Ifthar merupakan bahasa Arab yang berarti buka puasa bersama, atau sebuah perjamuan saat berbuka puasa selama bulan Ramadan. Iftar adalah salah satu ibadah di bulan Ramadan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama. Ifthar dilakukan menjelang waktu Magrib. Biasanya, kurma menjadi menu andalan dikonsumsi ketika berbuka.
Dalam sepekan terakhir, dari sejumlah undangan ke redaksi, hanya dua kegiatan buka puasa bersama yang sempat dihadiri, pertama kegiatan Buka Puasa Pengurus Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia ( DPD KNPI) Provinsi Aceh di Gedung Pemuda, Senin (7/07). Kedua adalah buka puasa bersama Pengurus Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di jambo Geumuloh, Lampriet Banda Aceh, Selasa (8/7) kemarin.
Ketua Umum Dapur Da’i Nusantara (DAINA) Provinsi Aceh, Tgk. Muhammad Yusuf, S.Ag M.Pd , juga seorang Pengurus KB PII Aceh mengatakan bahwa tujuan buka puasa bersamaadalah upaya meraih hikmah dalam berpuasa, karena di dalam buka puasa bersama terkandung hikmah tersendiri yang lebih spesifik. Sebagaimana hadits dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisal orang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.
“Hikmah iftitar adalah melatih sifat kedermawan, rasa sosial serta memperkuat silaturrahmi dan ukhwah islamiyah sesama kita umat muslim,” jelas Muhammad Yusuf, kepada Gema Baiturrahman.
Menurutnya, di dalam ibadah puasa mengandung hikmah sosial seperti adanya zakat fitrah, sehingga melalui buka puasa bersama kata M Yusuf, kegiatan buka bersama dapat menjadi sarana media sosial, dan menjadi ibadah yang tidak saja mahdhah namun sekaligus menjalankan ibadah ghoiru mahdhah.
Selain itu, Buka puasa bersama banyak sekali manfaat dengan adanya buka puasa bersama ini, misalnya mempererat emosionalitas, meningkatkan semangat membantu orang lain, menjadi jembatan fastabiqul khairat yakni, berlomba-lomba dalam kebaikan, dengan di dalam buka bersama terdapat kegiatan ibadah secara kolektif.
Lebih lanjut kata M Yusuf, dengan adanya buka puasa bersama, sehingga adanya uunsur-unsur yang kebersamaan ini punya manfaat tersendiri di dalam Ramadhan, sehingga memosisikannya sebagai tradisi yang baik yang selayaknya terus dilestarikan.
Jangan abaikan Maghrib
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry Aceh, Dr Tgk Syamsul Rijal, MAg menjelaskan berbuka merupakan pertanda berakhirinya aktifitas berpuasa pada hari itu, yaitu pada waktu ghurub al-syam. Niat berbuka berarti membolehkan diri untuk tidak menahan diri dari tidak makan, tidak minum dan sebagainya yang menjadi kewajiban saat menunaikan puasa.
Menurut Syamsul berbuka puasa disunahkan berbuka puasa dengan sebiji kurma, sebagaimana tradisi Rasulullah, dan atau air minum serta buah-buahan, setelah itu Shalat Maghrib untuk kemudian, dilanjutkan dengan makan sesuai dengan hidangan yang tersedia sebagai rezki penuh berkah dariNya.
Adapun dimana anda berbuka, bersama siapa anda berbuka, sebutan berbuka bareng (berbuka bersama), dimana sekumpulan komunitas hadir di tempat tertentu melakukan buka bersama (Ifthar Jamai) itu sudah masuk pada wilayah kultural.
Sekretaris Komisi Bidang Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh ini Melihat aktifitas Buka puasa bareng , tentu memiliki beberapa hikmah, antara lain membangun serta mempererat jalinan ukhuwwah antar sesama. Apalagi di sela berbuka itu diisi dengan aktifitas lainnya, seperti ada tausiyah jelang berbuka, tentu majelis buka bareng menjadi tempat share ilmu yang berfaedah, demikian juga dapat saling bertemu bertukar pikiran dan pengalaman selama ini.
Keadaan ini tentu mempererat jalinan persaudaraan dan Juni diperlukan apalagi dalam konteks kehidupan terkini. Sehingga tanpa sadar aktifitas ini akan membangun kohesi-sosial yang cukup diperlukan sebagai ikatan interaksi sosial di antar sesama. Di dalam aktifitas ini juga akan terpatri rasa setara (equliberitas) antar sesama, karena secara bersama sama berbuka tanpa melihat siapa dan atau status sosial yang dimiliki. Disini terdapat nilai nilai kesetaraan yang terbangun dari aktifitas tersebut.
Meskipun demikian, ketika tidak disentuh dengan manajemen yang baik, acapkali juga peserta. Etika asyik dengan bukannya sehingga tidak khusyuk dalam shalat maghrib yang memiliki waktu terbatas. Oleh karena itu hendaknya menjadi atensi, jangan hanya Ifthar Jama’i tetapi meninggalkan ibadah Shalat Maghrib secara jamaah pula.
Media silaturrahmi
Hal serupa juga dikatakan Ketua DPD KNPI Aceh, Jamaluddin ST pada acara Buka Puasa dan Dilaog Pendidikan, Senin (7/7) kemarin, di Gedung Pemuda Lampriet Banda Aceh. Kepada wartawan Jamal mengatakan buka puasa ini dilaksanakan KNPI Aceh merupakan, wahana momen bersama keluarga besar KNPI untuk menyambung silaturrahmi dan menguatkan tali persaudaraan.
Hal serupa juga dikatakan Ketua DPD KNPI Aceh, Jamaluddin ST pada acara Buka Puasa dan Dilaog Pendidikan, Senin (7/7) kemarin, di Gedung Pemuda Lampriet Banda Aceh. Kepada wartawan Jamal mengatakan buka puasa ini dilaksanakan KNPI Aceh merupakan, wahana momen bersama keluarga besar KNPI untuk menyambung silaturrahmi dan menguatkan tali persaudaraan.
Sebelumnya, kegiatan buka puasa bersama KNPI tersebut dirangkai dengan buka puasa bersama dan penyantunan 20 anak yatim. Acara buka puasa bersama ini dihadiri oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, Ketua DPR Aceh, Hasbi Abdulah, Kapolda Aceh,Irjen Pol Husein Hamidi, para kepala SKPA, keluarga besar KNPI Aceh, OKP, serta sejumlah tokoh pemuda yang ada di Aceh.
“Semoga acara buka puasa bersama ini jadi ajang silaturahmi para Pemuda dengan Pemerintah Aceh, Stakeholder, dan para senior, kedepan diharapkan untuk lebih mempererat kekeluargaan sesama keluarga Besar KNPI Aceh,” kata Jamal dalam sambutan singkatnya menjelang buka puasa.
Sebuah harapan Ketua KNPI Aceh tersebut adalah harapan kita semua. Sehingga setiap dilaksanakan acara buka puasa bersama, menambah sekaligus memberi nuansa berbeda dengan acara jamuan makan lainnya. Lebih-lebih, Pemilihan Presiden (Pilpres) baru-baru telah menjadikan sebagian kita berbeda pilihan, beda pandangan, dan berbeda dalam hal lainnya. Namun, melalui media Ifitar atau Buka Puasa Bersama, tetap masih menyatukan pada sebuah tempat yang sama, menikmati hidangan yang sama, menu yang sama. Intinya, Menyatu dalam jama’ah yang satu, ukhwah Islamiyah.Marmus
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !