Ulama Aceh tak pernah kering
gagasan. Kali ini, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengagas perlu
disiapkan ulama yang ahli di bidang ekonomi. Dulu, di era MUI (Majelis Ulama
Indonesia) ulama Aceh dibawah pimpinan Prof A Hasymi mengagas peran ulama dalam
berbagai sektor pemerintahan. Ketika itu, MUI melatih dan memagangkan kader
ulama, sehingga mereka mampu bermitra dengan berbagai instansi pemerintah.
Menyiapkan kader ulama yang ahli di bidang ekonomi sebenarnya bukan
hal baru. Hal ini dapat dilihat dari adanya jurusan muamalah dan iqtishad di
UIN dan STAIN, misalnya. Dengan pendidikan UIN dan STAIN juga telah menyiapkan
kader ulama ekonomi. Selama ini telah banyak “ulama ekonomi” yang menjadi dosen
di kampus itu.
Karena itu, melihat tantangan dan
harapan mengisi syariat Islam kaffah, dipandang perlu menyiapkan sebagian ulama
yang memilih konsentrasi di bidang mualamah dan ekonomi syariah. Apalagi Aceh
dihadapkan pada kenyataan: ulama belum maksimal mengawasi praktek ekonomi dan
perbankan syariah yang disinyalir belum sepenuhnya syariah.
Kita menyambut baik gagasan MPU
Aceh melahirkan lebih banyak ulama yang paham muamalah dan ekonomi, sehingga mampu berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi Islam di Aceh. Hanya saja, kita ingatkan, program ini
tidak bersifat eksklusif dan penuh interes, tapi dilakukan dengan rekrutmen
yang terbuka, tanpa membedakan paham keislaman yang dianut calon kader.
Demikian juga dalam merancang
kurikulum dan silabus “Sekolah Ulama Ekonomi” ini patut dipertimbangkan
kebutuhan pasar, sehingga kemampuan alumni yang disiapkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Misalnya, mereka mampu berperan sebagai pengawas syariah
pada bank syariah, simpan pinjam perempuan (syariah) PNPM, koperasi syariah dan
Baitul Qiradh.
Selain menguasai muamalah,
ekonomi Islam dan praktek perekonomian ummat, ulama ekonomi perlu dibekali
entrepreneurship, sehingga mereka memiliki sikap dan wawasan bisnis. Menyadari
bahwa mengelola bisnis bukanlah akvitas sosial atau mengelola yayasan yang sifatnya
nonprofit. Mereka mampu membedakan ekonomi Islam dengan kapitalisme dan
sosialisme.
Mendidikan ini memang masih
gagasan dan dalam perancangan, untuk ini, MPU dapat bekerjasama dengan pakar di
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN, Jurusan Ekonomi Islam FE Unsyiah dan
pakar pendidikan di FKIP Unsyiah. Hal penting lainnya, meyakin pemerintah untuk
menyediakan anggaran yang cukup, sehingga program mulia ini dapat dilaksanakan
dan berkelanjutan.Sayed Muhammad Husen
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !