Kegembiran menyelimuti para jama’ah haji yang baru pulang dari tanah suci. Mengapa tidak mereka telah selesai menunaikan rukun Islam yang kelima di Makkah al-Mukarramah di tanah kelahiran Rasullah SAW. Dengan demikian mereka telah melengkapi kelima-lima rukun Islam.
Bukan hanya jama’ah haji yang turut bergembira akan tetapi para sanak keluarga dan tetangganya yang setia menunggu kepulangan mereka ke tanah air. Bukan hanya jama’ah haji dan keluarganya saja bahkan orang yang tidak ada hubungan kerabat juga turut bergembira dengan kepulangan mereka sebab mereka bak pahlawan yang baru pulang dari medan pertempuran. Mereka membawa pulang haji mabrur yang telah lama diimpikannya sejak sebelum berangkat dan jauh sebelum keberangkatanya ke
tanah suci.
Sebab haji mabrur dimisalkan sebagai sebuah piagam yang teks-teks tulisannya sudah dipersiapkan sebelum berangkat ke tanah suci cuma tinggal bubuhan stempel di sana. Ini bermakna bahwa haji babrur tidak semata-mata di peroleh di tanah suci akan tetapi telah dipersiapkan sebelumnya di tanah air.
Latihan shalat berjama’ah di Masjidil Haram selama di tanah suci akan sulit berkesan dan bertahan sesampainya di anah air kalau tidak dilatih sebelum berangkat ke tanah suci, demikian juga kejujuran, kedermawanan, kesabaran dan sebagainya. Kepulangan jama’ah haji dapat membangkitkan hidup dan semangat baru bagi dirinya, keluarga dan masyarakat di sekelilingnya. Mereka adalah utusan Allah yang mendapat panggilan Allah untuk mengunjungi Rumahnya (Baitullah) yang bukan sembarang pangilan atau kunjungan.
Kepulangan mereka dari sana adalah kepulangan tetamu Allah yang telah mendapatkan kelebihan dan kemuliaan di sisi-Nya. Di antara kelebihan mereka adalah mendapatkan pengampunan Allah laksana orang baru dilahikan, di samping do’anya mustajabah untuk dirinya dan untuk orang lain. Hal ini dapat di lihat dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: Para jama’ah haji dan ‘umrah merupakan utusan Allah jika mereka berdo’a Allah kabulkan dan jika mereka minta ampun diampuni Allah.
Oleh karena itu kepada keluarganya dan tetangganya perlu mengintai kepulangan mereka dari tanah suci karena akan memberikan kebaikan besar kepada yang menjemputnya. Di dalam hadits yang dirawikan oleh Imam Ahmad yang berasal dari Ibnu Umar Rasulullah bersabda: Bila anda bertemu dengan orang yang baru pulang dari haji maka berilah salam serta berjabat tangan dengannya dan jangan segan-segan anda minta diampuni dosa kepadanya sebelum ia masuk rumah sebab do’anya maqbul (diterima Allah).
Jadi bertemu dengan orang yang baru pulang dari haji adalah kebiasaan yang sangat baik dan begitulah sebenarnya yang disuruh dalam syari’at kita. Kendati bertemu di sini tidak harus di bandara saat turun pesawat atau kekota kabupaten akan tetapi cukup bertemu dengannya di pintu rumahnya sebelum ia masuk ke rumah.
Dan di saat berada dipintu rumahnyalah kita menyempatkan diri untuk meminta kepadanya keampunan terhadap dosa-dosa kita. Akan janggal sekali bila bertemu dengan orang yang baru pulang dari tanah suci dengan tujuan ingin disuguhi air zam-zam atau biji korma bukan malah meminta dosa kita diampuni Allah SWT.
Demikianlah Allah memberikan martabat kemuliaan kepada orang-orang yang baru pulang dari Baitullah (Rumah Allah) yang utama dan yang pertama-tama dibangun di atas dunia ini. Dan yang lebih penting lagi adalah seorang yang telah memiliki laqab (titel) haji atau hajjah hendaknya mempertahankan, merawat dan melestarikannya kemuliaan yang dikaruniakan Allah kepadanya sampai akhir hayatnya sehingga kemabruran hajinya dapat dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Amin. Wallahul Muwaffiq.
Drs. Tgk. H. Ramly Yusuf, MA
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !