Tarawih, Tadarus Alquran, I’tikaf di sepuluh akhir Ramadhan, Malam Lailatul Qadar yang lebih mulia dari seribu bulan Ibadah dan bulan Nuzul Quran. Dibaca ayat dan hadits-hadits Nabi tentang keutamaan bulan Ramadhan.
Dijelaskan juga kebisaan Rasulullah pada bulan Sya’ban yakni banyak berpuasa sunat sebagaimana hadits dari Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu Anha: “Dan tidaklah aku melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan sama sekali kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihat beliau dalam satu bulan lebih banyak melakukan puasa sunat dari pada bulan Sya’ban” (HR:Abu Dawud).
Dalam tradisi Aceh, Ramadhan juga disyiarkan lewat Hari Meugang, yang dilaksanakan satu atau dua hari sebelum Ramadhan tiba. Meugang adalah hari penyembelihan binatang ternak (lembu, kerbau) sehingga setiap rumah adanya daging untuk menu makanan yang bergizi. Tradisi yang telah ada sejak turun temurun ini juga dinilai positif asal jangan dikait-kaitkan dengan sunnah, sebab Nabi tidak pernah melakukannya.
Semarak Ramadhan perlu kita gebyarkan di zaman banyak informasi melanda umat islam. Lihat MTQ Nasional di Batam seperti ditenggelamkan oleh berita-berita pencalonan Presiden RI dan Gebyar Piala Dunia di Brazil. Jangan-jangan Ramadhan tahun ini juga dapat di “geunton” oleh berita-berita sekitar Piala Dunia dan kampanye Pemilihan Presiden yang sangat gencar sehingga Syiar Ramadhan kurang menguat.
Maka sangat tepat apabila kita mengikuti sunnah Nabi. Setiap menjelang Ramadhan beliau menyerukan; Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan puasa bagi kalian. Pada bulan itu dibuka pintu surga, dan ditutup pintu neraka serta dibelunggu setan-setan( HR:Ahmad). Para shahabat dan tabi’in juga ulama-ulama besar setelahnya selalu menyampaikan kepada ummat Islam agar menyampaikan berita kedatangan bulan Ramadhan.
Umat islam memang harus membuat program yang efektif dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan; Jumhur ulama menganjurkan: Persiapkanlah perbekalan Ramadhan, yakni dengan mempelajari ilmu Fiqih tentang Bab Puasa, Bab Shalat dan Bab Zakat. Dengan ada ilmu kita enak mengerjakannya. Wajib sunat, makruh, mubah dan haram sudah mudah dikenalnya. Beribadah tanpa ilmu akan menyulitkan diri sendiri.H. Ameer Hamzah
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !