Gubernur terpilih Aceh kini mulai bekerja. Sejumlah media cetak dan elektronik memberitakan, tugas pertama yang mengawali masa kerja pasangan pemimpin yang terkenal dengan nama ZIKIR tersebut adalah menerima kunjungan perwakilan Uni Eropa.
Mendagri Gamawan Fauzi, ketika melantik pasangan Zikir Senin lalu mengatakan, Aceh sungguhlah daerah yang berbeda. Selama menjabat sebagai Mendagri, ia sudah melantik kurang lebih 15 gubernur. Tapi pelantikan gubernur Aceh kali ini merupakan prosesi pelantikan yang paling banyak dihadiri oleh tamu-tamu asing.
Aceh memang selalu menarik di mata masyarakat dunia. Perkembangan Aceh tak henti jadi sorotan. Bahkan Head of Mission ANFREL (Asian Network For Free Elections) Mr. Damaso G. Magbual mengatakan, menurut dunia internasional Pilkada Aceh dapat dijadikan sebagai model Pilkada Damai, terlebih bila dibandingkan dengan pilkada di beberapa negara tetangga lainnya.
Di satu sisi, fakta tersebut patut membuat kita bangga. Tapi di sisi lain, menjadi tantangan bagi masyarakat Aceh secara umum dan pemimpin secara khusus. Marwah Aceh jadi taruhan. Mendapat sorotan dunia berarti Aceh jadi pusat perhatian. Jika hal baik yang berlaku, penilaian dunia akan turut baik. Tapi jika yang mewarnai Aceh adalah hal-hal buruk, citra Aceh di mata masyarakat dunia akan turut buruk.
Maka, terjadinya peristiwa pemukulan mantan gubernur di hari pelantikan lalu membuat kita merasa malu. Di muka tamu-tamu dunia, kita masih saja sulit mengawal etika. Bahkan berita pelantikan, jadi kalah menarik dibanding berita “pelantakan”. Besar harapan kita, hal-hal sejenis itu tidak terjadi lagi. Demokrasi memang bukan perkara mudah untuk diwujudkan. Dalam pelaksanaannya akan ada pahit dan sakit. Namun yang harus terus dipertahankan adalah semangat untuk membangun sukses demokrasi dan sukses perdamaian. Dan itu membutuhkan partsipasi banyak pihak.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !