Qadhi Jalaluddin Al Qifthi adalah ulama Halab yang memiliki perhatian besar terhadap kitab. Beliau gemar mengumpulkan kitab, hingga memiliki banyak kitab yang ditulis oleh langsung oleh penulisnya. Tak heran, jika rumah beliau menjadi rujukan para ulama dan sastrawan yang ingin mengambil manfaat dari kitab-kitab beliau.
Suatu saat Qadhi Jalaluddin memperoleh kitab Al Ansab, yang ditulis tangan penulisnya sendiri yakni Imam As Sam’ani, hanya saja kitab yang diperoleh kurang satu jilid. Akhirnya Qadhi Jalaluddin terus berusaha mencari naskah satu jilid itu namun masih belum berhasil memperolehnya.
Setelah beberapa hari di saat Qadhi Jalaluddin mulai berputus asa, ada beberapa sahabat beliau yang menemukan lembaran kertas di pasar peci kota Halab yang sama dengan naskah yang dimiliki Qadhi Jalaluddin. Akhirnya mereka menyampaikan informasi itu kepada Qadhi Jalaluddin.
Akhirnya Qadhi Jalaluddin mendatangi pasar peci dan menemui pembuat peci untuk bertanya mengenai kertas-kertas itu, yang sejatinya merupakan bagian dari kitab As Sam’ani yang ditulis langsung oleh penulisnya. Pembuat peci itu pun menyampaikan,”Saya membelinya dengan kertas-kertas lainnya dan ia saya jadikan lapisan peci!”
Setelah memperoleh jawaban dari pembuat peci, bukan main sedihnya Qadhi Jalaluddin hingga tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan sampai beberapa hari beliau tidak pulang ke istana tempat beliau berdinas. (lihat, I’lam An Nubala, 4/426)
Demikianlah perbedaan antara ulama dan orang yang tidak mengenal ilmu, yang pertama melihat bahwa buku merupakan benda yang berharga sedangkan yang kedua melihat buku sebagai benda yang remeh.(Hid)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !