Surat Al-An'am ayat 32 Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memahaminya?
Dalam al-Qur'an, sifat fana
kehidupan di dunia ini disebut dengan berbagai penyebutan. Kata yang paling
populer adalah 'senda gurau'. Pada ayat lain disebutkan bahwa kehidupan dunia
adalah 'perhiasan', 'memperbanyak materi', 'adanya kebanggaan'. Penyebutan
tersebut menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini akan berakhir.
Demikianlah penegasan Allah untuk
mengingatkan kembali manusia bahwa ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk
menghadapi kehidupan akhirat. Orang-orang yang tidak beriman menganggap bahwa
kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sebenarnya. Dalam persepsi mereka,
bahwa kehidupan di dunia ini, seharusnya dinikmati, karena tidak ada lagi
kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Persepsi seperti ini adalah keliru,
karena Allah telah menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanya sesaat saja
dan juga kehidupan yang penuh senda gurau. Tidak lebih.
Namun orang yang beriman
beranggapan bahwa kehidupan di dunia adalah hanya sementara, padahal terdapat
kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat, dengan demikian, harus
dilakukan usaha yang benar untuk dapat menjalani kehidupan di akhirat kelak.
Yaitu keimanan dan amal saleh,
sehingga di akhirat kelak akan mendapatkan syurga Allah. Sedangkan kekafiran
dan amalan yang tidak baik akan menyebabkan seseorang masuk ke dalam neraka.
Kehidupan di dunia terus berjalan maju, tidak berjalan mundur. Semuanya
mengikuti proses alam yang disebut sunnatullah. Kehidupan di dunia ini dibatasi
oleh ruang dan waktu, saat umur bertambah tua, maka pasti kehidupan seseorang
tersebut akan berakhir.
Di sinilah permainan yang
sebenarnya. Allah menyatakan bahwa, bagi orang beriman sebaiknya lebih
mengutamakan kehidupan akhirat. Namun, bukan berarti bahwa orang beriman dalam
kehidupannya tidak perlu kepada materi, karena untuk menghindari senda gurau
dunia, haruslah dengan ibadah saja. Anggapan ini tidak tepat, karena dalam
banyak hal, peribadatan membutuhkan materi, seperti naik haji, zakat dan
sebagainya.
Namun, materi tersebut seharusnya
membuat manusia terlena sehingga mencari kebutuhan materi sampai-sampai
melupakan kehidupan akhirat. Namun, yang mengherankan, konsep bahwa kehidupan
adalah 'permainan' bahkan dilakukan oleh orang kafir dengan melakukan ibadah
dengan cara-cara 'permainan'. Sehingga dalam literatur keislaman disebutkan,
bahwa orang-orang musyrik melakukan ibadah shalat dengan bermain-main juga.
Pada akhirnya, Allah menjanjikan kepada orang yang
bertaqwa, bahwa hanya kehidupan akhirat lebih baik dan lebih utama dari pada
kehidupan dunia. Dengan demikian, melakukan ibadah dan amal saleh adalah kunci
untuk mendapat kebahagiaan di akhirat kelak.
Prof. Dr. Tgk H. Azman Ismail MA
Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !