Headlines News :
Home » » Konsep Silaturrahmi yang Ideal

Konsep Silaturrahmi yang Ideal

Written By MAHA KARYA on Sunday, September 7, 2014 | 9/07/2014

Tgk. H. Masrul Aidi

Pondasi dasar berkembangnya agama Islam di Mekkah tidak terlepas dari metode pendekatan silaturrahmi yang dilakoni dengan sangat baik oleh Rasulullah saw sesuai dengan perintah Allah swt dalam Quran surat Syu’ara ayat 214.
Karena itu Rasulullah menganjurkan ummatnya untuk bersilaturrahmi dengan janji yang sangat menggiurkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Barangsiapa yang senang dimudahkan rizkinya dan dipanjangkan umur, hendaklah bersilaturrahmi.”
Defenisi
Imam Raghib al-As-fahan mende­ nisikan silaturrahmi dengan: “Berbuat baik terhadap kerabat dalam bentuk ucapan dan perbuatan, termasuk dalam makna silaturrahmi adalah mengunjungi mereka, menanyakan berita tentang mereka, membantu memenuhi kebutuhan mereka dan berusaha untuk kemaslahatan mereka.”
Dari defenisi di atas dapat kita pahami bahwa silturrahmi tidak terbatas sekedar pada saling berkunjung, karena berkunjung hanya merupakan salah satu bentuk silaturrahmi, disamping bentuk-bentuk lain sebagaimana disebutkan dalam de­fenisi.
Anjuran bersilaturrahmi
Selain hadis yang telah disebutkan di atas, sangat banyak ayat Quran dan hadis yang menganjurkan silaturrahmi, Surat an-Nisa ayat 1 dengan tegas menyandingkan antara perintah taqwa kepada Allah dengan silaturrahmi dengan kerabat dan handai taulan. “... dan bertakwalah kalian kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namanya kalian saling meminta, dan (peliharalah) silaturrahmi, sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Ancaman
Dalam surat al-Baqarah ayat 27, Allah mende­fenisikan orang yang fasiq dengan tiga ciri : 1. Merusak  perjanjian dengan Allah 2.  Memutus silaturrahmi 3. Berbuat  kerusakan dimuka bumi Fasiq merupakan suatu sifat yang tercela didalam Islam yang menyebabkan
pelakunya di diskuali­fikasi dari beberapa kedudukan penting, diantaranya, orang fasik tidak boleh diangkat menjadi imam dalam salat, tidak boleh bertindak menjadi wali untuk menikahkan anggota keluarganya, orang fasiq tidak diterima kesaksiannya, dan banyak yang pantangan lainnya.
Itu baru sekelumit hukuman didunia, sedangkan di akhirat akan sangat beragam bentuk ancaman dari Allah untuk orang yang memutuskan silaturrahmi, diantaranyan terdapat dalam Quran surat Muhammad ayat 22 dan 23 “maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan berbuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan silaturrahmi. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”
Tradisi
Konsep silaturrahmi yang demikian agung dalam syariat Islam, pada prakteknya kemudian dipersempit oleh tradisi yang ada, seakan-akan silturrahmi hanya terbatas pada akti­ tas saling mengunjungi antar kerabat dan handai taulan serta suguhan makanan dan minuman ala kadar dan itupun hanya diakui apabila terjadi di bulan Syawal ketika Idul Fitri dan di bulan Zul Hijjah ketika Idul Adha. Sedemikian kuatnya tradisi ini, sehingga pertemuan di waktu yang lain tidak dianggap sebagai silaturrahmi, dan pertemuan dihari raya pun tidak sah menjadi silturrahmi kecuali dengan datang berkunjung kerumah berikut dengan acara perbaikan gizi berupa makan dan minum.
Solusi
Akibat dari pemahan yang sempit tentang makna silaturrahmi, telah menyebabkan banyak hubungan persaudaraan yang putus karena tidak datang berkunjung di hari raya walaupun sehari sebelumnya telah datang pada hari “meugang” lengkap dengan tentengan daging dan sumber gizi lainnya.
Sempitnya pemahaman silaturrahmi telah pula menyebabkan biaya hari raya semakin melonjak, karena akti­ tas yang sepatutnya dijalani sepanjang tahun akhirnya terpaksa di “rapel” alias jamak ta’khir pada hari raya, barometernya dapat ditanyakan ke pihak Bank
Indonesia, berapa besar kebutuhan uang tunai dan receh sejak dari 25 Ramadan sampai dengan 10 Syawal.
Dampak lainnya adalah banyak PNS yang terpaksa dipotong TPK karena telat masuk kerja demi kejar target silaturrahmi disamping dampak tragis banyaknya nyawa melayang sia-sia.
Oleh karena itu, ada lah sangat penting bagi kita untuk mengembalikan makna silaturrahmi ke arah sebenarnya sesuai dengan tuntunan syariat bahwa setiap interaksi sosial yang positif antar individu adalah silaturrahmi, mudah-mudahan dengan pemahaman yang demikian, beban mental dan keuangan akan dapat direduksi, dan beban kerja pemerintah akan terkurangi, walaupun untuk memberikan pemahaman yang benar tersebut beban kerja para ulama dan ustad  bertambah berat. Wallahua’ l am
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin