Drs. Amiruddin Husin
Ka Kankemenag Kota Banda Aceh
Pengantar
Sebagian jamaah haji dari
berbagai belahan dunia telah meninggalkan Tanah Suci Mekkah. Demikian pula
jama’ah haji Indonesia
dari berbagai embarkasi, termasuk jama’ah haji Aceh pun akan kembali ke
nanggroe tercinta. Khusus jama’ah haji Kota Banda Aceh, berikut wawancara Gema
dengan Drs. Amiruddin Husin Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh
terhadap proses pemulangan jama’ah haji tahun ini.
Apa informasi terakhir jama’ah haji Kota Banda Aceh?
Jama’ah haji Aceh akan tiba di
tanah air pada 9 November 2013 mendatang. Khusus untuk jama’ah haji Kota Banda
Aceh akan tiba pada tanggal 10 November. Banda Aceh bergabung dalam tiga kloter
yaitu kloter 2, kloter 7 dan kloter 8. Total jama’ah haji Kota Banda Aceh yang
kembali 440 orang jama’ah. Insya Allah mereka akan kembali dengan selamat di
ibukota Provinsi Aceh ini.
Bagaimana dengan proses pulang atau penyambutannya?
Biasa memang, kalau pengantaran
itu kita lakukan secara resmi, masyarakat juga antusias untuk mengantar.
Menyambut kepulangan Tamu Allah ini yang dosa-dosanya telah dihapuskan, kita
harus semangat. Tidak beda dengan proses pengantaran calon jama’ah haji. Cuma
untuk penjemputan, umumnya jama’ah haji itu maunya pulang cepat-cepat ke rumah
masing-masing, karena keluarganya sudah menunggu di rumah. Makanya ketika
sampai ke embarkasi haji, kemudian telah selesai administrasi semuanya maka
keluarga mereka menjemput langsung untuk dibawa pulang. Sehingga kita tidak
bisa berbuat untuk acara seremonial layaknya penyambutan proses pengantaran. Ini
wajar, karena sudah 42 hari mereka berpisah dengan keluarga.
Lantas apa tidak diupayakan untuk penyambutan secara khusus, katakanlah
di bandara misalnya?
Kita akui penyambutan di bandara
itu, tempat steril. Artinya terbatas orang masuk ke sana. Kecuali petugas bandara. Kalau petugas
asrama haji, setelah seleasi administrasi semuanya hingga pembagian air zamzam.
Artinya kami petugas daerah menjemput hingga di asrama haji pada PPIH Aceh.
Kemudian PPIH menyerahkan ke Kabupaten Kota masing-masing. PPIH Kabupaten Kota
seperti kami kemudian menyerahkan kepada keluarga secara langsung. Jadi, tidak
mungkin bersama karena sudah ada keluarga masing-masing.
Tapi ada juga daerah lain selain Kota Banda Aceh, jama’ah hajinya
selain diantar juga dijemput dengan pengawalan. Bagaimana ini?
Sebenarnya sama. Mengantar dan
menjemput jama’ah haji sama-sama dikawal. Dalam aturannya, Pemerintah Kabupaten
Kota soal haji ini sebagai koordinator dan Kemenag adalah staf pelaksanaan haji
di daerah. Penjemputan dan pemulangan jama’ah haji adalah tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten dan Kota
bersama Pemerintah Provinsi. Biasanya Pemda hanya mengantar jama’ah haji hingga
ke asrama haji, kemudian waktu penjemputan mestinya berlaku hal yang sama. Tapi
karena ada alasan psikologis jama’ah yang sudah lama meninggalkan keluarga maka
amat sulit bagi kami membawa pulang bersama-sama.
Bagaimana langkah pembinaan jama’ah haji yang dilakukan pemerintah
pasca kepulangan haji?
Ya saya teringat ada motto IPHI,
Haji Sepanjang Hayat. Kemenag sudah melakukan penyelenggaraan haji dari tahun
ke tahun agar ada peningkatan kualitas pelayanan. Katakanlah ada jaminan
kualitas haji, seperti ke Arafah-Mudzalifah, Mina termasuk ziarah ke Madinah
itu, serta ada jaminan sempat melakukan ibadah haji arbainnya. Artinya selesai
melaksanakan rukun haji secara sempurna, sunnat-sunnat haji secara sempurna,
hingga ke rumah masing-masing, kita mendorong pembinaan pasca ibadah haji.
Sehingga haji ini dipastikan menjadi haji yang mabrur.
Konkritnya?
Sosok haji harus nampak di dalam
masyarakat, bagaimana mereka berpengalaman sudah melaksanakan shalat di Masjid
Nabawi, memburu kelebihan 1000 kali shalat dari daerahnya. Ditambahnya pacuan
shalat arbain empat puluh waktu tidak pernah tinggal. Kemudian saat kembali ke
tanah air jama’ah haji itu selalu menjaga shalat berjama’ahnya di masjid atau
meunasah. Selain itu, juga kita dorong jama’ah haji sepulang dari tanah suci
untuk menjadi sosok yang menjunjung tinggi kebersamaan sebagaimana dipraktekkan
dalam ibadah haji, dimana pakaian sama, makan bersama dan sebagainya.
Terakhir, ada harapan khusus buat jama’ah?
Ya, kita harapkan juga masih
adakah keinginan pasca haji di daeranya menghalau syaithan-syaithan yang dalam
Al Quran terdiri dari jin dan manusia. Sehingga jama’ah haji tidak lagi
mengikuti jejak-jejak syaithan. Ikutilah jejak-jejak Allah dan Rasulullah,
jejak Nabi Ibrahim AS, jejak Nabi Ismail AS sehingga menghasilkan keshalehan
sosial. (ridha yunawardi)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !