Headlines News :
Home » » Saya Tetap Lawan Upaya Pelemahan Syariat

Saya Tetap Lawan Upaya Pelemahan Syariat

Written By MAHA KARYA on Wednesday, October 24, 2012 | 10/24/2012

Drs. H. Ibrahim Latif, MM, 
Kadis Syariat Islam Kota Langsa

Pengantar | Mesteri bunuh diri Putri Eliana (17 thn), Jumat 6/10, di Kota Langsa bikin heboh media dan aktivis. Kaum sekuler yang mengklaim diri sebagai pegiat HAM dan peduli anak,  mengaitkan kematian Putri dengan penegakan syariat Islam, sebab sebelumnya ia ditangkap masyarakat di Lapangan Merdeka dan diserahkan  kepada WH. Untuk mengetahui dari dekat kasus ini dan menepis tudingan terhadap syariat Islam, jurnalis Gema Baiturrahman, Sayed Muhammad Husen mewawancarai Kadis Syariat Islam Kota Langsa (19/10) di ruang kerjanya. Selamat membaca.   

Apa yang anda tahu tentang kejanggalan Putri bunuh diri?
Benar ada kejanggalannya. Pertama, kakinya menyentuh dengan lantai dan melekuk. Tak ada tanda-tanda orang bunuh diri. Tak seperti biasa orang bunuh diri, misalnya lidahnya menjulur keluar. Kondisi Putri dalam keadaan merias diri di depan kaca. Pukul 22.00 wib dia masih merias diri di depan kaca. Dan ketika itu ada pesta di dekat rumahnya. Tak jauh berselang adiknya yang melihat dia telah tergantung dan diberitahukan kepada orang-orang di warung depan rumahnya. 

Masalah berikutnya, tak ada hubungannya bunuh diri Putri dengan kita. Sama sekali tak ada hubungannya  dengan WH/Dinas Syariat Islam. Kita tak pernah mengatakan dia pelacur. Tapi dia sendiri yang menyebutkan pekerjaan itu. Artinya, di Aceh jika seorang perempuan sudah tengah malam sampai pukul 3.00 wib masih berkeliaran di lapangan, itu apa namanya. Kami tak pernah menudingnya. Wartawan yang menulis berita, langsung mewawancarai Putri dan Intan malam itu. 

Kata anggota WH, Putri dan kawanya mendekati wartawan supaya tak menulis beritanya. Jika dimuat kami bisa tambah malu, kata mereka. Lalu wartawan menanyai saya, untuk ini saya tak ada komentar. Untuk apa saya komentari lagi, karena wartawan sudah melihat dan mewawancarai langsung setelah Putri diperiksa WH.

Bagaimana dengan Somasi LBH Apik?
Lalu LBH Apik membuat somasi untuk kita. Dia bilang saya mengatakan lonte kepada Putri di hadapan Makcitnya di ruang kerja saya. Katanya saya katakan pukul 13.30 wib, sementara pada jam itu saya sedang rapat dengan walikota. Sementara persoalan ini pukul 10.30 wib sudah selesai  secara tertulis. Maka saya katakan, LBH Apik itu mimpi.

LBH Apik juga mengatakan akan terjadi lagi hal-hal yang tidak diingini di kantor Dinas Syariat Islam. Akan tercemar nama baik syariat Islam. Saya tegaskan, bahwa tak pernah terjadi hal-hal yang tak diingini di Dinas Syariat Islam. Apik mengaitkan kasus lama WH memperkosa perempuan, itu terjadi di Satpol PP tahun  2009, bukan di tempat kita. Dulu WH disana, tapi sekarang WH di bawah pembinaan kita.  

Saya juga garis bawahi Apik menebar fitnah. Mamang  beda Apik bilang di koran dengan dalam somasi. Dia bilang saya katakan lonte, itu juga fitnah. Sejauh ini, kita sudah jawab somasi Apik melalui Bagian Hukum Pemko Langsa. Sebab apa yang kita kerjakan sekarang ini adalah atas nama lembaga.  Bukan atas nama pribadi. 

Sejauh ini tak ada tanggapan apa-apa lagi dari Apik. Malah kemarin saya telepon Raja di Apik, dia mengatakan itu kerja tim, tak bisa beri jawaban pribadi. Saya bilang begini, supaya tak ada dusta diantara kita, marilah kita duduk silaturrahim. Saya tak ada dendam. Tapi walikota dan wakil walikota menunggu kedatangan saudara.  Kita ingin bicara, dasar apa mereka somasi kita, supaya jangan jadi fitnah. 

Sekarang sedang kita upayakan penegakan syariat Islam, kiranya mereka jangan memperlemah. Dengan somasi itu berarti memperlemah syariat Islam. Ini sangat kita khawatirkan. 

Bagaimana tanggapan anda terhadap pemberitaan Majalah Tempo, yang menggangap kematian Putri akibat tekanan penegakan syariah?
Saya baca copy Majalah Tempo yang di fax dari Jakarta. Dari satu sisi, halaman pertama agak seimbang beritanya, tapi berikutnya memang menyudutkan syariat Islam. Katanya, kalau masih syariat Islam diterapkan, akan terjadi gantung diri berikutnya. Itu yang kita tidak sependapat sama sekali, yang mengaitkan permasalah Putri dengan syariat Islam. 

Jadi, ketika di wawancarai oleh Majalah Hidayatullah saya katakan itu semua telah dijawab oleh Allah Swt. Sunguh orang Yahudi dan Nasara tak pernah senang kepada kita sebelum kita masuk millah mereka. Mereka terus mencari peluang-peluang pembusukan dan kasus Putri sebagai pintu masuk bagi mereka untuk memperlemah syariat Islam. Saya sangat lantang bicara itu. Karena bagi kita, sama sekali tak ada hubungan dan penekanan terhadap Putri.    

Katakanlah jika ada penekanan, berarti sudah cukup banyak orang bunuh diri. Karena ini bukan kasus pertama, cukup banyak sudah kita tangkap dan tak ada yang bunuh diri. Bahkan kita cambuk di Lapangan Merdeka. Anak punk yang langgar syariat kita cambuk, tak ada yang bunuh diri. 

Tempo menulis tak pernah berkoordiansi dengan kita. Saya katakan, bunuh diri Putri tak ada kaitannya sama sekali dengan Dinas Syariat Islam, kerena terjadi jauh berselang dan bukan di kantor saya. Dan kita memang tak pernah melakukan penekanan-penekanan. Bahkan di depan keuchik dan saudaranya kita lakukan pembinaaan terhadap Putri, Intan dan yang lainnya. 

Putri juga merasa lega sekali ketika kita lepaskan, sementara dalam pikirannya, bahwa dia akan dicambuk. Saya katakan, ini tak akan dicambuk dan kami lakukan pembinaan, sebab Putri baru pertama kali kami dapat. Dalam hal itu, pengakuan teman-temannya, Intan itu pemain lama. Putri pemain baru. Malam itu Putri dan Intan pakai baju super seksi, mereka gunakan baju yang menampakkan bagian payudara. Pakai celana super ketat. Rambut dipangkas seperti laki-laki.

Apa yang Anda lakukan sebagai konter opini negatif terhadap syariat Islam, misalnya menyarankan jenazah Putri diotopsi?
Saya baca di koran awalnya sudah setuju diotopsi, tapi kemudian berubah sikap. Saya khawatir dia dibunuh. Bukan bunuh diri.  Sebenarnya, kalaupun tidak diotopsi, sama sekali tak ada hubungan dengan kita. Saya bisa pertanggungjawabkan dunia akhirat, bahwa tak hubungannya sama sekali dengan kita. 

Persoalan bunuh diri hari ini, bukan dia saja yang bunuh diri. Kenapa sebelumnya tak dikaitkan dengan syariat Islam. Tapi kenapa kasus ini yang dikaitkan, karena ini sudah ditangkap oleh WH. Sekarang yang kami lakukan, siapapun yang kami dapat di Lapangan Merdeka pukul 23.00 wib ke atas, kami tangkap. Kita tak peduli melanggar HAM atau tidak. Yang penting kita tangkap dan amankan. Aceh ini direbut dengan darah dan air mata, maka jangan kotori Aceh ini dengan berbuat maksiat.   

Ketika syariat dipojokkan oleh kaum sekuler, menurut anda, apa yang mesti dilakukan?
Kita terus lawan mereka dan kita buktikan, bahwa syariat tak melanggar HAM, semua kita kerjakan sesuai UU, aturan dan prosedur tetap yang ada. Mereka salahkan aturan syariat Islam yang lemah, itu tak ada hubungannya. Memang mereka secara sistematis berupaya memperlemah syariat Islam. Mereka masuk lewat kasus Putri.  

Kita sanggup buktikan di depan hukum dan dimanapun, bahwa kasus Putri tak ada kaitannya dengan syariat Islam. Sekarang yang saya lakukan adalah melawan itu semua, artinya, saya tak pernah takut walaupun sudah diancam bunuh dan diteror. Saya akan lebih ganas lagi melakukan penertiban terhadap pelaksanaan syariat Islam. Jika saya mati dalam usaha ini, berarti inilah jihad dalam hidup saya. 
Lalu, bagainana kelanjutan kasus teror terhadap anda?
Saya ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan semua yang telah memberikan perhatian dan support kepada saya. Soal teror itu, saya tak ambil pusing. Tapi yang ambil pusing keluarga saya. Sehingga yang sms teror di HP, saya kasih kepada WH, karena saya tak mau simpan sms itu. Takut dibuka dan dibaca oleh anak dan istri. Jangan sampai jadi beban mereka. Dan saya tak ganti nomor HP. Dua nomor HP saya aktif keduanya.  

Atas dukungan kawan-kawan saya menjadi tambah semangat dalam melakukan  penegakan syariat Islam. Target saya, memasuki tahun 2013 nanti tak ada lagi perempuan di Langsa yang keluar rumah tanpa jilbab. Tak ada lagi yang pakai celana super ketat. Keyboard kita basmi habis. 

Bahkan Kapolres hubungi saya dan mengatakan, tak usah takut dengan teror itu, ini masih ada Kapolres, katanya. Bupati, wakil, dan ulama tetap memberi semangat dalam saya bekerja. Maka saya katakan, saya naik jadi kepada dinas karena Allah dan jika diturunkan juga karena Allah. Sudah satu tahun saya jadi Kadis Syariat. Muspida dan Ormas Islam semuanya memberi dukungan penuh. Kita akan lakukan  patroli  bersama dan tunjukkan kekuatan syariat Islam. 

Apakah anda percaya adanya skenario besar melemahkan syariat di Aceh?     
Saya baca hal itu. Pelemahan itu dilakukan secara sistematis. Mareka punya jaringan internasional. Bisa jadi itu dimulai dari Langsa, sebab disini masyarakatnya heterogen. Karena itu, apapun resikonya saya tetap melawannya. Kita tak akan kasih angin sedikit pun kepada mereka. Bahkan saya pernah berhadapan fisik dengan oknum yang tak senang dengan syariat Islam. Dia membentak saya. Saya katakan, “Jika saudara anggota akan saya lapor Kodim.” Dia langsung pergi saja.

Kepada TV swasta di Jakarta saya katakan, apapun resikonya syariat tetap kita tegakkan. Saya bukan mempertahankan diri pribadi, tapi mempertahankan Pemko Langsa dan syariat Islam. Apapun ceritanya kita wajib mempertahankan. Kita tak pernah gentar menghadapi ancaman.

Saya heran juga dengan Kak Seto, mengapa dia katakan ada penekanan dari polisi syariah terhadap Putri. Apa dia ada melihatnya. Saat Polres minta menghadirkan anggota WH ke kantornya dan diperiksa, ternyata tak masalah apa-apa, karena apa yang kita lakukan adalah prosedural dan kita memiliki 48 anggota WH yang terlatih.  Banyak diantara mereka berlatar bekalang pesantren. 

Apa harapan anda?
Bahwa penegakan syariat Islam bukan tugas saya saja, tapi tugas pemerintah. Salah satunya saya sebagai bagian dari pemerintah. Kalau Pemerintah Aceh dan semua komit melaksanakan syariat Islam, saya kira sangat mudah kila lakukan. Di Langsa misalnya, Walikota saya, Toke Seu-um, telah memberi spirit kepada saya, maka saya semangat untuk melaksanakan tugas. Semua komponen masyarakat termasuk dai, ulama dan dayah menyatakan siap perang terhadap maksiat. Kita sudah tarik WH ke Dinas Syariat supaya dapat  bekerja maksimal  

Kita membutuhkan dukungan dalam bentuk moril dan anggaran. Jika anggaran cukup untuk pelaksanaan syariat Islam di Langsa, saya jamin tahun 2013 tak ada lagi perempuan Islam yang keluar rumah tanpa jilbab. Tak ada lagi yang pakai celana super ketat. Tak ada lagi keyboard di Langsa. Kita akan bener-benar merdeka untuk Islam.

Musik Keyboard di Langsa berbeda dengan di daerah lain. Penyanyinya pakai celana seronok. Musiknya sampai jelang pagi, ada miras dan seks bebas disitu. Seolah-olah tak ada keyboard tak sah sebuah pesta perkawinan. Maka wajib dibubarkan. Secara bertahap budaya keyboard dapat kita ubah.   

Kami juga merasakan kewenangan WH yang terbatas, untuk itu, qanun hukum acara jinayat penting segera disahkan. Misalnya anak punk berzina di depan umum, mereka sedang “main” kita tangkap, nah ini bagaimana kita tahan. Kita berikan  ke Polres, juga tak mau ditahan. Kalau tak ditahan dia bisa lari. Dalam hal ini, saya hanya meminta dukungan ulama untuk dapat ditahan dan berhasil hingga kita cambuk. Alhamdulilah. 
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin