Headlines News :
Home » » Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Written By MAHA KARYA on Friday, June 20, 2014 | 6/20/2014

Tgk. H. Mutiara Fahmi Razali, Lc, MA
Dosen Fakultas Syari'ah UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Jika Allah SWT menghendaki dan umur kita masih panjang, sebentar lagi tamu mulia Bulan Suci Ramadhan akan datang ke setiap rumah kita, ke masjid dan meunasah kita, ke kampong dan negeri kita. Maka, bagaimanakah kita akan menyambutnya? Apakah masih sama seperti tahun-tahun yang sudah. Kedatangannya disambut dengan kemeriahan di sepertiga yang pertama, lalu memasuki pertengahannya sedikit demi sedikit mulai terlupakan dengan berbagai kesibukan duniawi yang justru mencerminkan kita ingin ramadhan itu cepat berakhir dan berganti dengan hari raya.  

Dalam riwayat lain oleh imam Ahmad, An-Nasa'i, dan Al-Baihaqi, dari Abu Hurairah rasul bersabda:  "Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkati. Allah telah mewajibkan atas kalian shaum padanya. Di dalamnya dibuka lebar-lebar pintu-pintu surga, dan dikunci rapat-rapat pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaithan-syaithan. Di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebajikan pada malam itu, berarti diharamkan baginya segala rupa kebajikan".  
Jika demikian keutamaan bulan Ramadhan, maka marilah kita sambut bulan suci Ramadhan sebaik mungkin dengan beberapa adab dan persiapan, diantaranya; Pertama, memohon kepada Allah  agar diberi umur panjang dan kesehatan jasmani dan rohani hingga dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan .
Ketika kita telah memasuki bulan rajab dan sya'ban, Rasulullah mengajarkan kita dengan doa yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya dan Thabrani:  Sebagaimana nabi juga bertakbir dan berdoa dengan sebuah doa yang ma'tsur jika telah melihat datangnya hilal ramadhan sebagaimana diriwayatkan oleh Turmuzi dan Ibn Hibban dalam Shahihnya:  "Dari Ibnu Umar ra, dia berkata, dulu Rasulullah SAW apabila melihat Al-Hilal beliau mengucapkan doa: " Allah Maha Besar, ya Allah, tampakkan al-hilal itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, dengan keselamatan dan Islam, serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Tuhanku dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah"

Kedua, bersukacita dan gembira dengan datangnya bulan suci ramadhan ? Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" ( QS. Yunus 58)

Ketiga, menyiapkan diri untuk memaksimalkan ibadah dalam bulan ramadhan dengan cara membuat perencanaan-perencanaan sejak awal.  Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mempersiapkan berbagai perencanaan, perencanaan keuangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya yang bertujuan guna tercapainya keuntungan yang maksimal dari suatu program. Bahkan mungkin sebagian kita telah pula mempersiapkan berbagai macam asuransi dan jaminan bagi keluarganya untuk menghadapi berbagai kemungkinan jika meninggal dunia.  Lantas Kenapa kita lupa dan lalai menyiapkan persiapan untuk diri kita sendiri  guna keuntungan kita di hari kemudian? Hari yang merupakan kehidupan abadi kita. Hari tiada guna harta, keluarga, sanak saudara, pangkat dan jabatan,  kecuali amalan kita yang kita bawa serta bersama?

Sudahkah kita mengevaluasi hasil amalan ramadhan kita pada tahun yang lalu sebagai perbandingan bagi perencanaan dan perbaikannya di tahun ini? Berapa juz bacaan Alquran, berap malam shalat taraweh yang tertinggal, beerapa kali sempat salat qiyamullail? Berapa banyak sedekah yang kita infaqkan? Saiydina Ali berkata: Barang siapa yang tidak mempersiapkan rencana dan memperhitungkan berbagai resiko, maka satu saat kelak ia akan menyesal.

Keempat, Mempersiapkan menyambut ramadhan dengan mengulang kaji ilmu dan hukum terkait puasa dan zakat fitrah. Karena sesungguhnya tidak sah amalan seseorang tanpa ia melaksakan amalan tersebut dengan syarat dan rukun tertentu. Syarat dan rukun tentu tidak dapat kita ketahui tanpa kita pelajari.  Allah SWT berfirman  : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( QS An Nahlu: 43)

Rasulullah juga menegaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya adalah fardhu ain bagi setiap muslim. Ilmu fardhu ain yang dimaksud dalam hadis ini adalah ilmu agama yang dengannya akan benar amal ibadah kita dan menyelamatkan kita dari azab neraka kelak. Program tafaqquh fid din, tadabbur makna alquran dan hukum-hukum mestinya juga menjadi perhatian kita selain amal ibadah rutin dalam bulan ramadhan.

Ramadhan mestinya juga mencerminkan bulan persatuan umat Islam karena ia adalah bulan yang penuh dengan syiar-syiar  Keislaman. Sungguh miris dan ironi ketika kita justru  melihat sebagian orang yang menjadikan bulan ramdhan sebagai ajang munculnya kembali perselisihan umat yang berakibat kepada konflik-konflik sosial di tengah-tengah umat. Mulai dari perdebatan metode penetuan awal ramadhan dan syawal dengan rukyah atau hisab, jumlah rakaat shalat tarawih, penyaluran zakat fitrah dengan nilai uang dan lain sebagainya. Persoalan ini biasanya muncul akibat kurangnya wawasan keilmuan atau ta'assub terhadap sesuatu pendapat yang terkadang justru menyalahi pendapat jumhur.  

Sesungguhnya Agama Islam telah memiliki mekanisme yang sangat baik guna menghindari terjadinya perselisihan dalam hal-serupa ini. Allah berfirman dalam surat An Nisa': 59: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.".
 
Ayat ini mengandung dua makna utama. Pertama adanya kewajiban untuk taat kepada Allah, taat kepada Rasul, dan para ulil amri. Kedua, perintah agar kembali kepada sumber-sumber hukum Islam jika terjadi perselisihan dalam berbagai permasalahan.  Adapun tafsir dari kata ulil amri sebagaimana diriwayatkan oleh para sahabat dan dinukilkan oleh imam Ibn Jarir at Thabary dalam tafsirnya Jami'ul Bayan 'an Ta'wil Ayil Quran dapat disimpulkan kepada tiga pendapat. pertama para pemimpin atau umara, kedua para ulama dan ahli fiqih, dan ketiga para sahabat rasul atau lebih khusus ada yang menyatakan khalifah Abu Bakar ra dan Umar ra.
 
Atas dasar ini, selaku umat Islam pada hakikatnya kita dituntut untuk taat kepada para pemimpin khususnya dalam persoalan khilafiyah seperti ini. Sebab qaedah ushul menegaskan "Hukmul Qadhi Yarfa'ul Khilaf"  artinya putusan dari hakim ataupun penguasa dapat menghilangkan perselisihan. Oleh karenanya peran Kementerian Agama dalam hal ini sangat penting untuk dijadikan sandaran. Kalaupun sebagian berdalih bahwa pemerintah tidak dapat ditaati dengan berbagai argumen yang sebenarnya kurang beralasan, maka kita masih dapat mengambil pendapat kedua yang menyatakan bahwa para ulama dan ahli fiqih adalah para ulil amri yang wajib ditaati. 

Dalam persoalan penetuan ramadhan misalnya seluruh imam mazhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali) sepakat bahwa metode yang wajib ditaati adalajh ru'yah al hilal atas dasar hadis shahih daripada rasulullah saw daripada riwayat Bukhari dan Muslim:  Shumu liru'yatihi wafthiru lirukyatih. Apalagi jika kita berpegang bahwa makna ulil amri itu adalah para sahabat rasul atau dengan kata lain memahami makna ijma' sahabat sebagai salah satu sumber hukum maka perselisihan tentang berbagai persoalan dalam ibadah puasa mestinya dapat kita hindari. Maka oleh karenanya, mekanisme yang diatur oleh Allah swt dalam ayat tadi sudah sangat tepat untuk menyelesaikan berbagai potensi konflik dan khilafiyah dalam berbagai persoalan umat.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin