Khalifah Umar bin Khattab selalu menjadi inspirasi untuk sepanjang masa. Gaya hidup sederhana dan peduli pada kaum dhuafa tidak pernah hilang. Dia tidak segan-segan menegur bawahannya seperti gubernur yang hidup mewah sementara penduduk masih ada yang miskin.
Suatu ketika, gubernur Azerbaijan Utbah bin Farqad (dalam kisah lain disebutkan Utbah sebagai wali kota Azerbaijan), mengirim makanan terlezat kepada Umar. Makanan ini diramu dari buah kurma dan minyak samin.
Umar mencicipinya dan bertanya apa nama makanan yang lezat itu kepada kurir gubernur Azerbaijan. Setelah dijelaskan bahwa ini adalah makanan terlezat di Azerbaijan, Umar pun balik bertanya, "Baiklah, apakah seluruh rakyat di Azerbaijan sudah bisa menikmati makanan lezat ini?" Ketika dijawab bahwa tidak semua rakyat bisa menikmatinya, marahlah Umar.
Umar pun meminta utusan Gubernur Farqad membawa pulang habish itu ke Azerbaijan dan menitipkan surat kepada Gubernur Farqad dengan pesan yang menusuk ke jantung.
"Wahai Utbah bin Farqad! Jabatan itu bukan hasil jerih payahmu dan bukan pula jerih payah ayah dan ibumu. Karena itu kenyangkanlah dahulu kaum muslimin di negeri mereka dengan apa yang mengenyangkan di rumahmu, hindari bermewah-mewah, hindari memakai pakaian ahli syirik dan hindarilah memakai sutera."
Siapa pun yang menyimak pesan Umar itu akan setuju dengan apa yang disampaikan olehnya. Sebagai pemimpin, Umar memberikan contoh kepada rakyat untuk hidup sederhana. Toh kita makan apa saja yang halal, rasa lezat tidak lebih dari sepanjang lidah. Begitu melewati lidah, maka tidak ada rasa makanan.
Nah bagaimana dengan zaman sekarang, apakah masih ada pemimpin seperti Umar? Kita bisa berkelit, itu kan Khalifah Umar yang sudah dijamin masuk surga. Ada yang berdalil kisah-kisah yang penuh bijak itu hanya ada pada masa lalu?
Kita percaya, setiap masa itu selalu memiliki sosok warga yang bekerja ikhlas. Mereka tidak peduli dengan berbagai gegap-gempita publikasi. Terus berbuat baik untuk kebaikan seluruh umat. Tak diragukan lagi, rakyat butuh pemimpin yang hidup sederhana dan cerdas. Satu kata antara ucapan dan perbuatan.
Penduduk perlu pemimpin yang mengalah demi rakyat. Saya teringat ucapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan buka saja pintu air di Jakarta dengan risiko halaman Istana Negara banjir daripada pemukiman warga yang banjir. Terlepas dari berbagai dugaan terhadap perintah orang nomor satu di Indonesia itu seperti ini hanya politik pencitraan. Ucapan itu adalah pelajaran kepada kita bahwa pemimpin itu harus mengutamakan kepentingan rakyat.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita mengetahui ada pemimpin seperti Umar bin Khattab dan lain-lain? Memang ini bukan kerja yang ringan. Percayalah, pemimpin seperti itu selalu muncul di masyarakat. Yang jadi masalah, kadangkala orang dermawan itu tenggelam di antara kerumuman para pemburu harta dan tahta yang menghalalkan segala cara. Murizal Hamzah
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !