Surat al-An'am ayat 1 : Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Al-Quran memiliki keistimewaan dalam memulai awal surat. Mayoritas ayat dimulai dengan pujian kepada Allah swt. Hal tersebut mengajarkan kita, bahwa dalam memulai segala sesuatu dan mengakhiri segala sesuatu kita seyogyanya tetap menjadikan Allah sebagai sandaran, baik itu sebagai bentuk penyandaran diri kepada Allah saat melakukan sesuatu (dengan lafadz bismillah), maupun sebagai tempat untuk mengembalikan semua hasil yang kita gapai (dengan lafadz Alhamdulillah).
Allah swt dalam memperkenalkan kekuasaan-Nya kepada umat manusia selalu menyatakan bahwa kekuasaan-Nya meliputi batas kemampuan inderawi manusia, yaitu penjelasan tentang 'samaawaat' (lapisan langit) dan 'ardh' (bumi). Kemudian Allah swt membatasi kemampuan dalam membantah kekuasaan Allah swt itu dengan penciptaan Allah swt yang lain, yang menjadi faktor penentu keberlanjutan kehidupan di muka bumi yaitu dengan istilah 'zhulumaat' (kegelapan) dan 'nuur' (cahaya). Empat dimensi yang masing-masing memiliki keterkaitan ini merupakan i'jaz (hal yang mampu melemahkan) terhadap kekuasaan manusia.
Dengan demikian, apalagi yang harus disombongkan manusia? Allah swt memiliki kekuasaan terhadap semua yang mereka kenal, lihat, rasakan dan semua yang mereka pikirkan. Tak ada yang luput dengan apa yang dijelaskan oleh empat dimensi kekuasaan Allah swt tersebut.
Namun, di akhir ayat disebutkan bahwa ada segelintir orang yang mempersekutukan apa yang diperkenalkan Allah swt sebagai bukti penciptaan-Nya, dengan sesembahan yang tidak memiliki kekuatan apapun. Ini adalah sebuah ironi, membandingkan sang maha pencipta dengan tuhan yang mereka buat dan mereka sembah sendiri. Ini adalah sebuah kebodohan, kesesatan dan kezhaliman yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Termasuk dalam hal ini, manusia-manusia yang mengikuti hawa nafsunya, memperbanyak harta, kekuasaan duniawi dan berbagai kesenangan kehidupan materi dengan melupakan Allah swt sebagai pencipta-Nya. Na'udzu billahi min dzaalik.
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !