Headlines News :
Home » » ZAKAT: Menjadikan Harta Berkah Bertambah

ZAKAT: Menjadikan Harta Berkah Bertambah

Written By MAHA KARYA on Monday, September 17, 2012 | 9/17/2012

Agar harta berkah dan terus bertambah maka kata kuncinya adalah zakat. Harta yang berkah akan membuat pemiliknya selalu tenang. Harta berkah tidak selalu harus banyak, tetapi selalu ada ketika dibutuhkan. Harta yang berkah mampu menghidupi dan mencukupi apa yang dibutuhkan. Harta yang berkah tidak saja bermanfaat bagi pemilik, tetapi juga orang lain ikut merasakan. Sedikit harta tetapi berkah lebih baik daripada banyak harta namun tidak ada keberkahan di dalamnya.

Harta yang berkah adalah harta yang didapatkan dengan cara yang halal tanpa berbuat dzalim dan dikeluarkan sebagian daripadanya untuk zakat dan sedekah sunat lainnya. Dengan kata lain, mendapatkan, mengelola dan membelanjakan harta tersebut berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Dengan ketaatan seorang muslim terhadap hartanya maka Allah SWT 'menghadiahkan' keberkahan di dalam harta tersebut. 

Salah satu ciri dari harta yang berkah adalah bertambah. Jadi seorang muslim jika ingin hartanya bertambah, buatlah harta itu menjadi berkah dahulu, yaitu proses mendapatkannya halal, la dzulum,  la gharar, la tadlis, la riba, la maisir dan kemudian membelanjakannya di jalan Allah dengan berzakat. Allah SWT menjanjikan harta yang telah dibelanjakan di jalanNya akan bertambah dan berlipat ganda. Tidak tanggung-tanggung, ada yang sepuluh kali lipat, tujuh puluh kali lipat, ada tujuh ratus kali lipat. Bahkan Allah masih melipatgandakan lagi dari ukuran-ukuran itu.  

Firman Allah : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al-Baqarah : 261).

Betapa besar imbalan yang diberikan Allah SWT bagi mereka yang menggunakan hartanya untuk keperluan di jalan Allah. Menggunakannya RP. 1.000  setara dengan Rp. 700.000. Bagaimana kalau sejuta, bagaimana kalau lebih dari itu? Itu pun janji Allah bisa lebih dari sekedar perkalian 700. Dalam lanjutan ayat tersebut Allah memberikan perumpamaan jika seseorang menafkahkan hartanya di jalan Allah dengan maksud riya' maka ia laksana tanah di atas batu licin. Tanah itu akan segera lenyap dengan adanya hembusan angin atau hujan deras. Sedangkan perumpamaan orang yang menafkahkannya dengan maksud ingin mendekatkan dirinya kepada Allah, maka ia seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu akan menghasilkan buah yang melimpah dan berlipat ganda 

Hakikat Harta yang dizakatkan. 
"Rasul SAW bersabda: Harta tidak akan berkurang karena sedekah (zakat) dan tidaklah Allah menambah bagi hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan dan tidak lah orang yang berlaku tawadhu' karena Allah melainkan Dia akan meninggikannya (HR. Muslim)

Kesadaran umat untuk mengeluarkan zakat bisa dikatakan masih rendah akibat anggapan mengeluarkan zakat ini sama dengan mengurangi harta sebagaimana pengeluaran lain. Padahal dengan  zakat apalagi jika dioptimalkan, akan memberikan dampak luar biasa. Tidak pernah ada  orang yang mengeluarkan zakat menjadi miskin, karena  Allah sendiri yang menjanjikan itu dan menjaminnya. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.(Q.S. Saba' : 39)

Dalam maksud hadits Nabi saw mengatakan, tidak akan berkurang harta karena sedekah dan zakat. Barangsiapa yang memberikan zakat, berarti ia telah mengutangkan sesuatu kepada Allah dan Allah yang bertanggung jawab membayarnya.

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah : 245)

Setiap hari ada ratusan malaikat yang turun ke bumi dan kerjanya hanya khusus mendoakan orang-orang yang menginfakkan hartanya sebagaimana yang disebutkan dalam shahih Bukhari. : Ya Allah, berikan rahmat kepada mereka yang infak hari ini ; Ya Allah, berikan ampunan kepada mereka yang mengeluarkan infak hari ini Ya Allah, berikan rejeki yang luas kepada mereka yang hari ini berinfak. 

Nash tersebut di atas memberikan gambaran yang sangat luar biasa, betapa zakat itu sebenarnya sangatlah bermanfaat, terutama bagi pribadi muzakki (orang yang wajib zakat) itu sendiri, bahkan manfaat yang diperoleh oleh muzakki justeru lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh  para mustahik (yang berhak menerima) itu sendiri. Akan tetapi yang sering dilupakan, bahwa hakikat sebenarnya dari zakat yang dikeluarkan adalah sesungguhnya untuk muzakki disamping  mustahik juga tentunya.

Zakat Untuk Jaminan Sosial
Zakat dapat diistilahkan sebagai jaminan sosial, yakni jaminan sosial bagi masyarakat yang membutuhkan, orang-orang yang tidak mampu untuk bekerja, orang-orang jompo dan uzur dari golongan fakir dan miskin. Hal ini tentunya lebih baik diurus dan dikelola oleh lembaga-lembaga amil yang amanah, kredibel dan profesional.

Kita bisa membayangkan, kalau orang-orang kaya atau mampu menunaikan hak mereka, tentulah hal ini sangatlah luar biasa di sisi Allah SWT. Karena itu orang yang suka memberi dikatakan sebagai sakhiey (dermawan) atau orang yang pemurah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya diriwayatkan oleh Imam Tirmizi: "Orang yang pemurah itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan syurga dan jauh dari neraka. Dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga dan dekat dengan neraka. Orang yang jahil (bodoh) tapi pemurah lebih dicintai Allah daripada 'abid (ahli ibadah) tetapi bakhil". (HR. Tirmizi)

Karenanya, orang yang suka berzakat itu nantinya akan dirindukan oleh Allah dan syurgaNya. Amal baiknya juga akan dikenang oleh orang-orang yang pernah merasa atau mendapatkan (mustahik) dana zakat dari kita walaupun pada dasarnya dana tersebut disalurkan lewat amil atau lembaga sesuai anjuran al-qur'an, tetapi akan dicatat oleh Allah SWT. Hatinya akan akan dipertemukan dengan sesama orang-orang yang beriman.

Kita mendambakan bahwa di Aceh ini semua orang (muzakki) sadar dan mau berzakat, maka nantinya Allah akan menurunkan ketenangan dan ketenteraman pada jiwa dan hati orang-orang yang mau berzakat. Dan tentunya kita akan menjadi orang kaya secara pribadi dan secara bersama-sama. Kita akan menjadi orang yang bersih hati dan pikiran kita. Sifat hasad, iri dan dengki yang berbahaya itu hilang. Mungkin sekarang di Negara atau di daerah kita banyak masalah karena kurang berzakat. Rasul SAW mengingatkan kita dalam haditsnya: lima perbuatan yang akan mengakibatkan lima malapetaka. kelima: Tidaklah mereka mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunya hujan yang membawa keberkahan (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

Khatib, DR. Armiadi Musa,  MA | Staf Pengajar Fakultas Syari'ah IAIN Ar-Raniry 
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin