Anugerah Terindah Tegaknya Syariat Allah

Prof. Dr. Syahrizal Abbas, M.A, 

 Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh

PENGANTAR | Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menuju kota Madani, kota yang di mimpikan warga kota Banda Aceh. Contoh dengan upaya pemberian Penghargaan dalam bentuk Banda Aceh Madani Award 2014 kepada 30 penerima, dengan kategori seperti,  Bapak Pembangunan Kota Banda Aceh, The Best Implementator Pembangunan Kota Banda Aceh, dan The Best Community Leader. Selain itu juga ada kategori Polisi Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas, Pelestari Manuskrip Aceh, Pelestari Sejarah Gampong Pande, Inisiator Taman Edukasi Pemulung, dan Penghibah Tanah Titik Nol Banda Aceh serta banyak lagi lainnya. Apakah ini sudah cukup untuk menuju kota Madani dan Apakah pemerintah juga akan memberikan Award kepada Penggiat Penegak Syariat Islam, berikut petikan wawancara Wartawan Gema Baiturrahman  dengan Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, Prof. Dr. Syahrizal Abbas, M.A sebagia penerima Madani Award untuk katagori Penggiat Penegak Syariat Islam.
 

Apa pendapat anda soal  Banda Aceh Madani Award 2014 yang diberikan oleh Pemko Banda Aceh beberapa waktu lalu?Ya bagus, dari sisi itu dianggapa tidak ada masalah dan itu juga untuk mendorong memotivasi orang supaya secara bersama-sama untuk meningkatkan pelaksanaan syariat islam dalam semua aspek, apakah itu aspek ibadah, aspek muamalah, dan aspek moral. Penganungerahan itu sangat bagus, tidak berlebihan dan ini penting juga untuk diketahui oleh banyak orang, agar kita ini memiliki komitmen yang serius untuk melaksanakan Syariat Islam.

Kira-kira apa konstribusi nyata terwujudnya Kota Madani?
Sebenarnya tidak cukup jugan dengan seremoni penganungerhan, setelah itu selesai semuanya, tapi harus diwujudkan dalam kengiatan yang lebih baik dan lebih banyak lagi.  Selain itu mampu mendorong orang untuk betul-betul komit dan serius, bukan hanya pemerintah tapi seluruh komponen masyarakat, agar mereka bisa melaksanakan ajaran agama itu dengan baik, aktifnya kegiatan dan rutinitas di Masjid dan di Meunasah. Komunikasi yang baik dalam aktivitas sehari-hari juga baik, Muamalahnya juga baik, termasuk aturan berkendaraan di jalan, serta kesehatan, lingkungan juga harus baik.

Jadi, sekali lagi saya sampaikan bahwa anungerah itu saya pikir bagus untuk medorong memotivasi kita semua, tapi jangan hanya berhenti pada anungerah, itu simbol, hanya langkat saja, tapi sebetulnya yang lebih penting dari itu dengan simbol dan langkat itu harus memacu kita untuk serius lagi. Keluarga juga harus dibina, masyarakat juga harus dibina, harus serius dalam hal itu.

Selamat kepada yang sudah mendapatkan anungerah itu dari kota Banda Aceh dan dengan anungerah itu mudah-mudahan ini bisa mendorong kita semua untuk melakukan upaya-upaya dalam melaksanakan syariat Islam secara menyeluruh dibumi Aceh ini.
 

Apakah Pemerintah Aceh juga harus mencontoh Pemko untuk memberikan penghargaan kepada tokoh dan institusi dalam menuju Syariat Islam secara kaffah?

Bukan persoalan mencontoh tidak mencontoh, silahkan saja, tapi tentu Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh punya focus, punya pandangan yang lebih luas, bukan hanya aspek anungerah, tapi juga punya pandangan luas, bagaimana regulasi yang kita lakukan, bagaimana pembinaan komponen masyarakat, termasuk mualaf, dai perbatasan, kemuadian bagaimana mengkoordinir kabupaten dan kota, bagaimana meningkatkan kapasitas tokoh masyarakat untuk memahami syariah, Banyak pekerjaan lain yang mungkin yang kudrat yang harus dilakukan berkaitan dengan moral masyarakat kita. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjama sama untuk membumikan Syariat Islam secara kaffah di tanah Aceh ini.Indra