Ekonomi diterjemahkan sebagai salah satu ilmu sosial
yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Sebagai makhluk sosial juga
bertindak selaku makhluk ekonomi, pada dasarnya manusia selalu menghadapi
masalah ekonomi.Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan, memperoleh
keuntungan, memperoleh penghargaan, memperoleh kekuasaan serta mendaptkan
status sosial atau untuk menolong sesama.
Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia
adalah bahwa kenyataan kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sementara
alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Selain manusia sebagai mahluk
sosial namun dalam Islam manusia sebagai religius, tidak egois dengan
mengendepankan kepentingan dan kebutuhan individu semata. Islam memandang dalam
menangani masalah ekonomi, tetap menentukan skala prioritas, tiap kebutuhan
dituntun dengan nilai Islam, dan terpenting adalah sistem dan mekanisme sesuai
dengan etika quran dan hadits.
Karena ekonomi Islam dianggap begitu penting dalam
kehidupan umat saat ini. Untuk itu, majelis Permusyawaratan Ulama (MPU)
Provinsi Aceh kembali menggelar Muzakarah dan lokakarya selama dua hari, yaitu
tanggal 13-14 Mei di Gedung Serbaguna Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba, Komplek MPU
Aceh Lampeunuerut, Aceh Besar.
Selama dua hari itu, muncul sejumlah persoalan
rakyat aceh yang terabaikan begitu saja. Pemerintah Aceh, eksekutif dan
legeslatif seperti tidak dapat berbuat apa-apa, untuk menindak lanjut sejumlah
banyak soal-soal ekonomi dan kebutuhan masyarakat saat ini.
Islamkan BankAceh
Dalam
sesi tanya jawab dengan para peserta lokakarya, Ketua Prodi Ekonomi Islam
Univeristas Syiah Kuala, M Sabri A Madjid, Mantan Direktur Utama Bank Aceh (BPD
Aceh-red) H Syamsunan Mahmud, mengusulkan kepada Ulama dan umara di aceh untuk
mengislamkan Bank Aceh. Rakyat Aceh itu indentik dengan ajaran Islam jadi,
secara otomatis Bank Aceh juga harus beroperasi sebagai Bank Islam. Sistem dan
kinerja perbankan harus dijalankan sesuai dengan aturan perbankan Islam. Jangan
dijalankan setengah-setengah.
Syamsunan
berkisah, bahwa jauh-jauh hari, wacana mengislamkan bank ber-plat merah
itu.menurutnya, itu sudah direncanakan sejak ia menjabat sebagai Dirut, sebelum
digantikan Amniullah Usman. Dalam paparannya ke forum lokakarya, usulan
Gubernur saat itu, menjelang masa berakhir jabatannya di Bank tersebut, untuk
beroperasi sebagai Bank Islam.
Menanggapi
soal itu, Shabri mengaku bahwa persoalan Bank Aceh sekarang membutuhkan good
Will (keinginan baik) dari pemerintah Aceh sekarang.Jika pemerintah Aceh,
eksekutif dan legislatif punya iktiqad baik, menurut dia itu sangat mudah untuk
mengislamkan Bank milik rakyat aceh itu. Apalagi, jelas Shabri dalam beberapa
kajiannya menyangkut perbankan Islam, Indonesia sebagai negara berjumlah
penduduk muslim terbanyak di dunia, akan tetapi saat ini indonesia tidak masuk
dalam 15 besar negara yang punya aset perbankan syariah. dan Aceh harus
mengambil peran tersebut.
Kedepan,
Shabri berharap dengan mengoptimal peran ulama aceh bersama pemerintah harus
perkuat bidang ekonomi islam. Baik dengan mempersiap kebutuhan sejumlah
regulasi, memperbanyak sejumlah usaha mikro dan memanfaatkan sumber dana dari
Zakat, waqaf, infaq dan tabungan haji.
Ekonomi Merdeka
Wakil
ketua MPU Aceh, Tengku H Daud Zamzami dalam khutbah penutup acara muzakara itu
menjelaskan bahwa pelaksanaan Syariat Islam di Aceh selama ini dinilai sudah
berjalan dengan bagus, tapi masih pada tahapan mengatur soal mesum dan khalwat,
aturan dan tata cara berbusana, itu pun masih berjalan belum maksimal
sepenuhnya.
Kalau
ekonomi aceh masih bersekutu dengan ekonomi sistem konvensional, itu artinya
belum disebut ekonomi kita belum mandiri. Di setiap pelosok, rakyat dan ummat
kita masih sangat minim pengetahuannya tentang perbankan syari’ah, sehingga
terkesan acuh tak acuh untuk menyimpan uang mereka di Bank Syari’ah.
Hasil
yang baik diharapkan dalam lokakarya kali ini, agar antara Ulama dan Umara
punya padangan yang sama dan saling mendukung untuk pengembangan ekonomi aceh
berbasih syari’at islam. Diakuinya, sampai saat ini di Aceh tugas dan wewenang
Ulama sangat minim dimanfaatkan oleh pemerintah. Baik dalam bidang perencanaan,
pelasanaaan dan pengawasan, sangat-sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali.
Padahal,
rasulullah, jelas menyebutkan ada dua golongan manusia, bila dua golongan itu
baik, maka baiklah seluruh manusia, jika dua golongan itu tidak baik, maka
tidak baiklah seluruh manusia. “Kita boleh sebutkan sudah bebas dan merdeka
tapi masih secara fisik, namun kalau kemandirian secara ekonomi belum terwujud,
jelas kita belum merdeka.” Pungkas Abu Daud sebelum menutup lokarya.
Panitia
Pelaksana Muzakarah, Thabrani, SH mengatakan Lokakarya Ulama-Umara bidang
muamalah dengan kali ini adalah menghadirkan, sejumlah praktisi dan akademisi
yang terlibat sebagai pelaku dan pengambil kebijakan dalam ekonomi islam. Menurut
panitia, lokakarya Ulama-Umara bidang Muamalah, Majelis Permusyawaratan Ulama
(MPU) Aceh, kemarin. bertujuan untuk menyatukan pandangan, visi dan misi para
ulama dengan uamara di Aceh, sehingga tercapai sebuah persepsi bersama untuk
masalah ekonomi syari’at di Aceh. Dengan adanya persamaan, kata Thabari akan
lebih mudah untuk memajukan dan menggerakan potensi-potensi ekonomi yang ada
saat ini, sperti perbankan, baitul mal, dan pemerintah bersama stakeholder yang
lain.
Pada
hari pertama dibahani dengan tiga pematri. Sesi perdana tampil Dr Nazaruudin
AW,MA, Dekan Fakultas Syariah dan ekkonomi Islam, UIN AR Raniry Banda Aceh dengan
mengankat thema,Ekonomi Islam sebagai solusi ekonomi Ummat, kajian potensi
Pengembangannya di Aceh. Pada jam setelah rehat, tampil Kepala Dinas Pendidikan
Aceh,Drs. Anas M Adam, M.Pd dengan judul makalahnya, Model Penyelnggaraam
Pendidikan Ekonomi Berbasis Masyarakat dan Life Skill di Aceh. Pada
sesi terakhir, Suparno, STP pengusaha
Ayam Lepas membawa materi, Negeri Syari’at Minim Pengusaha, Tanya Kenapa?
Tampil
pada hari kedua, ketua program pendidikan (Prodi) Ekonomi Islam Universitas
Syiah Kuala, Dr M Shabri Abd. Madjid,
M.Ec, Shabri yang juga lulusan Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia ini
mengangkat topik, Ekonomi Islam dan Pembinaan Ummat di era Globalisasi, Studi
komperatif antar negara.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !