Seandainya Mereka Tahu

Hadits yang berasal dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: Seandainya orang mengetahui pahala memenuhi azan dengan datang ke tempat berjama’ah dan mendapatkan shaf pertama kemudian ternyata tidak mendapatkannya kecuali dengan cara  mengundi sungguh mereka akan melakukannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala orang yang bersegera ke tempat shalat sungguh mereka berlomba-lomba datang ke sana. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan subuh berjama’ah sungguh mereka akan datang ke masjid atau mushalla walaupun dengan cara merangkak. (Riwayat Imam Bukhari).

Begitu besar kelebihan memenuhi panggilan azan, mendapatkan shaf pertama dan shalat Isya dan Shubuh secara berjama’ah.  Hebatnya pahala amalan-amalan tersebut dapat dipahami dari  ungkapan Rasulullah : Seandainya mereka tahu. Namun dapat dipastikan tidak ada orang yang bakal  mengetahuinya sebab hal itu adalah sebagian dari rahasia Allah.  Sebuah pertanyaan besar mengapa orang merasa berat memenuhi panggilan azan dan  datang ke tempat berjama’ah apakah itu mesjid atau tempat-tempat shalat jama’ah lainnya?. Kenapa orang merasa berat untuk bersegera datang ke tempat berjama’ah sehingga mendapatkan shaf pertama? Kenapa orang merasa malas melakukan shalat Isya dan Subuh secara berjama’ah? 

Satu-satunya jawaban yang dapat diberikan atas pertanyaan ini adalah karena orang tidak ingin mengetahui dan merenungkan besarnya pahala yang dijanjikan Rasulullah itu di negeri akhirat kelak.  Atau ia tidak yakin bakal mendapatkan pahala di akhirat yang begitu besar yang disebutkan Rasulullah itu karena pahala itu tidak langsung diterimanya setelah melakukannya. Berbeda halnya dengan orang yang mencari pahala dunia,  orang rajin bekerja mencari rizki siang malam karena imbalannya  langsung didapatkannya setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Di sinilah seseorang membutuhkan iman yang tebal di dalam dadanya tentang adanya balasan di hari akhirat.

Kalau orang ingin mengetahui kelebihan shaf pertama mereka akan bersegera datang ke mesjid atau mushalla dan kalau mungkin membuat undian untuk mendapatkannya sebab terbatas panjangnya shaf  yang tidak sebanding dengan jumlah jama’ahnya. Kalau orang ingin merenungkan besarnya pahala melakukan shalat Isya dan subuh berjama’ah maka orang akan menuju ke tempat shalat berjama’ah walaupun dalam keadaan merangkak (berjalan dengan bertopang pada dua tangan dan dua kakinya)  seandainya tidak sanggup lagi berjalan secara normal. 

Rasulullah tidak menganjurkan kita untuk merangkak pergi ke tempat shalat berjama’ah kalau pahalanya biasa-biasa saja.Rasulullah tidak menganjurkan kita untuk membuat undian hanya untuk mendapatkan shaf pertama kalau pahalanya tidak menggiurkan. Rasulullah menjelaskan kepada umatnya bahwa siapa saja yang melakukan shalat Isya berjama’ah sama dengan beribadah di rumahnya separuh malam walaupun ia tidur dengan nyenyaknya separuh malam itu. Dan siapa saja yang melakukan shalat Subuh secara berjama’ah seolah-olah ia telah beribadah di rumahnya sepanjang malam  walaupun ia tidak melakukan shalat malamnya. Kita tidak diberi tahu berapa besar pahala orang yang beribadah separuh malam  atau sepanjang malam akan tetapi cukup dengan sam’an wa tha’atan.

Lewat media ini, mari kita mengejar pahala dengan memperbanyak shalat berjama’ah selama tubuh masih sehat dan selama ruh masih menyertai badan kita. Mari kita biasakan shalat Isya dan subuh berjama’ah dengan tidak mengabaikan tiga waktu shalat lainnya. Dunia ini adalah tempat menanam amal sedangkan negeri akhirat tempat memetik hasilnya. Tidak akan ada hasil yang  bakal kita petik kelak  kalau kita tidak menanam terlebih dahulu di dunia ini. Semailah  bibit pahala melalui shalat berjama’ah  niscaya nanti di sisi Allah kelak akan memperoleh pahala yang tidak terhingga.  Wallahul Muwaffiq. 

Drs. Tgk. H.Ramly Yusuf, MA Penceramah Masjid Raya Baiturrahman