Headlines News :
Home » » Pemimpin yang Sayang Rakyat

Pemimpin yang Sayang Rakyat

Written By MAHA KARYA on Wednesday, September 19, 2012 | 9/19/2012

Di dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Ya’la  bin Yassar berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:  Siapa saja  yang ditakdirkan Allah menjadi seorang pemimpin akan tetapi ia  menipu rakyatnya pada saat ia memimpin kemudian ia meninggal dunia (baik meninggal  disaat memimpin atau setelah masa jabatannya habis)  maka Allah mengharamkan syurga baginya. (Riwayat Bukhari Muslim).

Dalam riwayat yang lain : Ia tidak dapat mencium bau syurga di hari akhirat. Patuh kepada pemimpin adalah suatu kewajiban agama yang  menempati ranking ketiga setelah perintah menta’ati Allah dan Rasul-Nya. Rakyat wajib patuh kepada pemimpinnya selama pemimpin itu tidak mengajak untuk berma’siat kepada Allah. Kalau seorang pemimpin desa menginstruksikan rakyatnya untuk untuk bergotong royong misalnya kemudian ada orang yang membangkangnya maka orang itu tidak patuh kepada Al-Qur’an. 

Rakyat yang baik adalah yang setia kepada perintah pemimpinnya, tidak memprokasi orang lain untuk melawan pemimpinnya/pemerintah, tidak mengembar ngemburkan keburukan dan kejelekan pemimpinnya. Bila rakyat merasa dirugikan oleh sang pemimpinnya maka ada jalur mengingatkan dan menegurnya lewat wakil-wakilnya di DPR ataupun melalui pendekatan personal. Menyebarluaskan kekurangan pemimpin di tengah-tengah rakyat akan mengakibatkan fatal bagi pemimpinnya yang pada gilirannya rakyat akan membenci dan anti pati kepada pemimpinnya/pemerintah. Apabila rakyat sudah benci  kepada pemimpinnya maka apapun yang dlakukan oleh pemimpinnya semuanya dipandang jelek. Mereka akan menggalang kekuatan untuk melawan dan meberontak, maka mengakibatkan fatal kepada rakyat semuanya sekaligus kepada pemimpinnya sebagaimana kita saksikan di Libiya, Mesir dan lain-lain. Ini semua adalah berupa hak seorang pemimpin dari rakyatnya untuk ditaati dan dihormatinya. 

Selain memiliki hak,  pemimpin juga berkewajiban berbuat baik kepada rakyatnya,menepati janji-janji yang 
telah diikrarkan dan memperhatikan kemaslahatan rakyatnya. Rakyat semuanya sama di depan hukum tanpa pandang bulu, jenis kelamain atau perahu politik yang ditumpanginya. Pemimpin adalah milik semua rakyatnya, bukan lagi milik pribadi dan golongan. Tidak ada istilah “ itu kerlompok kami, itu presiden kami, itu pak camat kami atau itu DPR kami”  dan kami-kami lainnya. Pasca abad-abad jahiliyah dahulu kita pernah mendengar penguasa dari partai politik  tertentu dengan gagah-berani  dan tega menarik kembali tiang listrik  yang disumbangkan ke sebuah desa, atau bantuan semen untuk sebuah mesjid lantaran di tempat itu tidak menang partai yang telah diformat sebelumnya untuk menang, sehingga panitia mesjid mengurut dada menyaksikan prilaku orang-orang yang terlanjur dihormatinya sebelumnya. 

Pemimpin yang bijak adalah pemimpin yang memikirkan nasib rakyanya yang miskin yang merupakan kewajiban pemimpin untuk melindungi mereka. Tidak hanya memikirkan jalan-jalan mulus di depan istana saja, akan tetapi perhatikanlah  desa-desa terpencil sana yang sangat menyayat hati siapa saja yang memperhatikannya. Pemimpin tidak hanya memusatkan perhatiannya untuk membangun gedung-gedung perkantoran pencakar langit  akan tetapi tengoklah rumah-rumah yang berdinding peuleupeuek meuriya di desa-desa milik orang-orang fakir dan miskin yang tak tertolakkan doanya di sisi Allah.  Pemimpin yang ‘arif adalah pemimpin yang sangat berhati-hati dalam menjalankan kepemimpinannya sehingga tidak sempat menipu rakyatnya. Renungkan! Umar bin Khaththab membawa sendiri bahan makanan untuk seoorang wanita miskin di atas pundaknya sendiri sembari menangis terisak-isak  lantaran takut kepada dosa kepemimpinannya yang tidak sanggup dipikulnya di  akhirat kelak. 

Hadits shahih di atas mengingatkan kita bahwa pemimpin yang mengabaikan hak-hak rakyatnya terutama sekali hajat orang-orang miskin  Allah mengharamkan syurga kepadanya di hari akhirat kelak. Alangkah celakanya seorang pemimpin yang dipandang terhormat di mata manusia di dunia ini  akan tetapi hina dina di sisi Allah di negeri akhirat. Wallahul Muwaffiq.

Drs. H. Ramly Yusuf, MA, Pengisi Halaqah magrib tetap di Masjid Raya Baiturrahman
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin