RASULULLAH SAW adalah manusia yang paling sempurna akhlaknya. Allah Azzawajalla memujinya dalam al-Quran surah Al-Kalam ayat 4: Wa innaka laalla khuluqin ‘azim (Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang luhur). Dalam hadits Rasulullah menyebutkan; Sesungguhnya aku diutus untuk menyepurnakan budi pekerti yang mulia.(HR: Malik).
Para shahabat, anak para shahabat, ulama tabi’ dan tabi’in, ulama shalaf (mutaqaddimin) dan khalaf (mutaakhkhirin) semuanya mengikuti akhlak Nabi yang mulia. Mereka sangat malu melakukan hal-hal yang menyimpang dari akhlak yang diwariskan oleh Nabi. Kemudian datanglah sebuah zaman yang galau, akhlak rusak karena tidak ada lagi orang yang menjaganya. Ahli Tafsir Sayid Qutub menyebutkan zaman itu sama dengan “Jahiliyah Modern”.
Kriteria Jahiliyah Modern antara lain; Tauhid mereka menyimpang dari kebenaran, fikih mereka bercampur bid’ah, tasauf mereka ghairu mu’tabarah (sesat), akhlak mereka tidak karuan, dan peradaban mereka kebarat-baratan. Orang-orang kaya diantara mereka tidak bisa melepaskan diri dari makan riba, orang-orang miskin dari mereka banyak yang putus asa, lalu terjerumus dalam perbuatan keji dan mungkar (kriminalitas).
Zaman jahiliyah modern ini harus berakhir di tangan kita generasi muda. Mari kita tingkatkan dakwah islamiyah lewat mimbar (lisan), lewat media (tulisan), lewat kekuasaan (jabatan). Mari kita gunakan manhaj (metode) Rasulullah SAW dalam mengajak manusia ke jalan Islam yang diridhai Allah SWT. Dalam perjuangan memang tidak mulus, pasti banyak rintangannya. Ketabahan dan kesabaran sangat diperlukan.
Almarhum Syeikh Muhammad Al-Ghazali pengarang kitab “Khuluqul Muslim” menyatakan; Inti akhlak Islam yang mulia mulai diterapkan oleh bangsa-bangsa Kristen di Eropa, ternyata kriminalitas di negeri-negeri mereka berkurang drastis, sebaliknya di negara-negara yang mayoritas islam, penerapan akhlaqul karimah diabaikan, maka mereka menuai kriminalitas yang tinggi.
Aneh bin ajaib, pemilik Akhlkaqul Karimah (orang Islam) tak mampu menciptakan suasana negeri mereka yang aman dan damai sedangkan negeri-negeri kafir yang meminjam konsep akhlak Islam mereka lebih berperadaban dari negeri-negeri Islam. Mereka adalah masyarakat yang memuliakan tamu, disiplin, tidak ingkar janji, pekerja keras, takut sama utang, anti korupsi, anti zina dan narkoba. Nah bukankah semua itu pengamalan dari akhlak Islam yang universal?
Sebuah catatan dari Abdel Hamid Aljawad, mahasiswa Mesir yang kuliah di Tel Aviv, Israel perlu kita camkan.”Saya kuiliah di negeri Yahudi. Saya menyaksikan mereka sangat serius dan disiplin, mereka memiliki moral yang baik, tidak ada maling di sana, tidak ada pengemis, dosen-dosen Yahudi itu mengajarkan moral, melarang mahasiswa nonton televisi yang suka mendedah aurat seperti televisi negeri-negeri islam di Timur Tengah. Menurut ilmu jiwa, pelajar dan mahasiswa yang suka melihat aurat di televisi mereka tidak cerdas dan bermoral rendah.
Khusus di Aceh, membangun akhlak bangsa yang mulia, kita masih butuh qanun-qanun pendukung untuk memperkuat syariat Islam kaffah. Ini tugasnya anggota DPRA, ulama dan umara. Rakyat harus patuh menjalankan syariat, jika ada yang melanggar wajib menjalankan hukuman. Saya punya keyakinan yang teguh, hanya dengan syariat islam kaffah, akhlak yang mulia (Akhlaqul Karimah) bisa terwujud dengan sendirinya. Sebaliknya bila syariat islam tidak dijalankan secara kaffah, akhlaqul karimahpun mustahil terlaksana.
Akhirulkalam, kita ingat kembali pesan penyair Islam Syaiqi Beyk (Mesir): Sesungguhnya sebuah bangsa akan jaya apabila memiliki akhlak, dan sebuah bangsa akan hancur karena hancurnya akhlak. Penyair yang lain Mustafa Al-Ghulayaini (Suriah) berkata; bangsa-bangsa besar telah hancur karena kesombongan dan lupa kepada kesopanan, bangsa-bangsa kecil akan muncul menuju kejayaan karena mereka berilmu dan berakhlak mulia. H. Ameer Hamzah
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !