Headlines News :
Home » » Muhammad, Bukan Tokoh Imajiner

Muhammad, Bukan Tokoh Imajiner

Written By MAHA KARYA on Friday, January 25, 2013 | 1/25/2013

Kehidupan Rasulullah adalah mukjizat yang berjalan dan mukjizat yang hidup. Menatap sisi - sisi kehidupan Rasulullah seperti melihat berlian, dari sudut manapun kita melihatnya, tetap menampilkan keindahannya.

Rasul yang terakhir diutus oleh Allah sebagai nabi penutup (khataman nabiyyin) yang menyempurnakan risalah yang telah dibawa oleh para rasul sebelumnya adalah Nabi Muhammad SAW yang lahir di kota Mekkah 15 abad yang lampau. Rasulullah adalah fenomena keajaiban dunia, ia terlahir sebagai seorang yatim pada hari Senin 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20 April 571 M. Situasi dunia saat kelahirannya berada dalam situasi carut marut, para sejarawan menyebutnya zaman jahiliah.  

Di usianya yang beranjak  40 tahun Allah lalu mengangkat Muhammad SAW menjadi Rasul utusanNya.  Dengan bekal wahyu Allah  maka Rasulullah mengajak manusia hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Beliau berkata bukan dengan kemauan nafsunya tetapi beliau menyeru dengan bimbingan wahyu Allah yaitu Al Quran. Sejak itulah ujian dan cobaan mendera Rasulullah dan para pengikutnya, mulai ejekan sampai penyiksaan fisik hingga merenggut nyawa sebagian sahabat Rasulullah.  Selama 13 tahun Rasulullah dan pengikutnya menghadapi teror dan permusuhan dari kaum kufar Quraisy,  situasi ini menyebabkan Rasulullah dan para sahabat harus meninggalkan negeri yang mereka cintai yaitu Makkah menuju kota Madinah, peristiwa ini kita kenal dengan nama Hijrah Rasul.

Madinah adalah babak baru Islam, kalau sebelumnya isu Islam bersifat lokal seakan-akan hanya persoalan suku Quraisy, namun setelah hijrah, Islam menjadi isu global yang menjadi perbincangan dunia baik di Persia dan Romawi yang saat itu menjadi “super power” dunia. Dengan bermodal Al Quran wahyu Allah yang suci, Rasulullah berhasil membangun peradaban baru antara lain bercirikan nilai tauhid, menjunjung tinggi moral, supremasi hukum, kesetaraan, keterbukaan, partisipasi, toleransi, dan keadilan sosial.  Inilah ciri masyarakat Madani atau ada yang menyebutnya “Civil Society”  yang hari ini sangat popular dan diidamkan oleh setiap negara di dunia.  

Istilah masyarakat Madani sebenarnya merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah. Perkataan Madinah dalam bahasa Arab dapat bermakna “kota” dan “peradaban”.  Sebelumnya,  kota Madinah  adalah daerah yang bernama Yatsrib, namun setelah  Rasulullah  hijrah   beliau mengganti Yatsrib menjadi Madinah. Perubahan nama Yatsrib menjadi Madinah pada hakikatnya adalah sebuah proklamasi untuk mendirikan dan membangun masyarakat berperadaban di kota itu. Dasar-dasar masyarakat madani inilah yang tertuang dalam sebuah dokumen “Piagam Madinah” yang di dalamnya menyangkut antara lain wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan ekonomi, tanggung jawab sosial dan politik serta pertahanan secara bersama.

Setelah sekitar 23 tahun berdakwah (13 tahun di Mekkah dan10 tahun di Madinah),  Islam telah sempurna. (QS. Al Maidah ayat 3). Cahayanya telah bersinar menerangi belahan dunia hingga sampai kepada kita hari ini. Nabi Muhammad  SAW terlahir sebagai rahmatan lil alamin. Kalau mukjizat Nabi Musa pernah membelah Laut Merah dengan tongkatnya, maka Rasulullah Muhammad SAW telah membelah semua lautan bahkan samudera di seluruh dunia dengan ajarannya yang tersebar begitu cepat  menebar rahmat. Saat ini tidak ada benua di muka bumi yang tidak ada umat Muhammad SAW, karena  sepeninggal beliau para pengikutnya bertebaran ke seluruh penjuru dunia mendakwahkan kebenaran Islam.

Rasulullah memang telah lama tiada,  namun beliau telah meninggalkan kepada umatnya   suri tauladan yang sangat mulia.  Kehidupan Rasulullah adalah mukjizat yang berjalan dan mukjizat yang hidup.  Menatap sisi – sisi kehidupan Rasulullah seperti melihat berlian, dari sudut manapun kita melihanyat, tetap menampilkan keindahannya.
 
Kunci semua kesuksesan Nabi bermuara pada akhlaknya, kalaulah nabi-nabi dari kalangan Bani Israil mendapat kemuliaan dari mukjizat fisik seperti Nabi Daud melebur besi, Nabi Sulaiman menguasai teknologi informasi dan komunikasi dengan hewan bahkan jin, Nabi Musa membelah lautan, Nabi Isa dengan keahliannya di bidang pengobatan, namun Nabi Muhammad SAW ditampilkan Allah dengan kemulian AKHLAKNYA. “Sungguh engkau Muhammad memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam : 1). Dengan kemuliaan akhlak inilah Rasulullah mencairkan hati-hati yang keras melebihi baja, berkomunikasi kepada manusia dan alam lingkungannya dengan kasih sayang. Menyembuhkan jiwa-jiwa yang lelah dan gelisah, menghidupkan hati yang mati dengan dzikrullah.
 
Ir. H. Faizal Adriansyah, M.Si                    
Khatib : Staf Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin