Allah menegaskan bahwa orang munafik pada hakekatnya musuh kaum muslimin,
karena itu waspadalah! Alquran
menceritakan dalam perang Uhud, Abdullah bin Ubai bin Salul --gembong munafik--
pernah mencaci maki Rasulullah saw, lantas muslimin Anshar menasehatinya untuk
menghadap Rasulullah saw, agar Rasulullah minta ampun terhadap kesalahan yang
telah diperbuat itu. Namun dia membuang
muka, tidak mau menghadap Rasulullah. Mereka
terus-menrus menghalang manusia untuk membuat yang baik dan mereka terus
menerus tekabur.
Alquran mengatakan munafik itu tekabur. Mereka menganggab dirinya hebat,
padahal sebenarnya tidak hebat,
karenanya Allah dalam surat al-Munafiqun ini ayat 6 menyatakan: “Sama saja bagi
mereka, engkau (Muhammad) mohonkan ampunan untuk mereka atau tidak enakau
mohonkan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka; Sesungguhnya
Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
Dia ia diminta untuk menghadap Rasulullah tidak mau! Karenanya Allah mengatakan
apakah engkau Muhammad minta ampun tanpa mereka menghadapmu atau engkau tidak
minta ampun ketentuan sudah dtentukan oleh Allah swt, bahwa mereka tidak
mendapat ampunan oleh Allah swt, kenapa ? Karena meraka tergolong orang-orang
yang fasiq.
Mereka tidak pernah diam untuk menghalangi umat manusia, termasuk orang Islam
menjalankan ajaran Islam secara kaffah. Mereka tidak rela hal itu terwujud. Mereka
pula yang menghasut orang-orang lain, orang-orang yang dulunya selalu
mendermakan sebahagian hartanya kepada jalan Allah, orang Anshar misalnya. Munafik mengatakan kepada Anshar, “Janganlah
kamu bersedekah kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah
sampai mereka bubar (meninggalkan Rasulullah.” (QS Al-Munafiqun: 7)
Disaat orang Muhajirin berhijrah ke Madinah, mereka tidak punya rumah, maka
orang Anshar memberikan sebagian rumahnya untuk ditempati oleh Muhajirin. Mereka
tidak punya bekal hidup, maka orang Anshar memberikan sebagian dari hartanya
untuk menjadi bekal kepada Muhajirin, sehingga Muhajirin yang dulunya pedagang
di Mekkah dengan modal yang diberikan oleh saudaranya orang Anshar akan menjadi
kaya raya saat menetap dikota Madinah.
Jadi, menurut orang munafik, orang Muhajirin ini bisa hidup dengan bahagia,
dengan sejahtera di Madinah karena ada bantua dari orang Anshar, karena itu dikatanannya,
“Jangan kamu nafkahkan hartamu kepada orang yang bersama Muhammad.” Akibatnya
mereka akan pergi, tidak mau ikut lagi Muhammad. Rasululah kan tidak punya uang.
Lalu, Allah swt memberi penjelasan, bahwa harta, kekayaan baik di langit
maupun di bumi, itu semuanya milik Allah. Dia berikan kepada orang yang Dia
kehendaki. Tapi aneh, orang munafik itu tidak paham bahwa dengan tidak ada bantuan
lagi lantas orang yang bersama Rasulullah akan menjual aqidahnya? Sejarah
membuktikan, disaat mereka berada di Mekkah dianiaya, dipukul, atau dijemur,
tapi mereka tetap beriman. Iman adalah sesuatu yang sangat berharga, yang
dianugerahkan Allah kepada muslimin, karena itu tidak mungkin diganti dengan
apapun. Iman tidak mungkin diganti dengan benda.
Demikian sebuah kenyataan, bahwa aqidah itu sesuatu yang sangat berharga. Orang
Mekkah disaat Nabi Muhammad berada di Mekkah demikian, kita juga yang berada di
Serambi Mekkah ini harus ingat bahwa aqidah itu sesuatu yang sangat berharga.
Bagi orang Aceh tidak pantas ditanyakan, apakah anda orang Aceh otomatis orang
Islam? Itulah karya nenek moyang kita yang telah mengislamkan orang Aceh.
[Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA - Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman]
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !