Makar atau tipu daya musuh yang dilakukan musuh agamanya kadang kala terasa terlalu pahit dan menyakitkan. Sabar dan takwa adalah senjata penawar yang paling ampuh dalam menghadapi makar,ujian dan cobaan di jalan Allah. Allah SWT tidak mengkehendaki kita larut dalam kesedihan. Allah Ta’ala justru memerintahkan kita untuk bertahan ‘menikmati’ makar, ujian dan cobaan itu seraya memohon kepada-NYA agar selalu diberi kesabaran.
Banyak upaya dari musuh-musuh Islam menyerang agama Islam secara terang-terangan dan serampangan melalui jaringan internet dan ratusan buku. Di antara upaya menyembelih ajaran Islam adalah melakukan propaganda dengan membuat suatu ‘paradigma baru’ yang selanjutnya dijadikan tolok-ukur dalam menyimpulkan suatu masalah, seperti membuat perang baru. Semua itu bertujuan agar ummat Islam disibukkan dengan permasaalahan baru yang mereka ciptakan, agar mereka (musuh Islam) selamat dari ancaman sebenarnya.
Bukan itu saja, para da’i pun mendapat serangan dengan persekongkolan, akal busuk dan tipu muslihat. Musuh-musuh dakwah melawan seruan perbaikan dan memusuhi orang-orang yang melakukan perubahan pembaharuan disebabkan kerakusan dan ambisi untuk memiliki pengaruh di tengah-tengah masyarakat. Para da’i diharuskan selalu bersiap diri menghadapi resiko berupa makar yang dilancarkan musuh-musuh agama Islam.
Para musuh Islam semakin merajalela dan ada di mana-mana. Mereka berlagak perkasa, membusungkan dada. Selaksa tipu daya mereka tebarkan untuk memberanguskan agama Islam dan mencabik-cabik keimanan muslim, mereka seakan ingin memadamkan benderangnya cahaya Islam di jagat raya ini.
Tercatat dalam sejarah, para ulama di masa lalu pun mengalami ujian dan cobaan karena bertahan dengan pendiriannya di hadapan para penguasa, seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, Hasan Al-Banna, Sayyid Qutb. Adanya makar adalah keniscayaan dalam perjuangan.
Juga adanya makar,ujian dan cobaan merupakan perjuangan di jalan Allah. Tidak ada pilihan lain yang menghadapi makar, ujian dan cobaan kecuali dengan bersabar dan bertakwa kepada Allah Ta’a la. Dengan itulah mereka akan memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat.
Terlebih lagi Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa tipu muslihat dan makar musuh adalah berada di dalam kekuasaan Allah (QS. 13:42). Akan digagalkan oleh Allah Ta’ala (Q.S.8:30), bahkan Allah Ta’ala akan membalas makar musuh-musuhNya (QS.3:54,43:79), sehingga tipu daya yang mereka lakukan malah akan berbalik kepada diri mereka sendiri (QS.52:42).
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Dengan bersabar, kita akan senantiasa mengaktifkan keimanan kita dan kita akan selalu berupaya untuk menyempurnakan ikhtiar. SUHAIMI M. DAUD
Banyak upaya dari musuh-musuh Islam menyerang agama Islam secara terang-terangan dan serampangan melalui jaringan internet dan ratusan buku. Di antara upaya menyembelih ajaran Islam adalah melakukan propaganda dengan membuat suatu ‘paradigma baru’ yang selanjutnya dijadikan tolok-ukur dalam menyimpulkan suatu masalah, seperti membuat perang baru. Semua itu bertujuan agar ummat Islam disibukkan dengan permasaalahan baru yang mereka ciptakan, agar mereka (musuh Islam) selamat dari ancaman sebenarnya.
Bukan itu saja, para da’i pun mendapat serangan dengan persekongkolan, akal busuk dan tipu muslihat. Musuh-musuh dakwah melawan seruan perbaikan dan memusuhi orang-orang yang melakukan perubahan pembaharuan disebabkan kerakusan dan ambisi untuk memiliki pengaruh di tengah-tengah masyarakat. Para da’i diharuskan selalu bersiap diri menghadapi resiko berupa makar yang dilancarkan musuh-musuh agama Islam.
Para musuh Islam semakin merajalela dan ada di mana-mana. Mereka berlagak perkasa, membusungkan dada. Selaksa tipu daya mereka tebarkan untuk memberanguskan agama Islam dan mencabik-cabik keimanan muslim, mereka seakan ingin memadamkan benderangnya cahaya Islam di jagat raya ini.
Tercatat dalam sejarah, para ulama di masa lalu pun mengalami ujian dan cobaan karena bertahan dengan pendiriannya di hadapan para penguasa, seperti Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, Hasan Al-Banna, Sayyid Qutb. Adanya makar adalah keniscayaan dalam perjuangan.
Juga adanya makar,ujian dan cobaan merupakan perjuangan di jalan Allah. Tidak ada pilihan lain yang menghadapi makar, ujian dan cobaan kecuali dengan bersabar dan bertakwa kepada Allah Ta’a la. Dengan itulah mereka akan memperoleh kemenangan di dunia dan akhirat.
Terlebih lagi Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa tipu muslihat dan makar musuh adalah berada di dalam kekuasaan Allah (QS. 13:42). Akan digagalkan oleh Allah Ta’ala (Q.S.8:30), bahkan Allah Ta’ala akan membalas makar musuh-musuhNya (QS.3:54,43:79), sehingga tipu daya yang mereka lakukan malah akan berbalik kepada diri mereka sendiri (QS.52:42).
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Dengan bersabar, kita akan senantiasa mengaktifkan keimanan kita dan kita akan selalu berupaya untuk menyempurnakan ikhtiar. SUHAIMI M. DAUD
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !