
Terdapat senjang yang besar antara definisi produktif versi masyarakat kapitalis dengan produktif versi masyarakat Islam. Masyarakat kapitalis terbiasa membagi waktu dalam dua kategori : produktif dan konsumtif. Yang pertama dimaknai sebagai waktu untuk menghasilkan uang, sedang yang kedua diartikan sebagai waktu menggunakan uang. Dari sana mereka membagi hari dalam sepekan menjadi lima hari produktif dan dua hari konsumtif. Mereka mengumpulkan uang berbulan-bulan untuk kemudian dihabiskan pada bulan-bulan libur. Pusat kehidupan mereka adalah uang, dan nilai utamanya adalah kesenangan.
Sementara bagi masyarakat muslim, waktu adalah kehidupan yang digunakan seutuhnya untuk tujuan ibadah. Seluruh waktu harus digunakan untuk ibadah. Dalam pengertian yang holistik, ibadah menyangkut seluruh gerakan hati dan fisik. Sehingga proses produksi adalah ibadah dan proses konsumsi juga ibadah. Pusatnya bukan uang yang bertumpu pada kesenangan. Maka, dalam perspektif ini, membangun mental produktif bagi seorang muslim adalah membangun kesadaran bahwa aktivitas apa pun yang dilakukan mestilah dalam bingkai ibadah. Sehingga, caranya harus benar-benar sesuai dengan tuntunan Islam.
Setiap zaman memiliki tantangan. Di awal tahun baru masehi ini, kita saksikan masyarakat Aceh kembali dikeruhkan dengan teror penembakan. Korban jiwa berjatuhan dan didominasi oleh orang pendatang. Dengan tanpa mengurangi kewaspadaan terhadap berbagai kejahatan yang mungkin kembali terjadi, muslim Aceh di tahun 2012 mesti berfokus membangun mental produktif dalam dirinya. Sebab dengan mental inilah tujuan hidup manusia muslim akan tercapai. Seorang muslim, tidak akan menganggap hidup sebagai ajang untuk menunda kekalahan di hadapan kematian. Karena muslim sadar benar, bahwa hidup yang sekarang adalah jalan untuk menuju kehidupan yang lebih abadi; di surga atau neraka.
0 coment:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !