Surat Al Quran; al-an’am ayat 66 : Dan kaummu
mendustakannya (adzab) padahal adzab itu benar adanya. Katakanlah: “Aku ini
bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”.
Prof. Dr. Tgk H. Azman Ismail MA | menafsirkan
Allah memiliki kekuasaan untuk
mendatangkan azab kepada manusia dalam bentuk apapun. Dalam al-Qur’an saat
berbicara tentang azab, karena berkaitan dengan penentangan yang dilakukan oleh
umat terdahulu terhadap kekuasaan Allah. Kekuasaan Allah itu, meliputi seluruh keadaan
yang ada di muka bumi dan itu semua adalah sesuatu yang benar (haqq) dan hal
itu sering disebutkan dalam al-Qur’an dengan jelas tentang kebenarannya.
Adanya wanti-wanti dari Allah
bahwa umat para Nabi tidak akan menyalahkan Nabi dengan mengatakan bahwa hal
tersebut belum disampaikan oleh Nabi. Peringatan tersebut adalah jelas. Penentangan manusia
terhadap azab Allah itu kadang-kadang dengan melakukan perbuatan yang
diharamkan dengan menunggu-nunggu diturunkan azab sehingga mereka berkesimpulan
saat azab itu tidak turun, bahwa azab itu memang tidak ada. Sebenarnya hal
tersebut adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang untuk
bertobat. Segera kembali ke jalan yang benar. Bahkan, sebagian orang yang
menentang itu melakukan pelecehan terhadap ayat-ayat al-Qur’an dengan melakukan
interpretasi sesuai dengan keinginan diri dan hawa nafsunya saja.
Banyak kasus-kasus yang
menunjukkan pelecehan tersebut, seperti mengejek-ejek al-qur’an dengan
menyatakan bahwa hukum-hukum dalam al-Qur’an tidak lagi relevan dengan
kehidupan modern karena telah berumur lebih dari seribu tahun yang lalu. Adanya
larangan untuk tidak meneruskan sesuatu urusan dengan orang-orang seperti itu.
Adapun kaitannya dengan dakwah,
ayat ini menyatakan bahwa tidak perlu bersedih ataupun merasa gundah dengan
orang-orang yang melakukan pelecehan terhadap kebenaran adanya azab tersebut
atau pelecehan terhadap kebenaran agama lainnya. Sebagai muslim, tidak boleh terpengaruh
dengan apapun yang diucapkan oleh orang-orang yang menginginkan azab Allah
turun kepada mereka. Sebagai orang yang beriman, kita harus menghindari
orang-orang yang mengejek-ejek al-Qur’an dan tidak menambah-nambah atau
mencampuri apa yang mereka lakukan tersebut. jika mereka melakukan hal tersebut,
itu adalah urusan mereka, yang kelak akan langsung berhadapan dengan Allah dan mempertanggungjawabkan
apa yang dilakukan oleh mereka.
Sebagai makhluk sosial, kita
pastinya berinteraksi dengan orang-orang non muslim, namun kita tidak perlu
menyatakan sesuatu yang dapat membuat mereka sakit hati, malah kita memiliki
tugas untuk mengingatkan mereka. Tapi apakah mereka mau mendengarkan terserah,
yang penting tugas kita untuk menyampaikan kebenaran telah selesai.
Demikianlah Allah memberikan kebebasan kepada manusia
untuk memilih apapun yang ingin dilakukannya di dunia terhadap ajaran agama,
bahkan untuk menyatakan bahwa azab itu tidak terjadi. Namun, apapun konsekuensi
yang dilakukan oleh orang-orang tersebut, mereka akan memikul sendiri
akibatnya. Dan sebagai muslim, tidak memiliki kaitan apapun dengan apa yang
mereka lakukan berupa pelecehan terhadap agama dan sebagainya. Kita hanya
mengingatkan, sedangkan pelecehan mereka terhadap firman Allah, maka merekalah
yang nanti akan mempertanggungjawabkannya di hari kiamat. Dan seyogyanya kita
tetap mengharap ridha Allah dari apa yang kita lakukan.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !