Headlines News :
Home » » Menyuapi Yahudi Buta

Menyuapi Yahudi Buta

Written By MAHA KARYA on Friday, January 25, 2013 | 1/25/2013

Oleh Murizal Hamzah

Kemarin, Kamis (24/1) umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Melalui peringatan itu, umat dapat memetik saripati akhlaq Rasulullah. Kita sudah paham, Nabi Muhamamad SAW diutus ke dunia untuk memperbaiki perilaku manusia untuk lebih baik.

Tidak cukup tinta menguraikan sikap Rasulullah dalam berinteraksi dengan masyarakat. Semua sikapnya wajib menjadi teladan bagi seluruh manusia untuk selamanya. Siapa yang tidak terkesima ketika Rasulullah berdiri melihat keranda melintasi di depannya. Pada waktu bersamaan, sahabat-sahabatnya mengingatkan yang meninggal itu orang Yahudi. Bahasa kasarnya, untuk apa menghormati orang Yahudi yang sudah terbujur kaku.

Untuk hal ini, Rasulullah membalasnya. “Jika salah seorang dari kalian melihat jenazah (diusung dalam perjalanan ke pemakaman) dan tidak ikut mengantar, maka ia harus berdiri hingga ia meninggalkannya, atau berada di belakangnya, atau hingga keranda itu diturunkan di hadapannya.” (HR.  Amir bin Rabiah).

Karena itu, dalam Islam, jenazah siapa pun yang lewat, maka kita diminta berdiri untuk menghormati malaikat yang berjalan bersama jenazah itu. Merujuk hadits Anas bin Malik, katanya: Satu jenazah melintasi Rasulullah SAW, lalu baginda berdiri. Diberitahu padanya, “Itu jenazah Yahudi”. Baginda bersabda: “Sesungguhnya kita hanya berdiri untuk malaikat”.

Di hadits Abdullah bin Amru, katanya: Rasulullah ditanya: “Apabila jenazah kafir melalui kita, adakah kita berdiri?” Jawab baginda: “Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu bukan berdiri untuk jenazah itu, tetapi berdiri karena membesarkan yang mencabut roh makhluk”.

Di lain kisah, Rasulullah menyuapi pengemis buta orang Yahudi di sudut pasar Madinah. Sambil mengunyah, Yahudi itu mencaci maki Nabi dengan celaan orang gila, pembohong, tukang sihir dan sebagainya. Rasulullah tidak membalas makian itu. Beliau bahkan terus menyuapinya makanan yang dibawa dari rumah. Pengemis Yahudi itu menyadari tidak ada lagi suapan yang lembut setelah Rasulullah wafat.  Abu Bakar melanjutkan aktivitas Nabi.

Akhirnya, pengemis tua itu memeluk Islam karena sikap Rasulullah yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.

Suatu hari, Rasulullah mengizinkan seorang Yahudi tinggal di rumahnya. Mereka itu saling akrab. Malahan sang Yahudi itu makan sepiring dengan Nabi. Karena kebaikan itulah, menjelang ajal, Rasul menawarkan, ”Wahai pemuda, maukah kau ucapakan, ”Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah.” Pemuda itu ragu mengucapkannya. Dia  menoleh ke ayahnya yang juga beragama Yahudi. Ayahnya berkata: ”Betul, taati Abu Al-Qasim dan ikuti ucapan itu .”  Dan pemuda itu pun mengucapkan, ”Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah.” Lalu pemuda itu pun meninggal dunia di rumah Rasulullah. Sungguh banyak teladan yang harus kita petik dari pribadi Rasulullah.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin