Waktu

Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena darinya; yaitu kesehatan dan waktu luang 

(HR. Al-Bukhari).

Islam sangat menghargai waktu yang disediakan Allah selama 24 jam dalam sehari. Sungguh merugi orang-orang yang tidak pandai memanage waktu dengan sebaik- baiknya yakni untuk beribadah, istirahat dan mencari nafkah. Islam juga menyadari bahwa manusia tidak bisa dipaksakan untuk menggunakan waktu yang dimilikinya untuk hal-hal yang serius dan bermanfaat, tetapi Islam juga tidak membebaskan sepenuhnya kepada mereka untuk menghabiskan waktu luangnya sesuai dengan selera hawa nafsu semata.

Waktu adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Oleh karena itu sudah sepatutnya manusia memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai makhluk Allah di bumi ini. Begitu pentingnya waktu, Allah SWT telah bersumpah dengan waktu dalam surat Al ‘Ashr. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati atas kesabaran”.

Ayat tersebut Allah menginfofrmasikan bahwa manusia memang benar-benar dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya orang-orang yang beriman dan mengamalkan amal shaleh yang tidak termasuk orang yang merugi. Termasuk mereka yang melakukan aktivitas dakwah untuk saling menasehati dan mengingatkan.

Dalam pandangan Islam, waktu adalah kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk mengumpulkan bekal yang akan dibawa pulang ke kampung akhirat kelak. Karena sesungguhnya dunia ini adalah ladang untuk beramal. Waktu bukan digunakan untuk mencari uang semata, karena uang hanyalah sebagai bahagian dari keperluan hidup manusia. Tujuan hidup manusia yang sebenarnya adalah beribadah kepada Allah SWT. Sesuai dengan firmanNya: “Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembahKu”. Ir. H. Basri A. Bakar, M.Si