(Qari Tunanetra Aceh)
Tangan kanan Tgk Cut Abdullah cermat meraba Al-qur’an Braile di hadapannya. Sementara tangan kirinya memegang mikrofon. Di depannya, 2 orang pelatih MTQ bersiap menyimak Al Quran yang hendak dibaca Tgk Cut. Ia sejenak menarik nafas. Lalu, suara merdu lantunan ayat suci Al-qur’an pun keluar dari bibirnya. Syahdu bergema di dinding Mushalla Dinas Syariat Islam.
Di sanalah Tgk Cut berlatih belakangan ini setiap hari. Bersama peserta cabang tilawah lain, mereka bersiap menghadapi pagelaran MTQ di Ambon nanti. Saat berlatih, Tgk Cut selalu ditemani adik kandungnya, Tgk. Din. Di balik segala keterbatasannya itu, ternyata Tgk Cut adalah unggulan kafilah Aceh untuk cabang tilawah tuna netra.
Beragam prestasi MTQ telah diraih Tgk Cut. Seperti juara 1 MTQ tingkat provinsi Aceh tahun 2005 di Langsa, lalu juara 1 tahun 2007 di Takengon dan juara 1 tahun 2009 di Bireuen. Bahkan untuk tingkat nasional Tgk Cut kerap ikut serta bersama kafilah Aceh. Saat MTQ di Bengkulu tahun lalu Tgk Cut nyaris juara 1. Nilainya hanya selisih satu angka saja dari sang juara.
Tgk Cut lahir di Bukloh 19 Desember 1969. Saat baru berusia 14 bulan ia sudah tak bisa lagi melihat. Namun, Tgk Cut tak pernah bersedih atas apa yang menimpa dirinya itu. Ia tetap bersemangat menjalani hidupnya meskipun dengan keterbatasan. “kalau orang nonton bola, saya hanya bisa dengar lewat radio. Tapi itu tak masalah,” ucapnya sambil tersenyum.
Sejak kecil orang tuanya sudah mengenalkan Tgk Cut dengan Al-qur’an. Karena tak bisa melihat, orang tuanya pun hanya bisa mengajarkan Tgk Cut menghafal Al-qur’an. Caranya, setiap hari ia menghafal satu persatu ayat Al-qur’an yang diucapkan oleh orang tuanya. Karena kesungguhannya, Tgk Cut kini sudah hafal 2, 5 Juz Al-qur’an. Itu di luar surat-surat lain yang telah dihafalanya sendiri. Seperti surat al kahfi, al baqarah, Maryam, Yassin, Ali Imran dan Yusuf. “Alhamdulillah, saya menghafalnya sendiri” ujarnya.
Setiap hari Tgk Cut memang meluangkan waktu khusus untuk membaca Al-qur’an. Minimal 15 menit setiap harinya. Biasanya ia mulai mengaji pukul 10 pagi atau sebelum zuhur. Akan tetapi, kalau sudah membaca Al-qur’an, Tgk Cut seperti larut dalam dunianya sendiri. Ia hanya akan berhenti kalau memang sudah benar-benar letih. “rasanya, nikmat sekali membaca Al-qur’an itu,” ucapnya.
Semenjak mengenal Al-qur’an banyak pengalaman hidup yang yang tak disangka-sangkanya. Misalnya, ia benar-benar tak bisa membayangkan saat dirinya bisa naik pesawat. Keliling kota Indonesia. Ia mengisahkan, ketika dalam penerbangan ke Palangkaraya saat mengikuiti MTQ nasional. Tgk Cut tak bisa menahan keharuannya. Di kursi pesawat ia menangis. “Ya Allah, sungguh ini nikmatMu yang besar” ucapnya lirih.
Tgk Cut tak pernah berkecil hati dengan keterbatasan fisik yang diberikan Allah kepadanya. Ia justru malah bersyukur. Karena Allah membuatnya dekat dengan Al-qur’an. Ia mengungkapkan sendiri, bahwa Al-qur’an adalah rahmat tak terkira yang Allah berikan kepadanya. Karena itulah, Tgk Cut telah bertekad dalam dirinya bahwa ia akan terus membaca Al-qur’an sampai kapan pun. “saya berjanji. Ya Allah, saya akan terus membaca Al-qur’an. Itu tekad saya” Ucap Tgk Cut penuh semangat.(ibn)
Tangan kanan Tgk Cut Abdullah cermat meraba Al-qur’an Braile di hadapannya. Sementara tangan kirinya memegang mikrofon. Di depannya, 2 orang pelatih MTQ bersiap menyimak Al Quran yang hendak dibaca Tgk Cut. Ia sejenak menarik nafas. Lalu, suara merdu lantunan ayat suci Al-qur’an pun keluar dari bibirnya. Syahdu bergema di dinding Mushalla Dinas Syariat Islam.
Di sanalah Tgk Cut berlatih belakangan ini setiap hari. Bersama peserta cabang tilawah lain, mereka bersiap menghadapi pagelaran MTQ di Ambon nanti. Saat berlatih, Tgk Cut selalu ditemani adik kandungnya, Tgk. Din. Di balik segala keterbatasannya itu, ternyata Tgk Cut adalah unggulan kafilah Aceh untuk cabang tilawah tuna netra.
Beragam prestasi MTQ telah diraih Tgk Cut. Seperti juara 1 MTQ tingkat provinsi Aceh tahun 2005 di Langsa, lalu juara 1 tahun 2007 di Takengon dan juara 1 tahun 2009 di Bireuen. Bahkan untuk tingkat nasional Tgk Cut kerap ikut serta bersama kafilah Aceh. Saat MTQ di Bengkulu tahun lalu Tgk Cut nyaris juara 1. Nilainya hanya selisih satu angka saja dari sang juara.
Tgk Cut lahir di Bukloh 19 Desember 1969. Saat baru berusia 14 bulan ia sudah tak bisa lagi melihat. Namun, Tgk Cut tak pernah bersedih atas apa yang menimpa dirinya itu. Ia tetap bersemangat menjalani hidupnya meskipun dengan keterbatasan. “kalau orang nonton bola, saya hanya bisa dengar lewat radio. Tapi itu tak masalah,” ucapnya sambil tersenyum.
Sejak kecil orang tuanya sudah mengenalkan Tgk Cut dengan Al-qur’an. Karena tak bisa melihat, orang tuanya pun hanya bisa mengajarkan Tgk Cut menghafal Al-qur’an. Caranya, setiap hari ia menghafal satu persatu ayat Al-qur’an yang diucapkan oleh orang tuanya. Karena kesungguhannya, Tgk Cut kini sudah hafal 2, 5 Juz Al-qur’an. Itu di luar surat-surat lain yang telah dihafalanya sendiri. Seperti surat al kahfi, al baqarah, Maryam, Yassin, Ali Imran dan Yusuf. “Alhamdulillah, saya menghafalnya sendiri” ujarnya.
Setiap hari Tgk Cut memang meluangkan waktu khusus untuk membaca Al-qur’an. Minimal 15 menit setiap harinya. Biasanya ia mulai mengaji pukul 10 pagi atau sebelum zuhur. Akan tetapi, kalau sudah membaca Al-qur’an, Tgk Cut seperti larut dalam dunianya sendiri. Ia hanya akan berhenti kalau memang sudah benar-benar letih. “rasanya, nikmat sekali membaca Al-qur’an itu,” ucapnya.
Semenjak mengenal Al-qur’an banyak pengalaman hidup yang yang tak disangka-sangkanya. Misalnya, ia benar-benar tak bisa membayangkan saat dirinya bisa naik pesawat. Keliling kota Indonesia. Ia mengisahkan, ketika dalam penerbangan ke Palangkaraya saat mengikuiti MTQ nasional. Tgk Cut tak bisa menahan keharuannya. Di kursi pesawat ia menangis. “Ya Allah, sungguh ini nikmatMu yang besar” ucapnya lirih.
Tgk Cut tak pernah berkecil hati dengan keterbatasan fisik yang diberikan Allah kepadanya. Ia justru malah bersyukur. Karena Allah membuatnya dekat dengan Al-qur’an. Ia mengungkapkan sendiri, bahwa Al-qur’an adalah rahmat tak terkira yang Allah berikan kepadanya. Karena itulah, Tgk Cut telah bertekad dalam dirinya bahwa ia akan terus membaca Al-qur’an sampai kapan pun. “saya berjanji. Ya Allah, saya akan terus membaca Al-qur’an. Itu tekad saya” Ucap Tgk Cut penuh semangat.(ibn)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !