Headlines News :
Home » » Saling Menghargai Sumber Kekuatan Ummat

Saling Menghargai Sumber Kekuatan Ummat

Written By MAHA KARYA on Saturday, May 18, 2013 | 5/18/2013

Oleh: Tgk. H. Abrar Zym, S.Ag
Orang Islam yang beriman, seluruh perbuatannya akan bermanfaat. Kata kata yang keluar dari mulutnya selalu baik dan manis, tidak mudah berkata kotor apalagi sampai menyakiti hati orang lain. Mereka selalu menghormati dan menyayangi orang lain dan suka beramal shaleh.

Itulah sebabnya manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang paling sempurna,  berpasang pasangan, sehingga kondisi menjadi lengkap. Mereka saling kenal mengenal, membutuhkan satu sama lain, tolong menolong, mereka harus saling menghargai, menghormati hak dan melaksanakan kewajibannya masing-masing. Jika hal ini dapat dilaksanakan dan diterapkan, maka ketentraman dan kebahagiaan akan dapat dicapai dalam kehidupan bermasyarakat.  Allah Swt berfirman : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S.Al-Hujuraat : 13)

Manusia yang terbaik disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa, mereka beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Singkat kata, manusia yang baik itu ialah yang bermanfaat bagi manusia lain di sekitarnya. Rasulullah saw bersabda : Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia lain” (HR Bukhari dan Muslim)

Orang beriman itu selalu melakukan perbuatan terpuji, dan meninggalkan perbuatan tercela, saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Selalu berusaha menghargai orang lain dengan respon positif, tidak mencela, tidak saling  menghina, dan merendahkan satu sama lain, apalagi bersikap kasar dan memperlakukan orang lain dengan cara yang tidak benar. 

Ketahuilah, sangat merugi suatu umat yang tidak bisa saling menghormati dan menghargai, umat tidak menjadi kuat karena saling mengina, mengejek,  apalagi saling menyalahkan sesama muslim, hanya karena hal-hal  yang kecil, misalnya hanya karena berbeda pendapat, berbeda partai, berbeda oraganisasi, berbeda pemahaman  dan amalan, lalu kita saling menghina. “Cukuplah seseorang menjadi jahat bahwa ia menghinakan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)

Dalam agama islam bukan  tidak boleh berbeda pendapat, tapi seharusnya perbedaan pendapat itu tidak boleh sampai melahirkan sikap saling menjelekkan, mengejek atau tindakan lain yang merusak kemesraan sesama muslim.

Bagaimana mungkin kita sibuk meributkan masalah kecil seperti khilafiyah hingga berbantah-bantahan bahkan saling mencaci-maki, padahal Allah SWT telah melarang hal itu dalam firmanNya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri,  dan jangan memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S.Al-Hujuraat : 11)

Sikap merendahkan kelompok lain sesama muslim adalah sikap yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah SWT. Tidak boleh kita berdiam diri menyaksikan ayat-ayat Allah SWT yang suci ini dijadikan bahan permainan.(Astaghfirullahalladhim..)

Kita baca Al-Quran dengan suara yang bagus, tetapi akhlak kita tidak sebagus isi Kandungan  Al-Quran, kita gunakan lidah kita berdzikir siang malam memuji Allah, lalu dengan lidah yang sama kita upat, kita fitnah, kita jelekkan sadara kita sesama muslim. Kita angkat tangan kita tinggi-tinggi berdoa kepada Allah, lalu dengan tangan yang sama kita aniaya orang lain dan bahkan membunuhnya.

Seluruh  kaum muslimin harus memiliki kedewasaan dan hikmah yang luas, agar jangan sampai berprsangka buruk kepada sesama muslim yang mengantarkannya kepada dosa yang lebih jauh. Kita diwajibkan untuk berbaik sangka terlebih dahulu, dan menjauhkan prasangka buruk, Allah SWT berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(Q.S.Al-Hujuraat : 12)

Kepada sesama muslim kita wajib berhusnudz-dzan, kepada para ulama yang selama ini terkenal memperjuangkan Islam dengan gigih kita harus  berhusnudz-dzan , tidak pada tempatnya untuk terburu-buru menuding seseorang telah menyalahi sunnah rasulullah SAW, atau melakukan kebatilan dan lainnya. Kalaupun ada aliran yang aneh-aneh kita serahkan kepada Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) untuk memberi Fatwa sesat atau tidak.

Jangan sampai secara sengaja mencari-cari kesalahan si fulan dan si fulin,  untuk sekedar dijelek-jelekkan dan dipergunjingkan. Sungguh sebuah perbuatan yang tercela. Bahkan Allah SWT mengumpamakan mereka yang melakukan perbuatan menjijikkan ini sebagai orang yang tega memakan daging busuk saudaranya sendiri.

Semoga Allah SWT meluluhkan hati kita untuk dapat saling mencintai di bawah naungan kecintaan kepada Allah. Tak ada lagi perselisihan dan setiap kita  saling menghargai. Perilaku hina dan perkataan yang melukai selalu di upayakan untuk di hindari. Sebaliknya,masing-masing pihak memberikan manfaat bagi orang lain. Ada kasih sayang yang tumbuh dan menebar.

Mahmud al-Mishri, dalam ensiklopedia akhlak Muhammad SAW mengungkapkan,  sikap kasih sayang dan saling menghormati ini membuat muslim akan merasakan bahwa mereka adalah satu tubuh (mereka akan menjadi kuat).  Jika ada satu bagian tubuh merasakan sakit, bagian tubuh yang lain akan merasakannya. Semoga Allah SWT meluaskan hati kita untuk dapat menerima perbedaan pendapat,  namun bukan untuk menjadi lawan, melainkan menjadi saudara seiman.

Lihatlah bagaimana kuatnya ikatan yang mengikat antara masing-masing sahabat Rasululla saw. Lihatlah bagaimana meleburnya sahabat Abu Bakar yang Arab dengan Salman Al-Farisy  yang berasal dari Persia, lihatlah Bilal bin rabbah yang orang Ethiopia dengan Shuhaib yang berasal dari bangsa Romawi. Mereka menjalin persaudaraan dan kasih sayang yang menembus batas-batas suku, bangsa, warna kulit, asal tanah-air dan bahasa. Itulah persaudaraan islam  yang terpancar dari ikatan aqidah yang kuat.
 
Khatib adalah Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin