
Memilih pemimpin yang berkualitas adalah ibadah. Pilihlah pemimpin yang bisa mensejahterakan rakyat. Demikian pinta Pejabat Gubernur Aceh Tarmizi A Karim dalam tausiah singkat di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh Aceh Barat, sebagaimana direkam media online The Globe Journal Senin (19/3).
Mulai Minggu depan, atmosfir Aceh akan gegap-gempita dengan kampanye. Beragam warna partai politik menghiasi Tanoh Endatu. Inilah pesta demokrasi terbesar di dunia yang serentak digelar di 17 kabupaten/kota dan diikuti oleh lebih dari 100 pasangan.
Ada beragam respon masyarakat terhadap Pilkada kedua pasca Serambi Mekkah damai. Dari pesimis, optimis hingga tak peduli. Dari yang bersemangat menusuk calon idaman pada Senin (9/4) hingga yang sudah bertekad untuk menjadi golongan putih alias golput.
Ada seribu alasan mengapa mesti memilih di bilik suara. Demikian juga ada sejuta alasan untuk golput. Anda yang tidak memilih pada hakikatnya sudah memilih. Yakni memilih untuk tidak memilih. Ini negara demokrasi. Bebas memilih untuk mencoblos atau tidur pada hari pencoblosan itu. Yang haram adalah memaksa bahkan mengancam warga untuk memilih sesuai dengan keinginan preman dari partai politik tertentu.
Negara Indonesia sudah sepakat menetapkan demokrasi sebagai koridor untuk menetapkan bupati, wali kota, gubernur dan presiden. Peraih suara terbanyak dari masayarakatlah yang berhak duduk di tahta kekuasaan. Mencari pemimpin yang sempurna dari berbagai aspek adalah hal yang ideal. Tapi kenyataannya, kita nyaris gagal menemukan sosok itu. Tidak ada manusia yang mampu di berbagai bidang. Satu hal yang mesti dimiliki pemimpin yakni kearifan menetapkan kebijakan.
Dalam kontesk Pilkada Aceh, pilihlah pemimpin yang berkomitmen untuk menjalankan Syariat Islam. Hal yang utama melalui Syariat Islam terwujudnya daerah yang bebas manipulasi, pemimpin yang bisa menyatakan tidak pada korupsi. Hal ini bisa ditelusuri dari jejak-jejak calon bupati, wali kota dan gubernur selama ini.
Pilih pemimpin dengan mengamati apa yang dilakukan sebelum terpilih karena itu sudah dilakukan. Kandidat bupati, wali kota dan gubernur pasti berkampanye berbusa-busa agar terpilih maka dia akan melakukan begini-begitu. Itu harapan yang ditaburkan kepada pemilih yang tidak cerdas.
Intinya, pilihlah kepala daerah yang komit dalam penerapan syariat Islam yang hidup sederhana, bicara sesuai perbuatan dan sebagainya.
Rujukan terbaik memilih kepala daerah yakni melirik pada sosok yang dijamin masuk surga yakni pilihlah pemimpin selembut Abu bakar, sebijaksana Umar, sedermawan Usman, sepintar Ali, sederhana Bilal dan setegar Khalid.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !