Arab Saudi mengklaim mampu menggantikan Iran sebagai pemasok minyak mentah dunia, jika sanksi Barat terhadap Iran diberlakukan. Namun Pejabat Senior National Iranian Oil Company (NIOC) menampik. Menurutnya Arab Saudi tidak akan mampu menebus kelangkaan minyak Iran di pasar Eropa.
Direktur Jenderal urusan Internasional NIOC Seyyed Mohsen Qamsari mengumumkan jika Iran menghentikan ekspor minyaknya ke Uni Eropa, Arab tak akan mampu menggantikan peran Iran. "Saya mengumumkan dengan pasti bahwa [minyak mentah yang diproduksi oleh] Arab Saudi tidak bisa menggantikan minyak Iran di pasar global," ujar Qamsari, Rabu (2/5) lalu.
Pada 23 Januari lalu menteri-menteri luar negeri Uni Eropa mencapai kesepakatan di Brussel untuk menerapkan sanksi pada impor minyak dari Iran. Sanksi tersebut akan mulai diberlakukan pada 1 Juli nanti. Negara Barat mengklaim sanksi diberikan atas program energi nuklir Teheran yang dianggap bertujuan militer.
Sanksi melibatkan larangan langsung pada semua kontrak minyak baru dengan Iran. Tak hanya itu Uni Eropa juga meminta aset Bank Sentral Iran di Uni Eropa dibekukan.
Menjelang keputusan Uni Eropa tersebut, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan bahwa Arab mampu menghasilkan 12,5 juta barel per hari (bpd) minyak mentah. Riyadh saat ini juga telah mampu memproduksi sekitar 9-9.500.000 barel minyak mentah per hari. Naimi menegaskan, artinya Arab Saudi siap untuk memenuhi peningkatan permintaan global sebagai akibat dari penerapan sanksi pada Iran.
Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi mengatakan sanksi Barat terhadap sektor minyak Iran tidak berpengaruh besar. Sebab negara penghasil minyak mentah tersebut telah memiliki banyak pelanggan di seluruh dunia.
Qasemi menambahkan bahwa Iran memiliki 17-20 persen dari cadangan gas dunia dan 12-15 persen dari cadangan minyak. Iran menempati urutan pertama di dunia dalam hal sumber daya minyak dan gas. (Rol)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !