Khatib : H. ABRAR ZYM, S.Ag.
Islam adalah agama yang santun, syari’atnya luhur, Islam agama yang senantiasa berusaha membentuk keamanan dan kedamaian, menolak segala kedengkian, kebencian, balas dendam, pembunuhan, pemaksaan dan kerusuhan.Kasih sayang antara sesama umat Islam dan orang-orang yang beriman merupakan salah satu faktor penting dalam kesempurnaan iman. Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah ! yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak akan beriman seorang dari kalian, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya (yang beriman) sebagaimana apa yang dicintai untuk dirinya sendiri“. (HR. Bukhari dan Muslim).
Islam datang sebagai sebuah agama perdamaian yang diasaskan melalui peradaban, dalam menolak kekerasan dan permusuhan, sebagai jalan penyelesaian sesuatu konflik. Islam mementingkan hubungan sesama manusia dalam konteks yang harmoni. Dalam suasana seperti ini, agama membuka jendela hati semua orang, untuk dapat berfikir dan merenung diri masing-masing dan senantiasa berupaya membina rasa kasih sayang dengan cara antara lain, Pertama, sering menyebarkan salam.
Salam adalah do’a seorang muslim kepada saudaranya, agar saudaranya mendapatkan kesejahteraan, barakah dan rahmat dari Allah Swt. Doa seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk Surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman (dengan iman yang sempurna) hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan kepada salah satu amalan yang apabila kalian laksanakan, maka kalian akan saling mencintai? (Yaitu), sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Kedua, menyambung silaturrahim. Dewasa ini, silaturrahim semakin tersingkirkan dari hati umat Islam, sebab silaturrahim hanya diartikan sebagai acara seremonial temporer yang sempit. Lemahnya silaturrahim dan keretakan bisa jadi dilatarbelakangi beberapa faktor, di antaranya adalah sikap individualis yang tinggi, egoisme ,haus kekuasaan, rasa tidak butuh pada orang lain, merebaknya gaya hidup hedonis, dan lain-lain.
Suara-suara sumbang dari sebagian golongan yang dibungkus dengan wacana-wacana kebebasan, telah memporak-porandakan konsep keharmonisan dalam keluarga dan masyarakat.Sikap materialisme dan kerakusan, juga telahmelumat habis nilai-nilai agama yang diajarkan untuk membina hubungan kasih sayang, kekerabatan, kekeluargaan dan kemasyarakatan.
Islam mengajarkan, jika kita menjaga ikatan persaudaraan dan kasih sayang melalui silaturrahim, maka akan banyak manfaat yang bisa dipanen darinya. Silaturrahim dapat mendatangkan keluasan rizki, panjang umur, melemahkan amarah, dan membunuh sifat-sifat dhalim. Dengan silaturrahim, semua sifat yang hina dalam jiwa akan sirna, berganti rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Ketiga, bersikap lemah lembut. "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (Q.S. Ali Imran : 159)
Terkait dengan ayat tersebut di atas, A. Yusuf Ali melukiskan bahwa karena sifat Rasulullah SAW yang begitu lemah lembut, menyebabkan semua orang sayang kepada beliau, dan inilah salah satu rahmat Allah. Tak pernah ada yang lebih berharga baginya daripada sifat yang begitu lemah lembut, penuh kasih sayang dan kesabaran yang begitu besar menghadapi kemarahan manusia.Inilah sifat yang sungguh agung, yang kemudian, menyebabkan banyak sekali orang yang tertarik kepada beliau. Bukankah agama mulia ini berkembang pesat berkat perilaku santunRasul danpemeluknya yang lekas menarik simpati berupa untaian indah akhlak dan kepedulian tinggi terhadap sesama.
Keempat, membantu yang lemah. "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S.An-Nur : 22)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang diberi kelebihan (terutama di bidang materi) hendaknya membantu saudara saudara yang kekurangan. Pantas Allah Swt berfirman bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah mereka yang menyadari ; pada harta mereka ada hak orang-orang yang meminta, maupun yang tidak meminta (QS. Adz-Dzariat : 19). Kita diminta untuk bersedekah, mengulurkan tangan untuk membantu meringankan penderitaan orang lain, baik secara terang-terangan atau bersembunyi, Ini semua karena kita diajarkan untuk menjadi manusia yang peduli dan berkasih sayang kepada yang lain. Islam sangat perhatian terhadap kecerdasan sosial umatnya.
Kelima, tidak saling membenci. Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan. Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpaling, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap sudaranya lebih dari tiga hari" (HR. Muslim)
Rasulullah Saw. memberikan perumpamaan tentang cinta dan kasih sayang antara orang beriman laksana sebatang tubuh yang saling bertenggang rasa, saling menopang, saling mengasihi, dan berbagi rasa. Nabi Saw. bersabda : “ Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta dan kasih sayang, mereka adalah laksana sebatang tubuh, dimana bila salah satu anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan ‘kesulitan tidur“. (HR. Muslim)
Bahkan, kasih sayang antara umat Islam merupakan salah satu karakter dan sifat utama yang ditetapkan Allah swt.atas umat Muhammad saw. Sifat ini sangat dipuji oleh Allah swt.sebagaimana firmanNya : "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . . ." (QS. Al-Fath 48:29)
Hal penting yang harus diperhatikan dalam ayat di atas, Allah mendahulukan sifat saling berkasih sayang antar sesama mereka dari pada ibadah. Rugi seseorang yang beribadah, tetapi ia menyakiti hati saudaranya. “Kadang-kadang setiap kali satu bendera cinta berkibar, maka berkibar pula bendera-bendera kebencian. Bergeraklah warisan kehidupan rimba dalam laskar-laskar yang bersuara keras dari masa ke masa. Pasukan itu mengira bahawa cinta dan kasih sayang adalah sisi lemah manusia; bahawa kelangsungan hidup adalah milik orang yang paling kuat lengannya, dan paling tajam taringnya. Inilah jenis pasukan yang dibakar oleh api kebencian egoisme dan kesombongan. Umat manusia pun tercerai-berai, dan tenggelam dalam lumpur kebencian yang hampir menelannya.” Sikap iri dan dengki juga senjata pemusnah yang sangat ampuh untuk membunuh benih-benih kasih sayang dalam jiwa, yang sebetulnya bisa menjadi pohon yang kokoh, tinggi menjulang, guna menunjang bangunan persaudaraan.
Mari kita tinggalkan ’hasutan dan pengaruh’ sebagian kelompok yang menyemai benih dan sikap saling membenci, serta menyalahkan antara satu dengan yang lain. Yang jauh mari kita kasih dekat, yang dekat mari kita kasih rapatkan, dan yang rapat kita mesrakan dengan kebahagiaan.
Diakhir khutbah ini, khatib mengajak sidang jamaah jumat sekalian, mari kita sambut hasil pilkada Aceh yang berlangsung tanggal 9 April 2012 yang lalu, dengan aman dan damai. Pilkada damai telah usai, pekerkerjaan kita belum selesai.Kita ucapkan terimakasih kepada Pj. Gubernur Aceh Tarmizi A.Karim, Unsur Muspida Plus, dan seluruh komponen masyarakat Aceh.
Kita sambut kedatangan dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf untuk membangun Aceh ke depan, untuk kemajuan Aceh yang damai dan bermartabat dalam nuansa yang penuh dengan Kasih Sayang. Dimanapun berada, kehadiran seorang Muslim adalah penyejuk yang mendamaikan.Kedatangannya dinanti dengan penuh harapan, kepergiannya ditunggu untuk kembali.Dengan kasih sayang dan saling pengertian antara satu sama lain akan menjadikan kita manusia yang tahu apa maknanya kebahagiaan dan kenikmatan hidup. Kepada Allah kita berserah diri dan kepadaNYA kita mohon ampun.
Khatib adalah Kabid. Pendidikan Keagamaan & Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Aceh.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !