"Apabila manusia telah meninggal dunia, maka semua amalnya terputus kecuali dari 3 perkara, yaitu (1) sadaqah jariyah, (2) ilmu yang bermanfaat, dan (3) anak shaleh yang mau mendoakannya".
(HR. Bukhari-Muslim)
Mendidik dan mencetak anak shaleh di era globalisasi sekarang ini bukan pekerjaan gampang. Banyak orangtua mengeluh karena anaknya tida seperti yang diharapkan. Pepatah Aceh pernah mengingatkan : "Watee reubong mantong jeuet taweng, oh ka jeuet keu trieng han ek taputa." Hal ini antara lain mereka dicengkeram oleh dahsyatnya perkembangan teknologi termasuk pula lingkungan dimana mereka berada. Anak shaleh adalah idaman setiap pasangan suami istri. Tak ada ayah atau ibu manapun yang menghendaki anaknya menjadi tidak baik.
Kebahagiaan di dunia karena kebaikan yang dicipta oleh anak kita, itu adalah syurga permulaan yang bisa kita nikmati di dunia, sebelum menikmatinya dengan kekal di syurga yang sesungguhnya, dalam kehidupan setelah kehidupan ini. Anak adalah syurga atau neraka kita. Untuk itu, mari kita mulai untuk menjadikan anak sebagai perhatian utama kita, sebelum yang lain. Menjadikannya sebagai orientasi utama kita ketika kita memilih pasangan hidup. Ketika kita memilih pekerjaan. Ketika kita memilih tempat tingal, memberi makan dan memilihkan sekolah dan teman terbaik untuknya.
Memang, dalam ilmu pendidikan, dikatakan bahwa peran ibu dalam pendidikan anaknya adalah sangat besar. Ki Hajar Dewantara misalnya, menegaskan bahwa salah satu pusat pendidikan dari tri pusat pendidikan, adalah keluarga. Dan di antara ayah dan ibu, ibulah yang memegang peran penting. Hal ini relevan dengan sabda Nabi SAW, bahwa surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu. Maksudnya, surga anak tergantung sepak terjang kaki seorang ibu.
Bila kaki sang ibu menuju ke surga, maka anak pun menuju surga. Dan sebaliknya, bila kaki sang ibu menuju ke neraka, maka anak pun menuju neraka. Di sinilah arti pentingnya, kita perlu menyiapkan kaum wanita dengan pendidikan yang sebaik-baiknya. Hafidz Ibrahim berkata: "Ibu adalah ibarat lembaga sekolah. Bila engkau mempersiapkannya dengan baik, berarti engkau telah menyiapkan generasi yang kuat dan kokoh".
ir. H. Basri A. Bakar M.Si Pimpred Tabloid Gema Baiturrahman
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !