
Kini, Ramadhan yang indah itu telah berlalu dari hadapan kita. Suasana mudik yang kerapkali mewarnai lebaran Idul Fitri telah berakhir, termasuk juga di Aceh. Lepas rindu di kampung halaman bersama orangtua, saudara, dan kerabat terdekat juga tuntas. Masing-masing telah kembali pada aktivitas keseharian bersamaan dengan berakhirnya liburan lebaran. Namun, yang tetap diharapkan dari sosok umat Islam adalah, begitu Ramadhan berlalu hendaknya kita semua tetap istiqamah dalam berbuat amal kebaikan, sebagaimana yang begitu semarak dilaksanakan selama Ramadhan. Salah satu anjuran agama adalah dengan melanjutkan puasa enam hari di bulan Syawwal.
Jika selama Ramadhan, masjid dan meunasah dipenuhi jamaah shalat wajib, shalat sunat tarawih serta witir, tadarus al-Qur'an, dan ceramah agama oleh para pendakwah, maka sejatinya, semangat spiritual itulah yang harus tetap kita gelorakan dalam menjalani 11 bulan pasca-Ramadhan. Ini artinya, semangat Ramadhan tetap terpatri dalam jiwa dan aktivitas keseharian setiap umat Islam. Rajin membaca dan mengaplikasikan ajaran al-Qur'an dalam hidup sehari-hari. DI samping itu, teruslah bergiat diri dalam hal-hal yang terpuji serta hindari segala bentuk kemaksiatan dan perilaku tercela.
Begitu pula dengan amal sosial kita. Tetaplah membantu dan peduli pada orang-orang tak mampu yang ada di kiri-kanan rumah kita. Masih banyak anak yatim, orang miskin, dhuafa, dan orang lanjut usia di daerah tercinta ini. Mereka butuh empati dari saudara-saudaranya yang mampu. Sangat mulia, jika kita yang kebetulan diberi rezeki agak lebih dibanding mereka yang lemah tersebut, dapat menyantuni dan memberikan bantuan. Begitu ajaran agama Islam. Fastabiqul Khairat. Berlomba-lombalah dalam meraih nilai kebaikan dan keridhaan Allah SWT. (hil)
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !