Uang dalam kehidupan duniawi
sangat bermakna sebagai alat tukar
menukar untuk membeli barang atau jasa. Seringkali uang atau ekonomi
menjadi permasalahan serius dalam kehidupan anak manusia. Baik yang
kelebihan uang atau kekurangan uang.
Untuk mneghindari berbagai
persoalan ekonomi dalam kehidupan, tentunya perlu memahami tentang kebutuhan
uang. Pemahaman tersebut harus ditanamkan
sejak dini. Sehingga anak -anak memahami makna kebutuhan dalam penggunaan uang,
agar tidak tumbuh menjadi pribadi yang konsumtif dan materialistis. Karenanya
penting bagi orangtua untuk melatih kecerdasan finansial anak sebaik mungkin.
Seto Mulyadi yang akrab disapa
Kak Seto, sebagai seorang fisikogi anak
mengatakan sebagaimana penulis kutip
dalam media kompas online, kecerdasan finansial bisa dikenalkan pada
anak sejak balita. “Kecerdasan finansial perlu dikenalkan di usia dini, sejak
balita pun bisa agar anak bisa mengelola uang dan mengambil keputusan tepat
tentang keuangan. Menurutnya, banyak anak
materialistis karena tidak dikembangkan kecerdasan finansialnya. Ajaran tentang
uang ini maknanya luas, bukan sekadar mengenalkan nilai uang, namun penggunaannya.
Barang dan jasa diperoleh dengan
uang, sehingga ada kesadaran dalam diri seorang anak jangan sampai minta ini
dan itu tanpa kebutuhan yang menddesak.
Orang tua perlu memberi pemahaman pada anak bahwa barang yang diinginkannya
ada kaitannya dengan uang. Tentumya
untuk mendapatkan uang haus berkerja
keras dan uang tidak bisa difoya-foyakan
untuk membelikan kebutuhan yang tidak begitu penting.
Melatih kecerdasan finansial
kepada anak termasuk dengan memberikan pemahaman bahwa anak harus menabung jika
ingin membeli sesuatu. Selain itu juga
memberi pemahaman bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda
dalam membeli barang atau benda tertentu. Sehingga anak paham, saat temannya
memiliki barang bagus,tentunya bahwa
temannya punya kemampuan lebih dibanding dirinya atau anak-anak lain. Dengan
memahami setiap orang berbeda, anak pun tak merengek meminta barang yang sama
dengan temannya, padahal orangtua tak mampu membelikannya.
Kecerdasan finansial juga
termasuk memahami penghematan, menabung, dan menahan keinginan yang tidak
begitu dibutuhkan. Orangtua punya andil besar dan tanggung jawab dalam menanamkan kebiasaan ini. Orang tua sebagai teladan utama dalam
membiasakan anak untuk menjadi pribadi
yang cerdas dalam penggunaan uang.
Orangtua bisa melibatkan anak
dalam perencanaan keuangan yang terkait dengan kebutuhan mereka dan memberikan masukan dan saran yang
akan membentuk seorang anak menjadi pribadi yang bijak dalam pengelolaan uang.
Sehingga anak perlahan memahami bahwa ia harus mengelola uang dengan baik,
menahan diri dari berbagai keinginan dan menyesuaikan dengan kemampuan.
Kecerdasan finansial juga bisa
dilatih melalui permainan. Cara ini lebih ramah anak, karena anak-anak memahami
keuangan melalui bahasa mereka, menyesuaikan dengan dunia anak-anak yang
menyenangkan. Orang tua sebagai pribadi yang paling dekat dengan anak harus
bisa menjadi sahabat anak dan
memperkenalkan uang pada mareka dengan cara yang ramah melalui permainan.
Jika anak anak sudah terlatih
kecerdasan finansialnya sejak dini dan lebih memahami etika, saat dewasa mereka
takkan terlibat dalam masalah utang. Tak adanya kecerdasan finansial dalam diri
individu juga memiliki dampak sosial. Sebagai contoh masalah korupsi, terlilit
utang, termasuk sogokan untuk mendapatkan sesuatu, berawal dari tidak adanya
kecerdasan finansial dalam diri individu.
Sebagai orang tua, tidak ada kata
terlambat untuk memulai memberikan
pemahaman kecerdasan ekonomi kepada anak-anak, sehingga adanya perubahan dimasa
mendatang dan kita semua berharap akan
hilang kebiasaan korupsi dan sogokan dalam melakukan suatu perkerjaan. Marilah
kita mendidik generasi bangsa untuk lebih mencerdasi dalam hal penggunaan
finansial.Fauziah Usman/dbs
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !