“Dan barang siapa berpaling dari mengingat-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Ia berkata, “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulu di dunia adalah seorang yang melihat?” (QS. Thaha: 123-124)
Seseorang yang buta di hari akhirat adalah bentuk siksaan Allah kepadanya. Boleh berarti ia tidak punya mata atau bahkan buta mata hati. Bahkan di padang mahsyar ia menyadari kebutaannya sehingga mengajukan protes kepada Allah. Dalam pandangan al-Quran, tafsir dan juga pendapat ulama, kebutaan itu hanya terjadi di padang mahysar saja sebelum digiring ke neraka.
Di padang mahsyar mereka dibutakan agar tidak bisa melihat keagungan Allah SWT, namun setelah melewati padang mahsyar dan masuk ke neraka jahanam, mata mereka kembali dapat difungsikan, agar bisa melihat kengerian-kengerian siksaan, sehingga dengan melihat siksaan-sikaan di neraka – penderitaannya semakin menjadi-jadi - akibat tidak mau melihat kebenaran di dunia.
Mata adalah salah satu indera manusia untuk mampu melihat kebesaran Allah, sehingga manusia bersyukur dan taat kepadaNya. Orang-orang yang ingkar dan menyombongan diri selama di dunia, maka indera matanya akan dicabut di padang mahsyar sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa alias buta. Sebaliknya, orang yang buta di dunia namun taat kepada Allah, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya mata yang cantik kelak di hari akhirat. Oleh karena itu manfaatkan mata untuk beribadah kepada Allah selama di dunia, bukan justru untuk berbuat maksiat. H. Basri A. Bakar
Untuk mengetahui arti kata "buta" dalam ayat ini dan ayat berikutnya (QS 20:125), dengan menggunakan tasreef, kita bisa melihat ke QS 22:46.
ReplyDelete22:46 Apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan di bumi, menjadikan hati mereka memperoleh kebijaksanaan, dan menyebabkan telinga mereka mendengar? Sesungguhnya, bukan mata mereka yang menjadi buta, tapi hati mereka yang berada di dada menjadi buta.