Headlines News :
Home » » Budak Abad 21

Budak Abad 21

Written By MAHA KARYA on Sunday, May 12, 2013 | 5/12/2013

Salah satu misi Nabi Muhammad SAW ke dunia yang fana ini adalah untuk menghapuskan perbudakan. Berbagai cara dilakukan oleh Rasulullah untuk menghilangkan sistem perbudakan. Hasilnya, para budak bisa mardeka untuk beribadah dan beraktivitas lainnya. Malahan beberapa di antara mereka itu menjadi
sahabat Nabi. Dalam Islam tidak ada perbedaan warna kulit, ras, status sosial dan sebagainya. Hanya ketaqwaan dan keimanan yang membedakan dengan hamba lain.

Begitulah kita meyakini di Indonesia tidak ada lagi sistem perbudakan. Namun apa nyana, semua terkesima ketika polisi dan lain-lain menemukan puluhan pekerja yang dipaksa membuat kuali di Tangerang - Banten pada awal Mei lalu. Siapapun geram mendengar perlakuan pemilik pabrik yang muslim terhadap buruh yang juga muslim. Dunia telah melarang perbudakan terhadap sesama manusia. Bahkan untuk hewan pun, ummat Islam haram memberi beban di luar kemampuannya.

Semua sepakat, tindakan pemilik pabrik itu terhadap buruhnya sudah masuk dalam pembudakan abad 21. Selama berbulan-bulan, buruh itu dilarang ganti baju. Jika sudah demikian, bagaimana mereka bisa shalat lima waktu atau shalat Jumat. Bukankah salah satu sah shalat yakni bersih badan dan mengenakan baju yang tidak kotor dari najis? Jelas pemilik pabrik itu hanya tahu mengejar keuntungan saja dengan menjadikan buruhnya sebagai kuda-kuda pemburu harta.

Masih ada dosa lain yang dilakukan oleh pemilik pabrik itu yakni menahan gaji buruhnya. Jelas pelaku telah menginjak-injak hadits yang memerintahkan bayarlah upah sebelum kering keringat. Begitu indahnya Islam memuliakan para buruh. Puluhan buruh itu juga dipaksa bekerja sejak pukul 6 pagi hingga 10 malam selama tujuh hari dengan upah Rp 20 ribu per hari.

Masih adakah perilaku biadab lain yang dilakukan oleh pengusaha kuali tersebut? Selesai bekerja pada malam hari, buruh itu langsung disekap di rumah yang dikunci dari luar. Tidak ada kesempatan bagi buruh yang rata-rata masih remaja itu untuk bersilaturrahim dengan warga. Sungguh perbuatan yang tidak bermoral dan berperikemanusiaan. Kepada pelaku dan centeng-centeng berbaju sipil atau militer
perlu mendapat hukuman yang berat agar menjadi pelajaran untuk pihak lain.

Bagaimana Islam memandang status buruh atau pembantu di rumah tangga? Jelas, buruh atau pembantu itu tetap harus dihormati, memberi hak kepadanya untuk beribadah. Mereka bukanlah robot yang bisa dibebani dengan segudang kerja yang tidak berhenti sejak subuh hingga dini hari. Rasulullah bersabda: “Tiga golongan yang akan Aku tuntut pada Hari Kiamat.. orang yang mengontrak (jasa) buruh, dia minta dipenuhi haknya, tetapi tidak mau memberikan upahnya.” (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW telah menghapuskan sistem kerja ala budak. Maka sebagai ummat Islam, kita wajib mengikuti perintah dalam berbagai model. Misalnya kita melapor ke polisi perilaku umat Islam yang mempekerjakan pembantunya selama 18 jam per hari. Seharusnya, beban pembantu atau pekerja itu bisa diringankan. Nabi berwasit kepada para majikan, “Beban yang kamu ringankan dari pembantumu kelak akan menjadi pahala bagimu dalam timbangan amal kebaikanmu.” (HR Ibn Hibban).

Dalam perkara menangani pembantu rumah tangga, penulis terkesan dengan peraturan pemerintah Hong Kong yang membebaskan mereka dari rutinitas kerja satu hari pada akhir pekan. Bagaimana kita? Apakah kita telah memperlakukan buruh, pekerja, karyawan secara manusiawi seperti tuntunan Rasulullah? Murizal Hamzah
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin