Beberapa kali Allah mengatakan: Allah berkehendak. Pertama Allah berkehendak
dalam ayat 26 An-Nisa’ dan dalam ayat 27.
Dalam 28 Allah mengulangi lagi tiga kali. Sebuah perkataan yang sudah diulang
tiga kali, itu berarti bobotnya penting. Satu kali biasa saja, dua kali menjadi
menarik perhatian orang dan ketiga kali juga tidak dipatuhi berarti orang itu
sudah keterlaluan. Allah menghendaki untuk memberi keringanan masalah harta.
Semua orang perlu harta. Lalu Allah menentukan cara kita memperoleh harta
itu. Semua orang perlu lawan jenis. Laki-laki perlu wanita, sebaliknya wanita
perlu laki-laki. Itu diberi jalan keluar, kalau tak mungkin cara begini, maka ada
cara begitu. Yang jelas kemauan itu harus terwujud.
Dalam bentuk yang berbeda, Allah memberi keringanan, asal manusia ingin
menempuh jalan yang telah digariskan oleh Allah swt. Jangan gunakan jalan
pintas. Itu jalan yang paling jelek. Jalan yang paling jelek yaitu zina.
Memang dalam mengadakan hubungan laki-laki dan perempuan ada caranya. Ada
jalannya. Tak bisa jalan begitu, akan ada jalan begini. Justru yang tak boleh jalan yang jelek. Yang paling
jelek yaitu perzinaan. Apapun alasannya itu tidak boleh.
Kemudian, Allah mensyariatkan suatu kewajiban, contohnya shalat. Mari kita
lihat surat Al-Maidah ayat 6: Dalam hal ini, Allah juga memberikan suatu
kemudahan dan keringanan jika satu syarat tak dapat dipenuhi. Demikian juga
dalam berpuasa. Dalam tatacara buang hadas, dalam berwudhuk, dan lain-lain.
Hikmah yang dapat kita lihat apa? Allah selalu memberi jalan keluar saat
kita betul-betul tidak dapat melaksanakan sebagaimana yang disuruh. Misalnya, dengan air kita dapat pindah dengan tanah
untuk bersuci. Puasa Ramadhan dapat pindah kepada bulan lain bulan lain kalau ta
mampu berpuasa dalam Ramadhan. Kita dapat qadha dalam bulan lain.
Kenapa Allah memberi keringanan? Karena, manusia pada dasarnya itu dha’if (lemah). Saya kira itu tidak
perlu dibuktikan lagi. Kita lahir sangat-sangat dha’if. Seorang anak lahir dari rahim ibunya dha’if sekali, sehingga perlu disusui sampai dua tahun. Firman Allah
dalam Surat Al-Baqarah ayat 333: seorang bayi sebaiknya disusui oleh ibunya dua
tahun. Ilmu pengetahuan pun mendukung agar seorang ibu menyusui seorang anak sampai
dua tahun. Kenapa? Itu pertanda anak itu dha’if.
Prof. Dr. H. Azman Ismail, MA; Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !