"Sesungguhnya Allah tidak mencabut
ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya
dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan
seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan
orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa
dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kata ulama merupakan bentuk jamak dari 'alim, yang artinya orang
yang memiliki ilmu. Meskipun istilah ulama berasal dari bentuk jamak
dalam bahasa Arab, pemaknaannya dalam bahasa Indonesia tunggal. Dalam
Al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam Al-Mu'jam al-Mufahras li Alfazh
al-Qur'an, kata ulama disebutkan dua kali dan kata 'alim sebanyak 18
kali.
Prof. Muhammad Quraish Shihab, ahli tafsir kontemporer Indonesia,
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ulama ialah orang yang mempunyai
pengetahuan tentang ayat-ayat Allah SWT, baik yang bersifat kauniyyah
(fenomena alam) maupun Qur'aniyyah (mengenai kandungan Al-Qur'an).
Pendapatnya ini diinduksi dari dua ayat Al-Qur'an yang masing-masing
menyebut kata "ulama". Al Quran menyatakan, bahwa ulama itu adalah
pewaris para nabi. Harus dipahami yang diwariskan bukan status kenabian
tetapi peranannya dalam kehidupan ummat manusia.
Setelah Rasulullah Nabi Muhammad SAW wafat, maka tidak ada lagi
Rasul dan nabi, karena Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir. Oleh
karena itu yg diwariskan kepada ulama adalah tugas dan peranan menjaga
agama, ummatnya dan harkat keislaman.
Secara Historis Ulama di Aceh sangat berperan tidak hanya dalam
urusan agama tetapi juga urusan sosial masyarakat. Dalam sejarah
Kerajaan Aceh Darussalam, ulama telah diberikan kekuatan politik dan
kedudukan, sehingga mereka dapat mengambil kebijakan terhadap peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat.
Kini jumlah ulama di Aceh semakin terbatas takni ulama yang mampu
memberikan pencerahan bagi nummat, ulama yang mampu memberikan solusi
terhadap berbagai fenomena ummat. Mereka banyak yang sudah meninggal,
seperti beberapa hari lalu, Abu Panton salah seorang ulama kharismatik
juga telah tiada. Aceh butuh banyak ulama netral tapi berbobot yang
menjadi lentera di saat kegelapan, bukan membawa perpecahan di kalangan
ummat. H. Basri A Bakar
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !