Sulaiman AB,
Nasabah Sukses Baitul Qiradh Baiturrahman
Bagi Alvina (8 th) dan Ilham Syahputra (4 th) keinginan berpakaian baru untuk lebaran Idul Fitri atau Idul Adha setiap tahunnya tidaklah terlalu menggebu. Karena kedua anak pasangan dari Sulaiman-Nurul Kamariah itu selalu mendapatkan jatah baju atau celana dengan model, bahan dan warna yang disukai buah hati, setibanya sang ayah pulang dari memborong pakaian di Medan. Maklum, Sulaiman adalah pedagang pakaian anak yang rutin berbelanja ke kota besar ini 2 pekan sekali.
Bagi Alvina (8 th) dan Ilham Syahputra (4 th) keinginan berpakaian baru untuk lebaran Idul Fitri atau Idul Adha setiap tahunnya tidaklah terlalu menggebu. Karena kedua anak pasangan dari Sulaiman-Nurul Kamariah itu selalu mendapatkan jatah baju atau celana dengan model, bahan dan warna yang disukai buah hati, setibanya sang ayah pulang dari memborong pakaian di Medan. Maklum, Sulaiman adalah pedagang pakaian anak yang rutin berbelanja ke kota besar ini 2 pekan sekali.
Belanja barang dagangan menghabiskan 50 juta Rupiah bukanlah kendala bagi mantan pedagang kaki lima yang kini beralih dengan menyewa toko berukuran 4x4 meter di Pasar Aceh, tepatnya Jl. Chiek Pante Kulu Lorong Elit Nomor 120, Banda Aceh. Ada lembaga keuangan syariah yang akan membantu pinjaman lunak dengan berbagi hasil kepada pemilik toko "Alvina Kids" penjual eceran dan grosir khusus pakaian anak-anak.
Cita-citanya semasa kecil memang ingin menjadi pedagang. Sebelumnya, pria kelahiran Sigli, 6 Oktober 1973 ini menimba ilmu langsung menjadi karyawan toko permadani dan karpet milik sahabat. Bang Man beralih sebagai pedagang kaki lima sejak 1999. Seiring tragedi gempa/tsunami Aceh, 26 Desember 20014, usaha Bang Man, panggilan akrabnya sempat mandek. Tapi tak lama, dermawan Amerika Serikat asal Gampong Punge Jurong, Banda Aceh tempat menetapnya bersama beberapa pedagang lain mendapatkan pinjaman modal bergulir yang dititipkan di Kantor Pusat Baitul Qiradh Baiturrahman (BQB), Komplek Masjid Raya Baiturrahman. "Uang pinjaman, 5 juta Rupiah melalui Baitul Qiradh dimanfaatkan untuk modal berjualan pakaian anak," kisahnya. Sedangkan lapak tempatnya berjualan disediakan bank konvensional milik pemerintah di Jl Chik Pante Kulu tidak jauh dari tokonya.
Pinjaman cuma-cuma melalui BQB dilunasi setahun kemudian. Karena sering berhubungan dengan kasir BQB, selanjutnya saat Sulaiman memerlukan modal usaha, tanpa segan ia sampaikan ke biro simpan-pinjam berbagi hasil ini. Benar saja, sejumlah pinjaman dengan besar yang sama dengan syarat mudah didapat. Usaha pun berkembang, dari pedagang emperan toko, kini menyewa sebuah toko sebagaimana disebutkan sebelumnya. Satu prinsip yang selalu dijaganya, melunasi pinjaman tepat waktu. Walau aqad disepakati, selalu saja pinjaman berhasil diselesaikan sebelum jatuh tempo.
"Sebenarnya saya lebih tertarik menjual karpet dan permadani. Namun diperlukan modal dan tempat lebih besar dari toko ini," katanya. Usahany terus saja berkembang. Bahkan sebelum jalan-jalan protokol pusat kota dibersihkan dari lapak pedagang kaki lima, anak dari pasangan Abu Bakar-Umi Kalsum ini puluhan pedagang yang selalu "kucing-kucingan" dengan petugas penertiban ini, menjadi mitra dengan mengambil barang dari tokonya untuk kemudian dijual, kilah Sulaiman yang kini memiliki rumah lain hasil laba berniaga yang dimanfaatkan menjadi gudang usaha di kawasan Gampong Peuniti, Banda Aceh.
Satu hasrat menggebu, sebuah toko yang lebih representatif dengan lokasi strategis. "Bila tempat didapat, modal bukan lagi persoalan karena ada Baitul Qiradh Baiturrahman," tambahnya dengan optimis.NA RIYA ISON
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !