Headlines News :
Home » » Melawan Serangan Terhadap Aqidah

Melawan Serangan Terhadap Aqidah

Written By MAHA KARYA on Friday, June 8, 2012 | 6/08/2012

Awal Juni lalu, berita tentang upaya pemurtadan di Neuheun Aceh Besar mengisi halaman muka media. Meski pembaptisan berhasil digagalkan warga, fenomen ini tetap saja menggelisahkan kita semua. Bahwa rupanya gerilya salibis di Aceh belum selesai.

Menurut beberapa catatan, gempuran terhadap aqidah bukanlah musibah baru di bumi Serambi Mekkah. Peristiwa pertama, sebagaimana ditulis Fuad Mardhatillah dalam Pemurtadan; Ironi, Dilema, dan Hikmah (Serambi, 26/07), terjadi sekitar akhir 1998. Beberapa bulan pasca-pencabutan DOM, seorang perempuan warga negara asing ditangkap di Langsa dan ditemukan beredarnya kitab Injil berbahasa Aceh. Tetapi isu ini hangat sesaat untuk kemudian hilang ditelan isu yang lebih baru.

Kemudian tahun 2005, penyerangan aqidah kembali mengemuka lepas tsunami melanda. Tidak sebatas gunjingan dari mulut ke mulut, ihwal pemurtadan yang disebut-sebut dilakukan pekerja NGO asing kala itu turut jadi pemberitaan media. Sasaran pembersihan iman tersebut adalah anak-anak. Mereka direkrut melalui program pelatihan keterampilan untuk kemudian di-alih agama-kan. Praktik ini ikut direkam Rizki Ridyasmara dalam Gerilya Salib di Serambi Mekkah.

Gempuran misionaris tersebut terus menggelinding. Hingga awal 2007, isu pemurtadan yang di-backing oleh warga negara asing masih terdengar. Meski agak sayup-sayup sampai. Dan apa yang terjadi di Aceh Barat baru-baru ini serupa ledakan bom yang memaksa orang untuk kembali menoleh dan tersadar bahwa misi pembersihan Islam belum boleh dianggap selesai.

Penjajahan terhadap agama ini tentu sangat melukai hati kita. Pemurtadan tidak dapat ditolerir sekalipun kita bersitegang menyebut negara ini bukan negara agama dan kebebasan memeluk agama tertentu adalah Hak Azasi yang mesti dilindungi. Tidak cukup terluka, kita tentu diserang was-was juga, belum tentu daerah lain luput dari gempuran aqidah serupa. Maka, sepatutnya semua kita waspada. Apalagi proses pemurtadan di Aceh dikabarkan terjadi dengan sangat sistematis.

Perang terhadap aqidah ini jauh lebih dahsyat dibanding perang terhadap jasad. Pemerintah harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap tindak-tanduk warga asing yang masuk dengan kedok apa pun. Teungku-teungku dan geuchik gampong sepantasnya ikut mengawal karena mereka lebih dekat dengan masyarakat. Lalu LSM-LSM Islam juga dapat melakukan “pendampingan tandingan”. Jangan sampai aqidah sukses diserang karena uang. Wallahua’lam.
Share this article :

0 coment:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Alamat:Komplek Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. - Kontak. Telp:+62852 8244 0074 - Email: gema_btr@yahoo.co.id
Copyright © 2014. Gema Baiturrahman Online - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Editing by Saifuddin