Headlines News :
Home » » Ikhlas Modal Mencapai Keridhaan Allah

Ikhlas Modal Mencapai Keridhaan Allah

Written By MAHA KARYA on Friday, March 15, 2013 | 3/15/2013

Sesungguhnya tujuan utama agama Islam adalah agar manusia beribadah kepada Allah dengan ikhlas.. Karena keihlasan adalah ruh untuk memperbaiki keadaan kita menuju ke arah yang lebih baik. Maka keikhlasan mutlak harus kita bangun pada setiap pribadi kita, bukan pada orang-orang tertentu saja. Karena dengan itu kita akan memperoleh keridhaan Allah. Allah  berfirman: “Dan mereka tidaklah diperintahkan kecuali agar beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya” (QS. Al Bayyinah : 5).

Ikhlas mengandung pengertian penyucian niat dari seluruh noda dalam mendekatkan diri kepada Allah, bukan mencari perhatian makhluk dan pujian mereka, pengesaan Allah dalam niat dan ketaatan, dan melupakan perhatian makhluk dan selalu mencari ridha Allah.  Singkatnya, ikhlas adalah seseorang beribadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, takut terhadap siksa-Nya dan berujung memperoleh ridha-Nya. Dzun Nun al-Mishriy, seorang sufi kenamaan berkata: “Ada tiga tanda untuk melihat sebuah keikhlasan, yakni  seimbangnya pujian dan celaan orang-orang terhadapnya, Lupa melihat amal dalam beramal, dan mengharapkan pahala serta ridha Allah di akhirat.”

Ikhlas bagi amal ibarat pondasi bagi sebuah bangunan dan ibarat ruh bagi sebuah jasad. Oleh karena itu, amal shalih yang kosong dari keikhlasan akan menjadikannya mati, tidak bernilai serta tidak membuahkan apa-apa. Dengan kata lain “wujuuduhu ka’adamihi” (keberadaannya sama seperti ketidakadaannya). Ikhlas juga merupakan syarat diterimanya amal. Allah berfirman dalam hadis Qudsi: “Aku sangat tidak butuh sekutu, siapa saja yang beramal menyekutukan sesuatu dengan-Ku, maka Aku akan meninggalkan dia dan syirknya.” (HR. Muslim).

Ikhlas tempatnya di hati. Saat hati seseorang menjadi baik dengan ikhlas, maka anggota badan yang lain ikut menjadi baik. Sebaliknya, jika hatinya rusak, misalnya oleh riya’, sum’ah, hubbusy syuhrah (agar dikenal), mengharapkan dunia dalam amalnya, ‘ujub (bangga diri) dsb. maka akan rusaklah seluruh jasadnya.

Seseorang dituntut untuk berniat ikhlas dalam seluruh amal shalihnya. Ibnu Mas’ud berkata, “Janganlah kalian belajar agama karena tiga hal; agar dapat mengalahkan orang-orang tidak tahu, agar dapat mendebat para fuqaha’ dan agar perhatian orang-orang beralih kepada kalian.” Niatkanlah dalam kata-kata dan perbuatan kita untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah, karena hal itu akan kekal, adapun selainnya akan hilang.

Buah yang dihasilkan dari keikhlasan sungguh banyak. Seorang yang mengikuti ucapan muadzin dengan ikhlas, maka Allah akan memasukkannya ke surga. Seorang yang menuntut ilmu agama dengan ikhlas, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Sebagai muslim sejati kita hanya bertugas menunjukkan ketaatan kepada Allah semata dan kita tidak ada hak untuk menilai perbuatan kita sendiri, sebagaimana pernyataan Zunnun al-Misriy orang ikhlas melupakan amal kebaikan yang ia lakukan.

Bila sudah mendapat ridha Allah, maka kita semakin dekat kepada-Nya. Orang-orang mukmin yang lain pun akan melihat dan akan memberikan apresiasi terhadap kebaikan yang dilahirkan. Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Dan persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum Muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah akan menjadi saksi yang kuat di hari kiamat, tentang benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.

Perlu kita renungi bahwa keridhaan Allah tidak akan pernah ada kalau keikhlasan dalam setiap amal kita tidak ada. Maka mari sama-sama kita membangun diri kita masing-masing, membangun keluarga kita, membangun masyarakat kita dan membangun negeri ini dengan semangat keikhlasan. Janganlah kita mendasari segala amal kita pada materi semata-semata, sehingga tidak ada materi tidak jalan amal kita. Keikhlasan yang kita usahakan sangatlah berarti untuk kehidupan kita hari ini dan kehidupan anak cucu kita hari esok.
 
Drs.H.Ibnu Sa’dan.M.Pd
Khatib, Ketua DKMA Kota Banda Aceh
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin