Mencintai Alam

“Tidaklah kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi sekian alam” (QS. Al-Anbiya: 107)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat di atas bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan Muhammad SAW sebagai rahmat untuk seluruh alam. Yakni Allah telah mengutusnya untuk menjadi rahmat bagi mereka semuanya. Maka barang siapa menerima rahmat ini dan mensyukuri nikmat ini, pasti dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi barangsiapa menolak rahmat ini dan menentangnya, pasti dia akan merugi di dunia dan di akhirat.

Rahmat ini meliputi segalanya, termasuk alam ini.  Maka Islam mengajarkan untuk mencintai alam dan menjaganya, serta melarang berbuat kerusakan di muka bumi.  Oleh karenanya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan itu semua adalah dalam rangka beribadah kepada Allah.

Bandingkan alam yang kita diami sekarang ini dengan 30 tahun silam. Dulu kita menyaksikan betapa air sungai jernih dengan aneka makhluk air di dalamnya yang menjadi rezeki bagi manusia di sekitarnya. Lihat pula bagaimana gunung yang hijau dengan pepohonan sebagai penyangga air, sehingga tidak mudah banjir di saat musim hujan.

Sekarang manusia sebagai khalifah tidak lagi menjaga alam bahkan merusaknya dengan sifat serakahnya. Mereka menebang pohon dengan semena-mena sehingga menyebabkan banjir yang merugikan harta bahkan korban jiwa. Air sungai menjadi keruh akibat lumpur yang dihanyutkan. Saluran air menjadi tersumbat karena manusia membuang sampah ke dalamnya. Manusia mengeruk hasil bumi untuk jangka pendek, tidak pernah memikirkan dampak buruk bagi anak cucu kelak.

Sebetulnya tidak perlu ada rakyat miskin yang kelaparan jika sungainya bersih karena mereka bisa memakan binatang atau pun tanaman yang hidup di sungai tersebut.

Ingat, sesungguhnya Allah SWT menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya sebagai hadiah/rahmat bagi ummat manusia, sebagaimana firmanNya yang artinya : “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”  (QS. Al Jaatsiyah 13) Baskar