Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Maidah:69)
Sebelumnya, pada ayat, 68 telah disinggung bahwa pengikut agama manapun tidak memiliki suatu kedudukan di sisi Allah Swt, kecuali dengan melaksanakan kandungan dan ajaran kitab samawi dan membangun masyarakat dengan landasan kitab tersebut. Sedangkan ayat 69 ini menyebutkan, pemeluk agama samawi manapun antara yang satu dan yang lainnya tidak ada yang lebih utama, baik Muslimin, Yahudi, Nasrani dan Shabiin (sisa pengikut para nabi terdahulu seperti Nabi Nuh, Yahya dan sebagainya).
Dan ayat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penganut agama lain yang ada pada saat ini. Sebab, topik yang diperbincangkan ayat tersebut adalah umat-umat terdahulu sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka yang taat kepada ajaran agama dan Rasulnya, maka mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah swt. Akan tetapi, ayat di atas tidak menunjukkan pengertian, bahwa Islam mengakui agama-agama lain yang ada pada saat ini, baik Yahudi, Nashrani, Zoroaster, dan sebagainya.
Sebab, nash-nash al-Quran dan Sunnah dengan jelas menyatakan, bahwa setelah diutusnya Muhammad saw, seluruh manusia diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka. Bahkan, Islam telah menjelaskan kesesatan dan kekafiran semua agama yang ada pada saat ini; baik agama Yahudi, Nashrani, maupun agama kaum Musyrik (Budha, Hindu, Konghucu, dan lain-lain). Namun di balik itu semua, orang yang paling dekat dengan Allah Swt dan memiliki kedudukan paling mulia adalah dari sisi akidah ia mengimani Tuhan dan hari kebangkitan, sedang dari sisi perbuatan, melakukan amal saleh dan berbuat baik untuk masyarakatnya.
Tentunya, dengan datangnya nabi yang baru, para pengikut semua agama Allah harus beriman kepada nabi itu dan mengamalkan syariat yang ia bawa. Jika tidak, maka pengutusan nabi yang baru tidak berguna dan sia-sia belaka. Mengingat nabi terakhir adalah Nabi Muhammad Saw, maka keimanan yang sebenarnya kepada Allah, harus ditunjukkan dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !