Ustazah Siti Zalikha, MA
Dosen STAI Al Aziziyah sekaligus Ulama Perempuan Aceh
Pengantar | Berbagai kasus maksiat di Aceh, terkesan ulama diam. Ada upaya pelemahan atas perdamaian Aceh ulamapun diklaim masyarakat diam. Benarkah demikian? Berikut wawancara Ustazah Siti Zalikha, MA Dosen STAI Al Aziziyah Samalanga, sekaligus Ulama di kalangan perempuan Aceh bersama Indra Kariadi dari Gema Baiturrahman.
Bagaimana tanggapan anda tentang peran ulama dalam menjaga perdamaian Aceh?
Peran Ulama dalam menjaga perdamaian Aceh adalah pertama mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian memberikan pemahaman agama kepada semua lapisan masyarakat,agar mereka pandai bersyukur terhadap nikmat perdamaian yang telah diberikan Allah dan meninggalkan semua bentuk maksiat. Serta memantau isu-isu yang berbau aliran sesat, karena itu sumber utama terjadinya perpecahan ummat
Kenapa ulama sekarang banyak diam dari kasus-kasus yang menimpa masyarakat, apakah nanti tidak merusak perdamaian Aceh?
Sebenarnya mereka bukan diam, tapi mereka tidak mungkin bertindak seperti aparat keamanan yang langsung terjun ke TKP andai ada kasus-kasus yang menimpa masyarakat. Mereka mencari solusi yang lebih mashlahah dan sesuai dengan posisi mereka sebagai Ulama, dalam hal ini mereka juga harus menjaga wibawa agar masyarakat tetap mau mendengar mereka.
Orang-orang awam (baca:masyarakat biasa) sekarang menilai ulama banyak diam, atas kasus-kasus yang terjadi di Aceh saat ini, baik yangg terjadi dikalangan masyarakat maupun program pemerintah yang tidak pro kepada rakyat. Bagaimana tanggapan anda?
Itu sebenarnya penilaian mereka yang salah terhadap Ulama. Mereka belum tahu apa dan bagaimana seorang Ulama itu bertugas dan bertindak. Persoalan program pemerintah yang tidak pro kepada rakyat, itu juga menjadi pantauan para Ulama. Dalam hal ini Ulama siap untuk diundang ke kantor-kantor pemerintahan, agar memberikan pencerahan agama supaya mereka benar-benar menjadi mitra masyarakat sebagaimana yang diharapkan. Program ini sudah berlaku di kantor-kantor pemerintahan.
Sebagai contoh, saya sendiri termasuk salah seorang tim formature Forum Silaturrahmi Muballighah di Kabupaten Bireuen. Forum ini adalah ruang pertemuan antara para Muballighah dengan Kepala BP3A Prov. Aceh. Proramnya kerja sama BP3A Prov. Aceh, BPM (Badan Pemberdayaan Masyarakat) dan BPP (Badan Pemberdayaan Perempuan). Ini merupakan salah satu bentuk kerjasama Umara dengan Ulama dalam rangka menanggulangi terjadinya hal-hal yang dapat merusak perdamaian Aceh.
Sejauh mana peran ulama dalam menjaga perdamaian aceh?
Ya, sejauh tidak tercoreng nama baik Ulama sebagai penasehat dan pengambil kebijakan hukum.
Apa harapan anda buat ulama dan umara agar tetap tercipta damai, tentram dan sejahtera bagi masyarakat Aceh?
Harapan saya adalah agar Ulama dan umara tetap dapat menjalin kerjasama sebagaimana yang sudah pernah dipraktekkan pada masa-masa pemerintahan sebelumnya, yaitu pada masa-masa jayanya Islam di Aceh.
Dosen STAI Al Aziziyah sekaligus Ulama Perempuan Aceh
Pengantar | Berbagai kasus maksiat di Aceh, terkesan ulama diam. Ada upaya pelemahan atas perdamaian Aceh ulamapun diklaim masyarakat diam. Benarkah demikian? Berikut wawancara Ustazah Siti Zalikha, MA Dosen STAI Al Aziziyah Samalanga, sekaligus Ulama di kalangan perempuan Aceh bersama Indra Kariadi dari Gema Baiturrahman.
Bagaimana tanggapan anda tentang peran ulama dalam menjaga perdamaian Aceh?
Peran Ulama dalam menjaga perdamaian Aceh adalah pertama mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian memberikan pemahaman agama kepada semua lapisan masyarakat,agar mereka pandai bersyukur terhadap nikmat perdamaian yang telah diberikan Allah dan meninggalkan semua bentuk maksiat. Serta memantau isu-isu yang berbau aliran sesat, karena itu sumber utama terjadinya perpecahan ummat
Kenapa ulama sekarang banyak diam dari kasus-kasus yang menimpa masyarakat, apakah nanti tidak merusak perdamaian Aceh?
Sebenarnya mereka bukan diam, tapi mereka tidak mungkin bertindak seperti aparat keamanan yang langsung terjun ke TKP andai ada kasus-kasus yang menimpa masyarakat. Mereka mencari solusi yang lebih mashlahah dan sesuai dengan posisi mereka sebagai Ulama, dalam hal ini mereka juga harus menjaga wibawa agar masyarakat tetap mau mendengar mereka.
Orang-orang awam (baca:masyarakat biasa) sekarang menilai ulama banyak diam, atas kasus-kasus yang terjadi di Aceh saat ini, baik yangg terjadi dikalangan masyarakat maupun program pemerintah yang tidak pro kepada rakyat. Bagaimana tanggapan anda?
Itu sebenarnya penilaian mereka yang salah terhadap Ulama. Mereka belum tahu apa dan bagaimana seorang Ulama itu bertugas dan bertindak. Persoalan program pemerintah yang tidak pro kepada rakyat, itu juga menjadi pantauan para Ulama. Dalam hal ini Ulama siap untuk diundang ke kantor-kantor pemerintahan, agar memberikan pencerahan agama supaya mereka benar-benar menjadi mitra masyarakat sebagaimana yang diharapkan. Program ini sudah berlaku di kantor-kantor pemerintahan.
Sebagai contoh, saya sendiri termasuk salah seorang tim formature Forum Silaturrahmi Muballighah di Kabupaten Bireuen. Forum ini adalah ruang pertemuan antara para Muballighah dengan Kepala BP3A Prov. Aceh. Proramnya kerja sama BP3A Prov. Aceh, BPM (Badan Pemberdayaan Masyarakat) dan BPP (Badan Pemberdayaan Perempuan). Ini merupakan salah satu bentuk kerjasama Umara dengan Ulama dalam rangka menanggulangi terjadinya hal-hal yang dapat merusak perdamaian Aceh.
Sejauh mana peran ulama dalam menjaga perdamaian aceh?
Ya, sejauh tidak tercoreng nama baik Ulama sebagai penasehat dan pengambil kebijakan hukum.
Apa harapan anda buat ulama dan umara agar tetap tercipta damai, tentram dan sejahtera bagi masyarakat Aceh?
Harapan saya adalah agar Ulama dan umara tetap dapat menjalin kerjasama sebagaimana yang sudah pernah dipraktekkan pada masa-masa pemerintahan sebelumnya, yaitu pada masa-masa jayanya Islam di Aceh.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !