Headlines News :
Home » » Antara Abu Panton dan Ustaz Uje

Antara Abu Panton dan Ustaz Uje

Written By MAHA KARYA on Friday, May 10, 2013 | 5/10/2013

Pekan ini dua tokoh agama kembali ke hadirat-Nya. Tgk Chik H. Ibrahim Bardan atau yang sering dipanggil Abu Panton, ulama besar Aceh dan Ustaz H. Jefri Al-Bukhori (Ustaz Uje). Abu Panton meninggal karena sakit tua, dan Ustaz Uje kecelakaan moge (motor gede) di Jakarta. Umat Islam pantas berduka cita atas meninggalnya dua tokoh agama tersebut, namun sayang sekali televisi Indonesia tidak memberi porsi berita yang adil.

Seorang ibu bertanya kepada saya, ”Kenapa televisi nasional tidak memberi porsi yang adil di media mereka? Kok Ustaz Uje diberitakan begitu berlebihan, dan Abu Panton yang benar-benar ulama dilupakan? Bukankah Abu Panton ulama besar Aceh, punya dayah besar di Panton Labu, Ketua Himpunan Ulama Dayah (Huda), sedangkan Uje hanya da’i muda, ustaz gaul, mantan pemabuk, dan tentu tidak sealim Abu Panton. Ustaz Uje baru saja ingin membangun pesatntren, sedangkan Abu Panton sudah memiliki pesantren puluhan tahun yang lalu, bahkan murid-muridnya juga telah membangun pesantren.

Saya bilang, “mungkin Abu Panton tinggal di daerah, sedang Uje tinggal di ibukota. Uje Ustaz yang dibesarkan televisi, sedangkan Abu Panton kurang muncul di televisi”. Rupanya penjelasan saya tidak memuaskan ibu penanya. Beliau justeru menuding ada maksud-maksud tertentu oleh pihak tertentu di balik itu. “Maksud tertentu itu apa? Saya balik bertanya. Ibu yang kritis dan cerdas itu menjelaskan panjang lebar sebagai berikut: Televisi Indonesia dikuasai oleh kaum sekularisme dan kalpitalisme yang phobia terhadap Islam.

Mereka membesar-besarkan yang sebenarnya kecil, dan mengecilkan yang sebenarnya besar. Mereka telah berhasil mengorbit sejumlah da’i dari anak-anak muda yang sebenarnya tidak terlalu alim, dan menenggelamkan dai-dai (ulama) besar. Mereka ciptakan istilah-istilah baru, misalnya da’i kondang, ustaz gaul, ustaz lucu, ustaz lawak, ustaz cepot dan sebagainya.

Ustaz karbitan televisi pasti hanya menyampaikan amar makruf saja, menyuruh orang shalat, zikir, hidup qanaah, sufi, dan memilih tema-tema yang sesuai dengan kehidupan ala televisi yang mencampuradukkan antara haq dan batil. Ustaz televisi tidak boleh mengharamkan perempuan mendedah aurat, sebab pemilik televisi memang hidupnya dengan menjual aurat perempuan. Mungkin dia hanya harum di dunia saja, tetapi di akhirat ulama-ulama besarlah yang lebih harum
namanya.

Ulama-ulama besar tidak mendapat tempat di televisi, sebab mereka takut sang “pewaris Nabi” akan membaca ayat-ayat dan hadis-hadis yang merugikan bisnis “haram” mereka seperti perempuan memakai pakaian minim, iklan-iklan shampoo, rokok, dan acara khusus tengah malam yang umumnya hanya mereka bicara pornografi. Busana perempuannya setengah telanjang.

Kejahatan lain yang mereka lakukan adalah memberi waktu-waktu efektif (Pukul 05 .00 sampai 24.00 WIB) untuk nyanyian, senda gurau, gelak tawa, canda ria, dan menggasak dakwah ke pojok waktu yang tidak efektif, (antara pukul 03.00 sampai 05.00 pagi WIB. Saat umat Islam bersiap-siap mau berangkat ke masjid.

Bukan hanya kematian ulama besar yang dilupakan wartawan televisi milik non-Islam, juga mereka mengecilkan berita-berita dunia Islam, syiar Islam, dan membesar-besarkan berita musik,

hiburan dan olahraga. Ketika MTQ Nasional berlangsung, hanya siaran langsung ketika pembukaan dan penutupan, tetapi bila ada acara dangdut di Ancol mereka sepakat, tujuh stasiun terkenal menyiarkan secara langsung bersama. Bukankah ini pelecehan terstruktur?

Saya pikir Ibu penanya yang tak ingin disebut nama itui benar. Pikiran-pikirannya berkualitas. Tak ada cara lain; bila umat Islam Indonesia ingin maju, kita harus memilki televisi sendiri dengan kualitas yang setara dengan televisi kaum nasionalis sekularis dan kapitalis yang sedang menghancurkan peradaban Islam, akhlak dan tauhid lewat layar kaca yang mereka miliki. Ayo bangkit umat mayoritas, jangan sampai minoritas menjadikan kita seperti buih di pantai lepas.

Ameer Hamzah, penceramah Shubuh di Masjid Raya Baiturrahman.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin