Tak ada prokontra dalam menutup kawasan wisata Uleee Lheu pada malam hari. Demikian tutut Camat Meuraxa Kota Banda Aceh Drs Bakhtiar saat ditemui Gbo kemarin. Tapi ia tak menafikan jika prokontra itu terjadi diluar pengetahuannya. “Media pun tak terlalu memanas-manaskan masalah ini, karena sebagian masyarakat mendukung ditutup, jika ada yang kontra, pedagang,” katanya.
Pihak Pemerintah kecamatan tidak hanya memperhatikan aspirasi pedagang, sebab dengan pembatasan waktu berkunjung berarti pedagang juga terlah ditampung aspiransinya. Mereka tetap dberi izin berjualan.
Dia masih memberi ruang terjadi kompromi jadwal penertiban Ulee Lheu dimasa-masa akan datang, bisa saja ada kesepakatan baru, misalnya dibuka pukul 21.00 wib atau 21.30wib. “Itu kita pertimbangkan kembali,” sebutnya.
Menurut Bakhtiar, yang penting sekarang ini ditertibkan dahulu, karena itu dari awal yang kami sosialisasikan bukan penutupan. Tapi pembatasan waktu (berwisata-red) dan hal itu disetujui oleh Pemerintah Kota Banda Aceh.
Ketika Gbo menanyakan tanggapan masyarakat terhadap kebijakan ini, ia mengakui sangat beragam. Ada yang mendukung. Ada juga yang menyatakan agar dibuka saja. “Saya pikir itu hak masyarakat berpendapat,” ujarnya.
Pihanya mengakui akan duduk rapat lagi bicara masalah penertiban ini. Kita akan tampung juga aspirasi masyarakat, bagaimana sebaiknya kawasan wisata Ulee Lheeu itu? Apa kita kelola dengan baik, atau kita hancurkan dengan baik. "Jadi, kadang-kadang kalau kita bicara kontra, saya juga lebih kontra. Saya mengaspirasikan dari masyarakat, tapi kalau hari ini masyarakat saya mengatakan “Buka pak Camat!” sampai 36 jam kenapa tidak?" tanya Camat.
Dia menerangkan, pihaknya tidak punya keinginan untuk menzalimi orang. Kalau ada orang yang mengaku dizalimi, coba tanyakan pada diri mereka sendiri. Hari ini mungkin mereka mengatakan mereka tidak berbuat salah. “Walaupun tidak semua pedagang seperti itu, tapi dari segi hukumnya kalau ada satu dua saja yang memberikan peluang untuk kemaksiatan, mau tidak mau kita harus tertibkan semua,” katanya.
Camat Meuraxa menambahkan, tidak ada pembangunan yang tidak memiliki efek. Tapi efek yang dicari yang paling kecil. Sekarang jumlah masyarakat Meuraxa lebih kurang 12.000 orang. Diantaranya 100 orang pedagang, efek mana yang lebih besar kalau itu tidak dibatasi waktu.
“Masyarakat yang berdagang, tunggulah keputusan kami selanjutnya. Biar kita tertibkan yang ini dulu. Mereka tentu mendukung kami untuk menertibkan, mereka juga mendukung program penegakan syariah dalam wilayah kawasan wisata itu,” ujarnya. (dar)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !