Jika Tak Berinovasi akan Digilas Globalisasi

Jamaluddin, S.T - Ketua KNPI Aceh

Apa arti pemuda bagi Anda?
Pemuda merupakan tumpuan harapan bagi  nusa dan bangsa.

Bagaimana Anda menilai pemuda di zaman sekarang?
Pada umumnya pemuda zaman sekarang baik, namun ada juga yang masih harus terus dibimbing. Supaya lebih berkarakter sebagai pemuda pemegang estafet masa depan.

Di zaman sekarang kita melihat identitas pemuda Aceh sudah menipis, bagaimana tanggapan Anda?
Ada yang harus dibina supaya berkarakter, juga ada yang harus diselamatkan baik dari persoalan ketergantungan pada narkoba, pergaulan bebas bahkan pendangkalan aqidah.

Apakah pemerintah Aceh sudah memfasilitasi pemuda Aceh sesuai dengan hobi, kepandaian dan keinginan mereka?
Pemerintah sudah melakukannya. Namun sesuai dengan kemampuan anggaran yang ada tapi perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Ke depan perlu ditingkatkan lagi baik dari pembinaan maupun fasilitas bahkan perlu dibangun fasilitas yang hingga saat ini belum ada di daerah kita. Sebenarnya Aceh saat ini sedang ada dana otsus dan dana tersebut 8 tahun lagi akan tidak ada lagi, maka jika pemerintah kurang kreatif mengelola bisa hilang kesempatan. Sebenarnya jika kita ada inovasi saat ini pemerintah RI lewat APBN juga bisa kita penuhi fasilitas kepemudaan baik untuk meningkatkan fasilitas yang sudah ada maupun fasilitas yang belum ada hingga saat ini  untuk pemuda sesuai dengan hobinya.

Apa harapan Anda kepada pemuda Aceh sebagai calon pemimpin masa depan?
Lakukan investasi dari sekarang. Investasi di sini artinya perjuangan, terutama investasi waktu. Ingat waktu satu detikpun tidak akan kembali, maka manfaatkan sebaik mungkin sesuai dengan profesi kita masing-masing. Segera lakukan perencanaan yang matang kemudian lakukan sesuai dengan kemampun kita dan tingkatkan Insya Alah kita pasti bisa. Satu lagi walaupun hari ini kita kadang kekurangan anggaran lewat APBA, namun sebenarnya kita sedang kelebihan dana kenapa karena saat ini Aceh, Papua dan Papua Barat sedang ada bantuan dana otsus sebesar 2% dari APBN dan ini tinggal 8 tahun lagi. Coba bayangkan ketika nanti dana ini sudah tidak ada lagi. Maka manfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.

Bagaimana dengan pengaruh gloibalisasi terhadap pemuda?
Pemuda jika tidak berinovasi akan digilas oleh globalisasi. Saat ini di depan mata AFTA di mana masyarakat Asean dengan mudah masuk ke polosok negeri kita untuk bekerja di banyak bidang dan di saat bersamaan Aceh juga sudah tidak ada lagi yang namanya dana Otsus kalau kita tidak siap berarti, kita siap untuk menjadi buruh di negeri sendiri. Maka untuk itu  mari kita bangkit dari sekarang. (Indra)