Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan dan penerapan syariat Islam secara kaffah di Aceh, Majelis Zikir Mujiburrahman Aceh Ahad 17/3 pagi mengadakan Maulid Akbar dan Mudzakarah Agama Lintas Mazhab di Aula SMK Negeri Banda Aceh. Demikian keterangan tertulis yang sampaikan pimpinan Majelis zikir Mujiburrahman Ustad Asy’ari, S.Pdi melalui sekretarisnya Drs. Nurdin Yunus, ST.,S.H.,MM dari bersekretariat mereka Jl. Diblang Payaroh Kec.Darul Imarah Aceh besar ke sejumlah media.
Mudzakar tersebut, lanjut Nurdin Yunus menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan intelektual kampus dan pesantren ternama baik dalam maupun luar negari. “Mereka yang menjadi nara sumber mudzakarah seperti Tgk. Faisal Ali (MPU Aceh), Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc,MA, Tgk.Tarmizi Daud, M.Ag dan Tgk. H. Masrul Aidi, Lc,” sebut Nurdin.
Topik bahasan dalam mudzakarah, lanjut Nurdin selaku panitia, berupa Hukum Dzikir berjama’ah (Jihar) dan Bertawassul dalam berdoa, Hukum Niat shalat di luar takbiratul ikhram, dan Kajian ketauhidan tentang zat dan sifat-sifat Allah.
Dijelaskan, Mudzakarah tersebut bertujuan sebagai ajang silaturrahmi antara para intilektual kampus dengan pondok pesantren untuk mengkaji hal-hal yang masih kontroversi dalam ibadah guna menemukan dalil yang konkrit walaupun berbeda namun bersatu dalam bingkai ‘Ikhtilaful Ummati Rahmatan lil ‘Alamien’. “Artinya kita semua ingin menemukan dalil yang jelas walaupun berbeda namun bersatu dalam Islam,” jelas Nurdin
Walau kapasitas ruangan terbatas, Nurdin merasa kegiatan tersebut termasuk optimal diikuti oleh jamaah majelis dzikirnya. Bahkan panitia, sebut Nurdin, turut menyediakan sertifikat kepada peserta yang ikut serta dengan membayar ala kadar infaq kegiatan”, ulasnya.
Majelis Zikir Mujiburrahman, salah satu majelis zikir yang berkembang setelah tsunami yang selalu aktif dengan acara zikir di mesjid, di meunasah dalam ataupun luar kota Banda Aceh, bertujuan untuk mensosialisasi penerapan syariat Islam secara kaffah.Bas
Mudzakar tersebut, lanjut Nurdin Yunus menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan intelektual kampus dan pesantren ternama baik dalam maupun luar negari. “Mereka yang menjadi nara sumber mudzakarah seperti Tgk. Faisal Ali (MPU Aceh), Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc,MA, Tgk.Tarmizi Daud, M.Ag dan Tgk. H. Masrul Aidi, Lc,” sebut Nurdin.
Topik bahasan dalam mudzakarah, lanjut Nurdin selaku panitia, berupa Hukum Dzikir berjama’ah (Jihar) dan Bertawassul dalam berdoa, Hukum Niat shalat di luar takbiratul ikhram, dan Kajian ketauhidan tentang zat dan sifat-sifat Allah.
Dijelaskan, Mudzakarah tersebut bertujuan sebagai ajang silaturrahmi antara para intilektual kampus dengan pondok pesantren untuk mengkaji hal-hal yang masih kontroversi dalam ibadah guna menemukan dalil yang konkrit walaupun berbeda namun bersatu dalam bingkai ‘Ikhtilaful Ummati Rahmatan lil ‘Alamien’. “Artinya kita semua ingin menemukan dalil yang jelas walaupun berbeda namun bersatu dalam Islam,” jelas Nurdin
Walau kapasitas ruangan terbatas, Nurdin merasa kegiatan tersebut termasuk optimal diikuti oleh jamaah majelis dzikirnya. Bahkan panitia, sebut Nurdin, turut menyediakan sertifikat kepada peserta yang ikut serta dengan membayar ala kadar infaq kegiatan”, ulasnya.
Majelis Zikir Mujiburrahman, salah satu majelis zikir yang berkembang setelah tsunami yang selalu aktif dengan acara zikir di mesjid, di meunasah dalam ataupun luar kota Banda Aceh, bertujuan untuk mensosialisasi penerapan syariat Islam secara kaffah.Bas
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !